Sunday, April 29, 2012

Kode Sandi Kepolisian


Kode Sandi Kepolisian
Dalam kehidupan sehari-hari atau di televisi kita kadang sering mendengar petugas kepolisian saling berkomunikasi dengan sesama petugas menggunakan bahasa sandi, dibawah ini adalah bahasa sandi yang saat ini sudah sangat umum diketahui oleh banyak orang.

KASTA
Merupakan istilah untuk menyebutkan suatu tingkat seperti reserse, intel atau densus.

SANDI ANGKA
1-1 : Hubungi per telepon
1-4 : Ingin bicara diudara (langsung)
3-3 : Penerimaan sangat jelek/orang gila
3-3L : Kecelakaan korban luka
3-3M : Kecelakaan korban material
3-3K : Kecelakaan korban meninggal
3-3KA : Kecelakaan kereta api
3-4-K : Kecelakaan, korban meninggal, pelaku melarikandiri
4-4 : Penerimaan kurang jelas
5-5 : Penerimaan baik/sehat
8-4 : Tes pesawat/penerimaannya
8-6 : Dimengerti
8-7 : Disampaikan
8-8 : Ingin berjumpa langsung
10-2 : Posisi/keberadaan
10-8 : Menuju
2-8-5 : Pemerkosaan
3-3-8 : Pembunuhan
3-6-3 : Pencurian
3-6-5 : Perampokan
8-1-0 : Pembunuhan
8-1-1 : Hidup
8-1-2 : Berita agar diulangi (kurang jelas)
8-1-3 : Selamat bertugas
8-1-4 : Laporan/pembicaraan terlalu cepat
8-1-5 : Cuaca
8-1-6 : Jam/waktu
8-1-9 : Situasi

SANDI HURUF
Taruna : Berita
Gelombang : Jam/waktu
Semut : Pelajar
Lalat : Mahasiswa
Pangkalan : Rumah/kediaman
Cangkulan : Kantor/tempat kerja
Gajah : Derek
Komando : Kantor polisi
Tikar : Surat
Buntut tikus : Antena pendek (HT)
Belalai gajah : Antena atas
Laka : Kecelakaan
Jaya 65 : Kebakaran
Timor Kupang Pati : Tempat Kejadian Perkara
Timor Lombok Pati : Telepon
Timor Kupang Ambon : TerKendali Aman
Halong Timur : Handy Talky (HT)
Halong Pati : Hand Phone (HP)
Kupang Rembang : KendaRaan
Kupang Ambon : Kereta Api
Wilis Kendal : Walikota
Kendal Cepu : KeCamatan
Kendal Lombok : KeLurahan
Rembang Wilis : RW
Rembang Timur : RT
Rembang Rembang : Serse
Rembang Solo : Rumah Sakit
Rembang Pati : Rupiah
Anak Kijang : Pencuri/Tersangka
Ambon Demak : Angkatan Darat
Ambon Lombok : Angkatan Laut
Ambon Ungaran : Angkatan Udara
Pati Medan : Polisi Militer
Timor Medan : Tamu/Teman
Lombok-Lombok : Lalu Lintas
Timor Lombok : Lampu Lalu Lintas/Traffic Light
Sepi : Senjata Api
Sajam : Senjata Tajam
Curat : Pencurian Dengan Pemberatan
Curas : Pencurian Dengan Kekerasan
Curanmor : Pencurian Kendaraan Bermotor
Bandung Umar Solo : BUS
Medan-Medan : Metro Mini
Pati Demak Irian : Jam/Waktu
Solo Medan Pati : Pelajar
Solo Medan Ungaran : Mahasiswa
Solo Timur Medan : Rumah/Kediaman
Opak Kendal Jepara : Kantor/Tempat Kerja
Opak Pati Solo : Derek
Lombok Pati : Kantor Polisi
Lombok Irian : Surat
Lombok Demak : Antena Pendek (HT)
Bandung-Bandung : Barang Bukti (BB)
Bandung2 Padat : Makan
Bandung2 Medan : Bahan Bakar Minyak
Lampiran/Ambon : Istri
Monik : Anak
Solo Bandung : Stand By
Solo Garut : SiaGa
Medan Demak : Meninggal Dunia
Pati Ambon Medan : Pengamanan
Ambon Pati-Pati : Apel
Palang Hitam : Mobil Jenazah
Demak Pati Kendal : Dinas Pemadam Kebakaran

