VENA VARIKOSA
1.      Pengertian
Varises adalah pemanjangan, berkelok-kelok dan pembesaran
suatu vena. Vena varikosa ekstremitas bawah adalah kelainan yang sangat lazim,
yang mengenai 15-20 % populasi dewasa (Sabiston 1994). Varises vena adalah
distensi, dan  bentuk berlekuk-lekuk dari
vena-vena superficial (safena) dari kaki (Engram B., 1999). Varises tungkai
bawah adalah pemanjangan, berkelok-kelok, pembesaran suatu vena superficial,
profunda dan kommmunikan pada titik Dodd (pertengahan paha), Byod (sebelah
medial lutut) dan gastronemicus (tempat keluarnya vana saphena parva)
2.      Insiden
- Riwayat keluarga bisa didapatkan dalam sekitar 15% klien.
- Kelainan ini lebih sering ditemukan pada wanita (rasio wanita terhadap pria 5:1), dengan banyak wanita menentukan bahwa saat mulainya varices terlihat dan simtomatik pada waktu kehamilan.
- Umur > 37 tahun pada wanita
- Obesitas > 115% dari BBR (Berat Badan Relatif)
- Orthostatik (berdiri lama)
3.      Klasifikasi
Vena varikosa diklasifikasikan (Sabiston 1994):
- Vena varikosa primer, merupakan kelainan tersendiri vena superficial ekstremitas bawah
- Vena varikosa sekunder, merupakan manifestasi insufisiensi vena profunda dan disertai dengan beberapa stigmata insufisiensi vena kronis, mencakp edema, perubahan kulit, dermatitis stasis dan ulserasi.
Manifestasi klilnis (Puruhito, 1995) :
- varises truncal (stem varicosis)
- Varises retikularis
- Varises kapilaris
Gradasi keluhan klinis (Puruhito, 1995) :
a. stadium I                       :
tak menentu
b. stadium II         :
phleboectasia
c. Stadium III       :
varises sesungguhnya, reversal blood-flow
d. Stadium IV       :
ulcus varicosum, kelainan tropic, Kronik vanous Insufisiensi (CVI)
4.      Patofisiologi
|  | 
vena ekstremitas bawah
kehilangan kompetensi katup.
Distensi terus-menerus dan
lama
pembesaran dimensi tranversa
dan longitudinal
(bertambah volumenya,
venoli-venolimakin besar sampai ke vena cava)
berkelok-keloknya vena
subkutis yang khas
pembendungan (vena
superfisialis, vena profunda, system komunikan)
gambaran kosmetik dan
simtomatik
| 
Vena varikosa gramde I/II 
Terapi konservatif : 
1.  Obat venoruton 
2.  Skleroterapi 
3.  Lokal :
  antiphlogistikum/Zinc Zalf) | 
Vena varioksa grade
  III/Ulkus (IV) 
Operasi
  Stripping/ekstraksi babcock 
Preoperasi : (kecemasan, ketakutan) 
Inoperasi   :
  Perubahan perfusi jaringan, risiko infeksi, hemorargi, 
tromboplebitis 
Postoperasi : risiko aspirasi, nyeri, risiko cedera,
  risiko hipotermia | 
Keterangan :
Distensi vena ekstremitas bawah yang berdinding relative
tipis secara berlebihan , terus-menerus dan lama, menimbulkan pembesaran
dimensi tranversa dan longitudinal. Pembesaran longitudinal mengakibatkan
berkelok-keloknya vena subkutis yang khas, distensi transversa mengakibatkan
pembendungan yang terlihat dan dapat dipalpasi yang bertanggung jawab untuk
gambaran kosmetik dan simtomatik. Patofisiologi vena varikosa adalah kehilangan
kompetensi katup.
