Saturday, April 7, 2012

Askep Abortus


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
           
            Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah “abortus” berarti mengeluarkan hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh. Menurut buku ilmu kebidanan, istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan (Wiknjosastro, 1991;h.302). Selain itu aborsi dapat juga didefinisikan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum fetus mencapai waktunya dan biasanya terjadi sebelum kehamilan mencapai umur 20-24 minggu.   
            Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut dilaksanakan secara berurutan, terus menerus, saling berkaitan dan dinamis. Agar dapat memberikan asuhan keperawatan sebaik-baiknya, perlu dilakukan penggajian dan pemberian intervensi  yang tepat. Kita juga mengetahui bahwa peran perawat yang paling utama adalah melakukan promosi dan pencegahan terjadinya gangguan kesehatan baik l, sehingga dalam hal ini perlu diberikan pendidikan kesehatan yang efektif guna meningkatkan kualitas kesehatannya.

A.    Rumusan Masalah

1.      Apa yang perlu dikaji pada klien dengan abortus?
2.      Apa saja diagnose yang muncul pada klien dengan abortus?
3.      Bagaimana intervensai dan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dengan abortus?



B.     Tujuan
a.         Tujuan umum
Adapun tujuan umum penyusunan makalah ini adalah mendukung kegiatan pembelajaran keparawatan System Reproduksi I khususnya tentang asuhan keperawatan pada klien dengan abortus serta melatih mahasiswa untuk berpikir kritis.
b.        Tujuan khusus


-          Untuk mengetahui dan memahami tentang pengkajian pada klien dengan abortus
-          Untuk mengetahui dan memahami tentang  diagnose yang muncul pada klien dengan abortus?
-          Untuk mengetahui dan memahami intervensai dan asuhan keperawatan yang diberikan pada klien dengan abortus

C.    Manfaat
            Mendapatkan pengetahuan tentang System Reproduksi I khususnya tentang asuhan keperawatan pada klien dengan abortus sehingga nantinya dapat mengembangkan pengetahuan tersebut dalam praktik keperawatan.






BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ABORTUS
A.    Pengkajian
            Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan bagi klien.
*      Data subjektif:
§  Biodata: mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi; nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- , lamanya perkawinan dan alamat
§  Keluhan utama: pada pasien dengan abortus, kemungkinan pasien akan datang dengan keluhan utama perdarahan pervagina disertai dengan keluarnya bekuan darah atau jaringan, rasa nyeri atau kram pada perut. Pasien juga mungkin mengeluhkan terasa ada tekanan pada punggung, mengatakan bahwa hasil test kencing positif hamil, merasa lelah dan lemas serta mengeluh sedih karena kehilangan kehamilannya.
§  Riwayat kesehatan, yang terdiri atas:
1) Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah Sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
2) Riwayat kesehatan masa lalu
§  Riwayat pembedahan: Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis pembedahan , kapan , oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.
§  Riwayat penyakit yang pernah dialami: Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya DM, jantung, hipertensi , masalah ginekologi/urinary, penyakit endokrin, dan penyakit-penyakit lainnya.
§  Riwayat kesehatan keluarga: Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut dapat diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat dalam keluarga.
§  Riwayat kesehatan reproduksi: Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala serta keluahan yang menyertainya
§  Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas: Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya.
§  Riwayat seksual: Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang digunakan serta keluahn yang menyertainya.
§  Riwayat pemakaian obat: Kaji riwayat pemakaian obat-obatankontrasepsi oral, obat digitalis dan jenis obat lainnya.
§   Pola aktivitas sehari-hari: Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.
§  Data psikososial.
-          Kaji orang terdekat dengan klien, bagaimana pola komunikasi dalam keluarga, hal yang menjadi beban pikiran klien dan mekanisme koping yang digunakan.
-          Status sosio-ekonomi : Kaji masalah finansial klien
§  Data spiritual: Kaji tentang keyakinan klien terhadap Tuhan YME, dan kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan
*      Data Objektif:
§  Sirkulasi: pada pasien abortus terdapat perdarahan pervaginam yang banyak sehingga dapat menimbulkan syok, pasien tampak pucat, akral dingin, tekanan darah mungkin menurun, nadi teraba cepat dan kecil, pasien tampak meringis atau kesakitan karena nyeri.
§  Breathing : Kaji pola nafas apakah bernafas spontan/tidak, nafas cepat/lambat. Kaji apakah ada sesak nafas/tidak, gerakan dinding dada simetris/asimetris, pola nafas teratur/tidak, auskultasi bunyi nafas normal/tidak, kaji frekuensi nafas serta penggunaan otot bantu pernafasan.
§  Circulation : pada pasien abortus terdapat perdarahan pervaginam yang banyak sehingga dapat menimbulkan syok, pasien tampak pucat, akral dingin, tekanan darah mungkin menurun, nadi teraba cepat dan kecil, pasien tampak meringis atau kesakitan karena nyeri
§  Integritas Ego: Dapat menunjukkan labilitas emosional dari kegembiraan sampai ketakutan, marah atau menarik diri klien/ pasangan dapat memiliki pertanyaan atau salah terima peran dalam pengalaman kelahiran. Mungkin mengekpresikan ketidak mampuan untuk menghadapi suasana baru. Pada pasien abortus kemungkinan terjadi kesadaran menurun, syncope, pasien tampak lemah.
§  Eliminasi: Kateter urinarius mungkin terpasang : urin jernih pusat, bising usus tidak ada. Makanan/ cairan: Abdomen lunak dengan tidak ada distensi pada awal.
§  Neurosensorik: Kerusakan gerakan pada sensori dibawah tindak anestesi spinal epidural.
§  Nyeri/ kenyamanan: Mungkin mengeluh ketidaknyamanan dari berbagai sumber: misal nyeri penyerta, distensi kandung kemih/ abdomen, efek-efek anestesi: mulut mungkin kering.
§  Keamanan: Jalur parenteral bila digunakan resiko terkena infeksi karena pemasangan infus dan nyeri tekan.
§  SeksualitasL: Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus.
*      Pemeriksaan fisik, meliputi:
§  Inspeksi adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas pada penglihatan tetapi juga meliputi indera pendengaran dan penghidung.
Hal yang diinspeksi antara lain:
Mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi, lesi terhadap drainase, pola pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan, bahasa tubuh, pergerakan dan postur, penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan fifik, dan seterusnya
§  Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan jari.
a)      Sentuhan: merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi uterus.
b)       Tekanan: menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, memperhatikan posisi janin atau mencubit kulit untuk mengamati turgor.
c)       Pemeriksaan dalam: menentukan tegangan/tonus otot atau respon nyeri yang abnormal
§  Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada permukaan tubuh tertentu untuk memastikan informasi tentang organ atau jaringan yang ada dibawahnya.
a)      Menggunakan jari: ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang menunjukkan ada tidaknya cairan , massa atau konsolidasi.
b)       Menggunakan palu perkusi: ketuk lutut dan amati ada tidaknya refleks/gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut apakah ada kontraksi dinding perut atau tidak
§  Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bentuan stetoskop dengan menggambarkan dan menginterpretasikan bunyi yang terdengar. Mendengar : mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan darah, dada untuk bunyi jantung/paru abdomen untuk bising usus atau denyut jantung janin. (Johnson & Taylor, 2005:39)