SANDI PANGKAT DAN KESATUAN
Kresna : Presiden
Bima : Wakil Presiden
Timor Bandung I : Kapolri
Metro I : Kapolda
Timor I : Kapolres
Jajaran 1 : Kapolsek
Jajaran 2 : Wakapolsek
Jajaran 3 : Serse
Jajaran 4 : Sabhara
Jajaran 5 : Bimas/Babinkamtibmas
Jajaran 6 : Lantas/Lalu Lintas

ASUHAN KEPERAWATAN SEFALGIA (SAKIT KEPALA)


BAB II
TINJAUAN TEORI
A.    Definisi
Sefalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik paling utama manusia. Sakit kepala pada kenyataanya adalah gejala bukan penyakit dan dapat menunjukkan penyakit organik (Neurologik atau penyakit lain), Resron  stress, vasodilatasi (migren), tegangan otot rangka (sakit kepala tegang), atau kombinasi respon tersebut.
B.     Klasifikasi

1.      Vaskuler (Migren, sakit kepala “Cluster”)
2.      Kontraksi otot (disebut sakit kepala ketegangan atau psikogenik)
3.      Sakit kepala traksi peradangan (biasanya merupakan akibat sekunder suatu proses penyakit organik)

C.    Pathway Nursing


Radang lokal
D.    Patofisiologi
Tanda dan gejala adanya migren pada serebra merupakan hasil dari derajat iskemia kortikal yang berfariasi. Serangan yang khas dimulai dengan vasokontriksi arteri kulit kepala dan pembuluh-pembuluh darah retina dan serebra.Pembuluh-pembuluh darah ekstrakranial dan iintrakranial mengalami dilatasi yang menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan.
Keadaan ini betujuan untuk mengaktifkan zat-zat yang ada pada pembuluh darah (histamin, serotin dan plasmokinin) yang berpartisipasi memberikan reaksi inflamasi. Makanan yang mengandung tiramin, monosodium glutamat, nitrit atau produk susu dapat mencetuskan sakit kepala. Makanan-makanan kategori ini berupa keju coklat dan beberapa bentuk makanan . Kontarsepsi oral sering meningkatkan sakit kepala dan menyebabkan serangan yang hebat pada wanita.
E.     Manifestasi Klinis
Sakit kepala sering muncul pada saat bangun tetapi hal ini dapat terjadi sewaktu-waktu. Serangan migran klasik dapat dibagi dalam tiga fase :
1.      Fase Aura
            Bila migren dihubungkan dengan aura, aura dapat lebih 30 menit dan dapat memberikan waktu yang cukup bagi pasien untuk menentukan obat yang akan digunakan untuk mencegah serangan yang dalam. Gejala-gejala lain dapat diikuti dengan adanya kesemutan perasaan gatal pada wajah atau tangan sedikit pada ekstremitas dan pusing
2.      Fase Sakit Kepala
            Pada saat gejala awal mulai berkurang, gejala ini diikuti oleh sakit kepala dan berdenyut. Sakit kepala ini berat dan menjadikan tidak mampu dan sering dihubungakan dengan  fotofobia, mual muntah. Durasi keadaan ini bervariasi dengan jarak beberapa jam dalam satu hari atau sepanjang hari.
3.      Fase Pemulihan
            Fase pemulihan adalah periode kontraksi otot leher dan kulit kepala yang dihubungkan dengan sakit otot dan ketegangan lokal.

F.     Pemeriksaan Diagnostik

1.      Rontgen kepala : mendeteksi fraktur dan penyimpangan struktur.
2.      Rontgen sinnus : mengkonfirmasi diagnosa sinusitis dan  mengidentifikasikan masalah-masalah struktur, malfermasi rahang.
3.      CT Scan :
a.       Otak : mendeteksi masa intrakranial, perpindahan ventrikuler atau hemoragik intrakranial.
b.      Sinus : mendeteksi adanya infeksi pada daerah spenoidal dan etmoidal.
c.       MRI : mendeteksi lesi/abnormalitas jaringan.
d.      Elektrolit : tidak seimbang, hiperkalsemia dapat menstimulasi migren.