5.      Pemeriksaan
klinis (diagnostic)
Pemeriksaan klinis dapat dilakukan dengan :
- Test trendelenberg
- Test myer
- Test perthes
- Test Doppler
- Radiologi (Phlebografi, morfometri, phlethysmografi)
6.      Terapi
Dan Tindakan
6.1
Konservatif, simtomatik dan nonoperatif :
- Menghindari berdiri dalam waktu yang lama
- penurunan berat badan dan aktivitas otot seperti berjalan
- Penggunaan kaos penyokong ringan yang nyaman, Pemasangan stocking elastis yang pas karena obliterasi vena superficial (vena safena mmana)
- KOnservatif :
a.       Obat Venoruton (Gol hydroxyl
Rutoside) 600 mg/hari minimal 2 minggu
b.      Skleroterapi (tak dipakai
lagi)
c.       Lokal antiphlogistikum (Zinc
Zalf (Pasta LAssar)
6.2 Operatif :
Terapi bedah :
- Stripping vena saphena (V. shapena magna, v. saphena psotrior, dan v, saphena parva) dengan menggunakan alat stripper (vena dikeluarkan)
- Ligasi VV kommunikans yaitu tempat-tempat di mana diperiksa ada kebocoran, diikat dan dipotong.
- Ekstraksi (Babcock) dengan sayatan kecil-kecil vena-vena yang berkelok dicabut keluar.Ligasi, Stripping dan Ekstraski Babcock.
6.3 KOmbinasi
7.     
Komplikasi
Komplikasi mencakup :
           
Trauma
pada nervus safenus dan suralis dengan diserta hiperestesia kulit
           
Pembentukan
hematoma subkutis dan kadang-kadang stripiing arteri tak sengaja
8.      Perawatan
paska bedah
Ekstremitas
harus ditinggikan selama 4-6 jam
Balutan
penekan dipasang di kamar operasi seharisnya tetap dipakai selama 4-6 hari,
dengan menggunakan balutan elastis (Balutan ACE)
24-48
jam paska bedah program ambulasi progresif seharusnya dimulai
KLien
diijinkan berjalan beberpa menitper jam, meningkat bertahap tiap hari dan tetap
terlentang dengan ekstremitas ditinggikan, bila sedang berjalan. Berdiri (tanpa
jalan) dan duduk harus dihindari serta 
stocking
(stocking antiembolism) yang sesuai dengan kebiasaan harus dipakai delama
beberapa bulan
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM VASKULER (VENA VARIKOSA)
II.
Pengkajian Preoperasi
Pengkajian focus preoperative meliputi :
a.  
Identitas
Kelainan ini lebih sering ditemukan pada wanita (rasio
wanita terhadap pria 5:1), dengan banyak wanita menentukan bahwa saat mulainya
varices terlihat dan simtomatik pada waktu kehamilan.
b.  Alasan masuk rumah sakit
Kosmetik, gejala simtomatik
lainnya seperti : kelelahan dan sensasi berat, kram, nyeri , odema, Perdarahan
spontan/akibat trauma dan Hiperpigmentasi
c.  
Riwayat
penyakit
Profokatif, pemanjangan,
berkelok-kelok dan pembesaran suatu vena 
KUlaitatif, kuantitatif, semakin berat
Regio ekstremitas bawah (kedua kaki)
Severity, sakitnya mengganggu kosmetik dan aktivitas sehari-hari
(kelelahan dan sensasi berat, kram, nyeri , odema)
Time, semakin hari semakin berat dan bertambah besar
d.  Riwayat atau factor-faktor
resiko :
1.  kelemahan
congenital/tidak adanya katup
2.  Pekerjaan
yang nmengharuskan berdiri/duduk dalam waktu lama tanpa kontrasi otot
intermettentrauma langsung ke katup vena perforantes
3.  kehamilan
atau kelainan hormonal
4.  riwayat
keluarga dengan varises vena
e.  
pemenuhan
pola kebutuhan sehari-hari :
1.  Persepsi
Perawat bertanggung jawab untuk menentukan pemahaman klien
tentang infomrasi (sifat operasi, semua pilihan alternative, hasil yang
diperkirakan dan kemungkinan komplikasi), yang kemudian diberitahukan kepada
ahli bedah apaakah diperlukan informasi lebih banyak (Informed consent).
Pengalaman pembedahan masa lalu dapat meningkatkan kenyamanan fisik dan psikis
serta mencegah komplikasi.
2.  Status nutrisi
Secara langsung mempengaruhi respon pada trauma pembedahan
dan anestesi. Sebelumnya  perlu masukan
karbohidrat dan protein untuk 
keseimbangan nitrogen negative. Puasa perlu dipersiapkan 8 jam sebelum
operasi.
3.  Status cairan dan elektrolit
Klien dengan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
cendrung mengalami komplikasi syok, hipotensi, hipoksia dan distritmia baik
intraoperasi dan paska operasi.