*      Sekunder Assessment
§  Eksposure: pasien tampak pucat
§  Five intervention: Tekanan darah menurun, nadi cepat dan kecil, suhu meningkat
§  Give Comfort: nyeri perut yang hebat, kram atau rasa tertekan pada pelvic
§  Head to toe: meliputi pemeriksaan fisik dan pemeriksaan ginekologi, menanyakan riwayat kehamilan, umur kehamilan, riwayat penggunaan kontrasepsi, riwayat pemeriksaan kehamilan (ANC), riwayat penyakit kronis atau akut, riwayat pengobatan serta riwayat alergi.
*      Pemeriksaan laboratorium/ Diagnostik:
§  Jumlah darah lengkap, hemoglobin/ hematokrit (Hb/Ht). Mengkaji perubahan dari kadar efek kehilangan darah pada pembedahan urinalisis, kultur urine, darah vaginalm, dan lokhea : Pemeriksaan tambahan didasarkan pada kebutuhan individual.(Doengoes, MZ, & Mary P.M., 2001).
§  Pemeriksaan penunjang : rontgen, USG, biopsi, pap smear.
§  Keluarga berencana : Kaji mengenai pengetahuan klien tentang KB, apakah klien setuju, apakah klien menggunakan kontrasepsi, dan menggunakan KB jenis apa.


B.     Pat-Way
Etiologi:
-   Pneumonia, Thipii, septikemia, peritonitis
-   Gangguan Endokrin: Gangguan produksi progesterone, thyroid
-   Gangguan Gizi/Anemia, Trauma
-   Gangguan faal organ : Hypoplasi uteri, tumor uterus, cervix pendek,  retrofleksi uteri incarcerata, ggn endometrium
 
 









Abortus Spontan         Abortus Infeksiosa      Retensi Janin       Abortus Resiko tinggi                                                         (Missed abortion)        (Unsafe abortion)
·      Ab. Imminens       : perdarahan bercak, ada ancaman  kehamilan
·      Ab. Insipiens         : Perdarahan ringan dimana hasil konsepsi masih di cavum uteri
·      Ab. Inkomplit
·      Ab. Komplit


Perdarahan                              Nyeri Abdomen                      Kurang Pengetahuan
            Shock                          Gangguan Rasa Nyaman                                Cemas

Resiko tinggi Infeksi   Devisit Vol. Cairan                 Gangguan Aktivitas


C.    Analisa Data
*      Data Subjektif:
1.       Pasien mengatakan keluar darah per vaginam
2.       Pasien mengatakan nyeri pada perut
*       Data Objektif:
1.       Ditandai adanya perdarahan disertai dengan perut mules
2.       Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan umur kehamilan dan terjadi    kontraksi otot rahim
3.       Hasil pemeriksaaan dalam terdapat perdarahan dari kanalis servikalis, dan kanalis servikalis masih tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot rahim
D.    Diagnosa Keperwatan
1.      Devisit Volume Cairan b.d perdarahan
2.      Risiko syok hemoragik berhubungan dengan perdarahan pervaginam
3.      Gangguan Aktivitas b.d kelemahan, penurunan sirkulasi
4.      Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada perut, terasa kram, terasa ada tekanan pada punggung, pasien tampak meringis
5.      Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin dan granulosit, perdarahan, kondisi vulva lembab
6.      Cemas b.d kurang pengetahuan
7.      Berduka berhubungan dengan kehilangan janin ditandai dengan pasien mengeluh sedih kehilangan kehamilannya.



E.     Intervensi Keperwatan:
No
Diagnosa
Tujuan dan KH
INTERVENSI
RASIONAL
1.
1.    Devisit Volume Cairan b.d perdarahan

Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan …x… jam tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang antara intake dan output baik jumlah maupun kualitas.
Kreteria hasil:
-       Turgor kulit elastis dan lembab
-       Mukosa mulut lembab
-       Nadi 75-80x/mnt
-       RR 18-20x/mnt