G.    Penatalaksanaan

1.      Penatalaksanaan serangan akut
            Preparat ergotamin (sublingual, sub kutan, IM, rektal atau melalui inhalasi) efeknya dalam menghilangkan sakit kepala jika digunakan pada awal proses migren. Ergotamin tartrat bekerja pada otot polos yang menyebabkan kontriksi yang lama pada pembuluh darah kranial
2.      Pencegahan
            Penatalaksanaan medis terhadap migren dilakukan setiap hari memakai satu atau lebih zat-zat  yang mendukung berhentinya sefalgia, terapi obat dalam interval 3-6 bulan biasanya digunakan obat propranolo (inderan) dan martisergit (sensert)
BAB III
ASKEP TEORITIS
A.    Pengkajian

1.      Aktifitas istirahat
      Gejala : letih, lelah, malaise, keterbatasan akibat keadaan, ketegangan mata, kesulitan membaca, lemah, insomnia, bangun pada pagi hari disertai nyeri kepala, sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktifitas atau karena perubahan cuaca
2.      Sirkulasi
      Gejala : riwayat hipertensi
      Tanda : hipertensi, denyut vaskuler, misalnya daerah temporal, pucat, wajah tampak kemerahan.
3.      Integritas ego
Gejala : faktor stress emosional atau lingkungan tertentu perasaan ketidakmampuan, keputusan, ketidakberdayaan , depresi
Tanda : kekhawatiran (takut sesuatu yang akan tejadi ), ansietas, peka rangsang terhadap sakit kepala mekanisme represif/defensif (sakit kepala kronis)
4.      Makanan dan cairan
Gejala : makan makanan yang tinggi kandungan fasoaktifnya misalnya kafein, coklat, alkohol, anggur,makanan berlemak.
Tanda : mual muntah, anoreksia, penurunan berat badan.
5.      Neurosensori
Gejala : pening, disorientasi (selama sakit kepala) tidak mampu berkonsentrasi. Riwayat kejang cidera kepala yang baru tejadi, trauma, stroke, infeksi intrakranial, kraniatomi.
Aura : visual, olfaktorius, tinitus.
Perubahan visual. Sensitif terhadap cahaya/ suara yang keras, epistaksis, parestesia,kelemahan progresif/paralisis satu sisi temporal
Tanda : perubahan dalam pola bicara/proses pikir mudah terangsang, peka terhadap stimulus, penurunan refleks tendon dalam papiledema.
6.      Interaksi social
Gejala : perubahan dalam tanggung jawab peran/interaksi sosial yang berhubungan dengan penyakit.
7.      Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat hipertensi, migren, stroke, penyakit mental pada keluarga.
Penggunaan alkohol/obat lain termasuk kavein kontrasepsi oral , hormon menopause.
8.      Nyeri/keamanan
Gejala : migren mungkin menyeluruh atau unilateral kedutan kuat, mungkin dimulai sekeliling mata atau penyebaran kedua mata
Tanda : nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah, fokus menyempit, fokus pada diri sendiri respon emosional atau perilaku tak terarah, seperti menangis, gelisah, otot-otot daerah  leher menegang, riginitas nugal

B.     Diagnosa Keperawatan

1.      Nyeri berhubungan dengan vasokontriksi arteri
2.      Koping tidak efektif berhubungan dengan relaksasi tidak adekuat
3.      Kurang pengetahuan tentang kondisi dan kebutuhan pengobatan berhungan dengan pejanan informasi yang tidak adekuat