4.  Status emosi
Respon klien, keluarga dan orang terdekat pada tindakan
pembedahan tergantung pengalaman masa lalu, strategi koping, system pendukung
dan tingkat pembedahan. Kebanyakan klien yang mengantisipasi mengalami
pembedahan dengan anssietas dan ketakutan.Ketidakpastian prosedur pembedahan
menimbulkan ansietas, nyeri, insisi dan imobilisasi.
f.  
Pemeriksaan
fisik
Status lokalis :
1.         
Dilatasi,
lekuk-lekuk vena superfisialis pada kaki
2.         
Keluhan
sakit dangkal, kelelahan, kram, dan kaki berat, khsusnya setelah berdiri lama
3.         
pigmentasi
kecoklatan pada kulit
4.         
bengkak,
yang secara umum berkurang dengan peninggian tungkai
g.  Pemeriksaan diagnostik
1.  Venogram menunjukkan lokasi
pasti dari varises kedua vena superficial dan dalam.
2.  Test  perfthes (klien berdiri sampai vena varikosa
tampak dan digambar)
h.  Diagnosa keperawatan
1.  Praoperasi :
- Kecemasan berhubungan
dengan kurangnya informasi dan pengalam tentang operasi infomrasi (sifat
operasi, semua pilihan alternative, hasil yang diperkirakan dan kemungkinan
komplikasi),
2.  Inoperasi :
-  Risiko perubahan perfusi
jaringan perifer berhubungan dengan efek sekunder dari ligasi dan pemotongan
vena
-  Risiko tinggi infeksi,
hemorargi dan tromboplebitis berhubungan dengan efeks sekunder ligasi dan
pemotongan vena
3.  Paskaoperasi :
-  Risiko terhadap aspirasi
berhubungan dengan somnolen dan peningkatan skeresi sekunder intubasi
-  NYeri berhubungan dengan
sekunder terhadap erauma pada jaringan dan saraf
II.
perencanaan
1.  Praoperasi :
- Kecemasan berhubungan dengan kurangnya informasi dan
pengalaman tentang operasi infomrasi (sifat operasi, semua pilihan alternative,
hasil yang diperkirakan dan kemungkinan komplikasi),
Tujuan : Cemas berkurang
Kriteria :
-     
KLien
dapat menyatakan rasa cemas dan masalahnya
-     
Klien
tenang dan tidak gelisah
| 
INTERVENSI | 
RASIONAL | 
| 
1. 
  Ciptakan saling
  percaya 
2. 
  Dorong
  pengungkapan masalah atau rasa cemas 
3. 
  jawab pertanyaan
  yang berhubungan dengan penatalaksanaan keperawatan dan perawatan medis 
4. 
  Selesaikan
  persiapan pasien sebelum masuk ke kamar operasi 
5. 
  meminimalkan
  keributan di lingkungan 
6. 
  Orientasikan
  pada ruang operasi (ulangi informasi untuk memungkinkan penyerapan) 
7. 
  Pemantauan
  psikologis klien 
8. 
  Tunjukkan
  perhatian dan sikap mendukung 
9. 
  Beri penjelasan
  singkat tentang prosedur operasi 
10.             
  Beri
  reinforcement terhadap pernyataan yang positif dan mendukung | 
1.  
  Dasar untuk
  menemukan dan pemcehan masalah. 
2.  
  Perasaan cemas
  yang diungkapakan pada orang yang dipercaya akan memberikan dampak lega dan
  merasa aman. 
3.  
  Pertanyaan yang
  dijawab dan dimengerti akan mengurangi rasa cemasnya. 
4.  
  Persiapan yang
  matang dapat menengkan suasana lingkungan sebelum operasi. 
5.  
  Lingkungan rebut
  memuat stress. 
6.  
  Lingkungan yang
  dimengerti akan mendorong kenyamanan dan keamanan klien. 
7.  
  Tingkat
  kecemasan intoleran akan mengganggu pelaksanaan operasi dan anestesi. 
8.  
  Support system
  meningkatkan mekanisme koping klien dalam menghadapi masalah. 
9.  
  Penjelasan
  tentang informaasi seputar bedah memberikan informasi yang positif dan
  pengalaman persiapan diri dalam pembedahan. 