a.  Kaji kondisi status hemodinamika
b. Ukur pengeluaran harian
c.  Berikan sejumlah cairan pengganti harian
d. Evaluasi status hemodinamika
a.    Pengeluaran cairan pervaginal sebagai akibat abortus memiliki karekteristik bervariasi
b.   Jumlah cairan ditentukan dari jumlah kebutuhan harian ditambah dengan jumlah cairan yang hilang pervaginal
c.    Tranfusi mungkin diperlukan pada kondisi perdarahan massif
d.   Penilaian dapat dilakukan secara harian melalui pemeriksaan fisik
2.
Risiko syok hemoragik berhubungan dengan perdarahan pervaginam
Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x.... jam diharapkan syok tidak terjadi.
Kriteria evaluasi:
-       Kesadaran pasien CM
-       Tanda vital normal
-       Syncope tidak terjadi
-       Perdarahan tidak terjadi
a.      Observasi Keadaan Umum pasien
b.      Observasi tanda tanda vital
c.       Observasi kesadaran pasien
d.      Observasi tanda-tanda perdarahan, jumlah, warna, adanya stolsel/gumpalan
e.       Kolaborasi:
-Kolaborasi dalam pemberian cairan fisiologis
-Kolaborasi dalam pemberian
a.      dengan mengobservasi KU pasien dapat di ketahui apakah pasien jatuh kedalam keadaan syok atau tidak
b.      penurunan tekanan darah atau denyut nadi yang tidak normal mengindikasikan adanya tanda syok
c.       dengan mengobservasi kesadaran pasien dapat diketahui apakah pasien mengalami syncope atau tidak
d.      dengan mengobservasi tanda-tanda perdarahan dapat dilakukan penanganan segera apabila perdarahan terjadi sehingga terhindar dari syok
e.       kolaborasi:
-          cairan fisiologis berfungsi untuk resusitasi guna mencegah kehilangan cairan lebih banyak lagi
transfuse
-          untuk mengganti kehilangan darah yang berlebihan akibat perdarahan pervaginam
3.
Gangguan Aktivitas b.d kelemahan, penurunan sirkulasi

Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x.... jam kllien dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasi

a.     Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas
b.    Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi uterus/kandung
c.     Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari
d.    Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan kemampuan/kondisi klien
e.     Evaluasi  perkembangan   kemampuan klien melakukan aktivitas
a.       Mungkin klien tidak mengalami perubahan berarti, tetapi perdarahan masif perlu diwaspadai untuk menccegah kondisi klien lebih buruk
b.      Aktivitas merangsang peningkatan vaskularisasi dan pulsasi organ reproduksi
c.       Mengistiratkan klilen secara optimal
d.      Mengoptimalkan kondisi klien, pada abortus imminens, istirahat mutlak sangat diperlukan
e.       Menilai kondisi umum klien
4.
Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada perut, terasa kram, terasa ada tekanan pada punggung, pasien tampak meringis.
Tujuan; setelah diberikan asuhan keperawatan selama ....x.. jam diharapkan nyeri berkurang atau terkontrol
Kriteria evaluasi :
-          Pasien melaporkan nyeri berkuran
-          Pasien tampak rileks
-          Tanda vital normal
a.       Kaji tingkat nyeri pasien
b.      Observasi tanda vital.     
c.       Terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya
d.      Ajarkan metode distraksi
e.       Kolaborasi dalam pemberian analgetik

a.      Tingkat nyeri pasien dapat dikaji menggunakan skala nyeri ataupun deskripsi
b.      tekanan darah terutama akan meningkat bila pasien merasa nyeri
c.       Meningkatkan koping klien dalam melakukan guidance mengatasi nyeri
d.      Menggalihkan perhatian pasien terhadap nyeri
e.       analgetik mengurangi nyeri dan membantu pasien merasa rileks
5.
Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin dan granulosit, perdarahan, kondisi vulva lembab

Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan selama ....x... jam diharapkan tidak terjadi infeksi selama perawatan perdarahan. Kriteria hasil:
-          Suhu 37-38 C
-          Tidak tampak tanda-tanda infeksi

a.      Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar ; jumlah, warna, dan bau
b.      Terangkan pada klien pentingnya perawatan vulva selama masa perdarahan
c.      Lakukan pemeriksaan biakan pada dischart
d.     Lakukan perawatan vulva
e.      Terangkan pada klien cara  mengidentifikasi tanda inveksi
f.       Anjurkan pada suami untuk   tidak melakukan hubungan senggama se;ama masa perdarahan