C.    Intervensi & Rasional

NO
TUJUAN
KRITERIA HASIL
INTERVENSI
RASIONAL
DX.1
Menunjukkan nyeri berkurang & terkontrol.
Pasien melaporkan nyeri berkurang & terkontrol.
a. Teliti keluhan nyeri, catat intensitasnya (dengan skala 0-10).karasteristiknya (mis; berat, berdenyut, konstan). Lokasinya, lamanya, faktor yang memperburuk atau meredakan.
b.Observasi adanya tanda-tanda nyeri nonverbal seperti ekspresi wajah posisi tubuh gelisah, menangis/meringis, menarik diri, disforesis, perubahan frekuensi jantung/pernafasan, tekanan darah.
c. Berikan obat sesuai dengan indikasi analgetik seperti asetaminofen, ponstan, dan sebagainya
a) Teliti terhadap keluhan pasien mrpkn suatu hal yang amat penting untuk memilih intervensi yang cocok dan untuk mengevaluasi keefektifan dari terapi yang diberikan .
b) merupakan indikator/derajat nyeri yang tidak langsung yang dialami sakit kepala mungkin bersifat akut atau kronis, jadi manifestasi fisiologi biasa muncul/tidak.
c) penanganan pertama dari sakit kepala secara umum hanya kadang-kadang bermanfaat pada sakit kepala karena gangguan vaskuler.



NO
TUJUAN
KRITERIA HASIL
INTERVENSI
RASIONAL
DX.2
Mengidentifikasi perilaku koping yang tak efektif dan akibatnya.
Pasien mampu mengidentifikasi perilaku koping yang efektif.
a. Kaji kapasitas fisiologi yang bersifat umum.
b.Diskusikan mengenai metode koping seperti pemakaian alkohol kebiasaan merokok pola makan, strategi relaksasi mental/fisik.
c. Dekati pasien dengan ramah dan penuh pertian. Ambil keuntungan dari kegiatan yang dapat diajarkan.
a)      sakit kepala (proses akut/kronis) mengurangi kemampuan koping.
b) tingkah laku mal aditif mungkin digunakan untuk mengantasi nyeri yang menetap atau mungkin berperan dalam berlanjutnya nyeri tersebut.
c) menemukan kebutuhan psikologi yang akan meningkatkan harga diri dan kesempampatan untuk belajar cara-cara baru dalam mengatasi keadaan









NO
TUJUAN
KRITERIA HASIL
INTERVENSI
RASIONAL
DX.3
Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi dan pengobatan.
Pasien paham tentang kondisinya serta pengobatanya.
a. Diskusikan etiologi indifidual dari sakit kepala bila diketahui
b.Bantu pasien dalam mengidentifikasi kemungkinan faktor predisposisi, seperti stress emosi, suhu yang berlebihan alergi terhadap makanan atau lingkungan tertentu
a)  mempengaruhi pemulihan terhadap penanganan dan berkembang kearah paroses penyembuhan .
b)  menghindari/membatasi faktor-faktor ini sering dapat mencegah berulangnya/kambuhnya serangan.













BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Sefalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik paling utama manusia. Sakit kepala pada kenyataanya adalah gejala bukan penyakit dan dapat menunjukkan penyakit organik (Neurologik atau penyakit lain), Resron  stress, vasodilatasi (migren), tegangan otot rangka (sakit kepala tegang), atau kombinasi respon tersebut.
Klasifikasi the International Headache Society (IHC) pada tahun 1998 membagi nyeri kepala menjadi dua kategori utama: primer dan sekunder. Nyeri kepala primer mencakup migrain, nyeri kepala karena tegang, nyeri kepala cluster. Nyeri kepala sekunder terjadi karena gangguan organik lain seperti infeksi, trombosis, penyakit metabolisme, tumor atau penyakit sistemik lainnya.

B.     Saran
Guna sempurnanya Makalah ini,kelompok kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun rekan-rekan pembaca,selain itu kami juga sangat mengharapkan masukan dan tambahan dari Dosen pembimbing Mata Kuliah Neurobehaviour.









DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. EGC : Jakarta.
Profil Kesehatan Kalimantan Tengah 2006.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah dari Brunner & Suddarth, Edisi 8. EGC : Jakarta.
 Somantri, Irman. 2008. Keperawatan Medical Bedah; Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Neurobehaviour. Salemba Medika : Jakarta