10.             
  Reinforcement
  meberikan dorongan system social untuk meningkatan koping mekanisme. | 
4.  Intraoperasi :
-  Risiko perubahan perfusi
jaringan perifer berhubungan dengan efek sekunder dari ligasi dan pemotongan
vena
Tujuan : Perfusi jaringan normal/baik
Kriteria :
-     
Penurunan
edema
-     
Ekstremitas
hangat
-     
Nadi
pedalis dapat diraba
| 
INTERVENSI | 
RASIONAL | 
| 
1.  Pantau status neurovaskuler setiap 15 menit 
2.  Observasi tanda-tanda vital 
3.  Balance cairan 
4.  pantau saturasi oksigen pada jaringan perifer | 
1.  
  Pencatatan
  perdarahan selama operasi < 250 cc, pulsasi nadi pedalis merupakan data
  pendukung tentang perfusi jaringan masih baik. 
2.  
  Salah satu tanda
  penurunan pefusi jairngan menurun adalah tensi menurun, suhu akral dingin dan
  nadi meningkat. 
3.  
  CAiran masuk dan
  perdarahan serta output lainnya perlu diperhiutngkan untuk memenuhi kebutuhan
  balance cairan 
4.  
  Saturasi
  oksiegen > 95% menunjukkan perfusi jaringan perifer masih baik. | 
-  Risiko tinggi infeksi,
hemorargi dan tromboplebitis berhubungan dengan efeks sekunder ligasi dan
pemotongan vena
Tujuan : infeksi tidak terjadi
-         
perdarahan
dirawat
-         
lapangan
operasi bersih
| 
INTERVENSI | 
RASIONAL | 
| 
1.  
  Persiapan
  operasi secara seaseptik dan antiseptic 
2.  
  DAsar doek
  operasi dilandasi dengan perlak, plastic atau bahan lain yang kedap air 
3.  
  Perwatan darah
  (kasa steril/penyedot cairan atau darah) 
4.  
  Tambahkan doek
  diatas doek yang penuh dengan perdarahan | 
1. 
  Aseptik
  merupakan cara untuk membuat ruang antikontminasi. Dan alat-alat bersih dan
  tak terkontaminasi, sehingga pajangan infeksi minimal. 
2. 
  Darah dan
  rembsean darah merupakan media yang paling baik dalam perkembangan kuman atau
  bakteri 
3. 
  Darah bekas
  insisi, lligasi dibersihkan untuk mencegah perdarahan yang tercecer,
  tromboplebitis. 
4. 
  Penambahan doek
  untuk mencegah infeksi atau kontaminasi. | 
5.  Paskaoperasi :
-  Risiko terhadap aspirasi
berhubungan dengan somnolen dan peningkatan skeresi sekunder intubasi
Tujuan : tidak terjadi aspirasi
Kriteria :
-     
Jalan
nafas lancar
-     
Tidak
ada tanda-tanda syok
-     
Sekresi
tidak ada
-     
Tanda-tanda
vital normal (tensi 130/80, nadi 88 kali/menit, RR 16-20 kali/menit)
| 
INTERVENSI | 
RASIONAL | 
| 
1.     
  Atur posisi
  klien tanpa bantal, ekstensi dan miring kanan/kiri 
2.     
  Kaji ekstubasi
  jalan nafas dan aspirasi (muntahan atau lidakh tertekuk) 
3.     
  Observasi
  Tanda-tanda vital 
4.     
  Bersihkan jalan
  nafas dengan slem suction 
5.     
  Oritentasi klien
  dengan menggunakan observasi aldert. | 
 | 
-  Nyeri berhubungan dengan
sekunder terhadap trauma pada jaringan dan saraf bekas operasi stripping
Tujuan : nyeri berkurang
Kriteria :
-         
Klien
tenang dan tidak menyeringai
-         
Klien
mengerti factor penyebabnya seperti yang telah dijelaskan pada preoperasi
| 
INTERVENSI | 
RASIONAL | 
| 
 
 
 
 
 | 
 | 
III. Implementasi
Tindakan yang diberikan pada klien preoperasi, intraoperasi
dan paska operasi berbeda-beda sesuai tingkat pengalaman pembedahan masa lalu,
umur, jenis operasi serta koping mekanismenya, sehingga dalam penanganannya
dari segi perawatan perlu dimodifikasi sesuai dengan masalah dan sumber
pendukung dan pemecahan masalah.