a.  Perubahan yang terjadi pada dishart dikaji setiap saat dischart keluar. Adanya warna yang lebih gelap disertai bau tidak enak mungkin merupakan tanda infeksi
b. Infeksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan genital yang lebih luar
c.  Berbagai kuman dapat teridentifikasi melalui dischart
d. Inkubasi kuman pada area genital yang relatif cepat dapat menyebabkan infeksi.
e.  Berbagai manivestasi klinik dapat menjadi tanda nonspesifik infeksi; demam dan peningkatan rasa nyeri mungkin merupakan gejala infeksi
f.  Pengertian pada keluarga sangat penting artinya untuk kebaikan ibu; senggama dalam kondisi perdarahan dapat memperburuk kondisi system reproduksi ibu dan sekaligus meningkatkan resiko infeksi pada pasangan.
7.
Cemas s.d kurang pengetahuan

Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan selama ....x...jam diharapkan tidak terjadi kecemasan, pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit meningkat

a.       Kaji tingkat pengetahuan/persepsi  klien dan keluarga terhadap penyakit
b.      Kaji derajat kecemasan yang dialami klien
c.       Bantu klien mengidentifikasi penyebab kecemasan     
d.      Asistensi klien menentukan tujuan perawatan bersama
e.       Terangkan hal-hal seputar aborsi  yang perlu diketahui oleh klien dan keluarga



a.    Ketidaktahuan dapat menjadi dasar peningkatan rasa cemas
b.    Kecemasan yang tinggi dapat menyebabkan penurunan penialaian objektif klien tentang penyakit
c.    Pelibatan klien secara aktif dalam tindakan keperawatan merupakan support yang mungkin berguna bagi klien dan meningkatkan kesadaran diri klien
d.   Peningkatan nilai objektif terhadap masalah berkontibusi menurunkan kecemasan
e.    Konseling bagi klien sangat diperlukan bagi klien untuk meningkatkan pengetahuan dan membangun support system keluarga; untuk mengurangi kecemasan klien dan keluarga
F.     Evaluasi
-          Perdarahan  berkrang -teratasi
-          Tidak terjadi syok Gangguan Aktivitas b.d kelemahan, penurunan sirkulasi
-          Nyeri berkurang/terkontrol
-          Tidak terjadi infeksi
-          Cemas klien berkurang- hilang




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Aborsi didefinisikan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum fetus mencapai waktunya dan biasanya terjadi sebelum kehamilan mencapai umur 20-24 minggu.     Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan bagi klien dengan aborsi. Pengkajian meliputi status kesehatan, pemeriksaan fisik sampai dengan pemeriksaan laboratorium.
            Adapun diagnosa yang muncul pada klien dengan abortus antara lain:
-       Devisit Volume Cairan b.d perdarahan
-       Risiko syok hemoragik berhubungan dengan perdarahan pervaginam
-       Gangguan Aktivitas b.d kelemahan, penurunan sirkulasi
-       Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada perut, terasa kram, terasa ada tekanan pada punggung, pasien tampak meringis
-       Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin dan granulosit, perdarahan, kondisi vulva lembab
-       Cemas b.d kurang pengetahuan
-       Berduka berhubungan dengan kehilangan janin ditandai dengan pasien mengeluh sedih kehilangan kehamilannya.
B.     Saran
            Diharapakan bagi mahasiswa calon perawat agar meningkatkan pengetahuan tentang reproduksi I khususnya tentang asuhan keperawatan klien dengan abortus agar nantinya dapat mengembangkan pengetahuan tersebut dalam praktik keperawatan.

C.     
DAFTAR PUSTAKA
            Carpenito, Lynda. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC
Hamilton, C. Mary. 1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, edisi 6. Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Media Aesculapius.                                 Jakarta
Doengoes. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Wiknjosastro Hanifa.1991. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Gramedia
Liza. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kehamilan Abortus. http://lizanurviana.blog.com/2010/11/28/askep-abortus/
Km Ita Wirasadi. 2010. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat
Pada Pasien Dengan Abortus. 
http://ppnikarangasem.blogspot.com/2010/02/asuhan-keperawatan-gawat-darurat-pada.html