IV. Evaluasi
Evaluasi ini dalam jangka waktu pendek yang dalam
penanganannya dapat berupa masalah :
- dapat diatasi
- Dapat diatasi sebagian
- Tidak dapat diatasi/tidak berhasil
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN Ny. B DENGAN
GANGGUAN SISTEM VASKULER
(VARISES TRONCAL GRADE III
SINESTRA DAN VARISES RETIKULARIS DEKSTRA) 
KAMAR OPERASI LANTAI VI GBPT
RUMAH SAKIT Dr. SOETOMO SURABAYA
I.      
PENGKAJIAN
A.   
Identitas
Nama               :
Ny. B
Umur               :
30 tahun
Jenis kelamin   :
Perempuan
Agama             :
Islam
Pekerjaan         :
Karyawan PAbrik
Alamat            :
Jl. Kunti RT ½ Ponorogo
B.    
Keluhan
utama
Varises pada kaki sejak 10 tahun yang lalu
C.    
Riwayat
keperawatan :
1.      Riwayat penyakit sebelumnya
Belum pernah menderita penyakit serius sehingga perlu
opname hanya batuk, pilek dan panas biasa. Riwayat kehamilan sebelumnya pernah
timbul varises tetapi masih kecil.
2.      Riwayat penyakit sekarang
Paliatif, Varises pada kaki kanan
dan kiri
Kualitatif dan
kuantitatif, kemeng-kemeng
dan bertambah besar
Region, pada kaki kanan dan kiri
Severity, apabila berdiri varisesnya
bertambah besar, kemeng, odema (-)
Time, keluhan ini mulai sejak 10
tahun yang lalu
3.      Riwayat keluarga
- Ibu dari keluarga klien pernah menderita varises kaki
setelah melahirkan anak pertamanya.
- Klien sudah melahirkan anak pertama, selama hamil timbul
varises tetapi masih kecil.
D. Psikososial
1. Body image
Perubahan gambaran tubuh terutama pada kaki kanan dan kiri
dengan timbulnya varises yang kelihatannya kurang indah.
2. Harapan
Klien berharap agar kaki setelah dioperasi indah (kosmetik)
dan keluhan sperti kemeng-kemeng hilang.
3. Spiritual
Agama islam, taat beribadah
E. Observasi dan pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Status gizi baik, kesadaran komposmentis, GCS 456,
Penampilan terlentang,
2. Review of system
a. Sistem pernafasan,
Pernafasan spontan, Vesikuler, SImetris, Retraksi -/-, Rh
-/-, Wh -/-, RR 20 kali/menit, reguler
b. system vaskuler
Tensi 120/70 mmHg, Nadi 88 kali/menit, suhu akral hangat,
S1S2 tunggal normal
c. system persyarafan
Kesadaran komposmentis, orientasi baik.
d. system perkemihan
BAK Lancar.
e. system pencernaan
BU (+) Normal, Puasa (+)
f. system muskoloskletal dan integument
Status lokalis :
Distensi/Dilatasi, lekuk-lekuk vena superfisialis pada kaki
kanan dan kiri, pigmentasi kecoklatan pada kulit
g. system reproduksi
Usia 30 tahun, anak 1.
F. Pemeriksaan
penunjang
1. laboratorium
Hb                 :
12, 5 gr%
HCT              : 35
Leukosit        :
4.500
Erytrosit        :
4.120.000
Diff count     :
-/-/-/-/55/45/-
LED              : 30
Tromb.           :
17,1
PPT               :
11,7
APTT                        :
30,6
BUN             : 5
Serum kreatinin: 0,85
SGOT                        :
28
SGPT                        :
23
2.  Radiologi
Thorax PA dbN
3.  Test  Perthes
Hasil test perthes positif.
G.   
Analisa data
| 
TGL | 
DATA | 
ETIOLOGI | 
MASALAH | |||||||||||||||
| 
14-01-02 | 
Preoperasi : 
DATA
  SUBYEKTIF  
-      
  KLien mengatakan bahwa ini yang
  pengalaman pertama saya unutk menjalani operasi 
-      
  Klien mengatakan ini adalah upaya
  akhir yang harus ditempuh dari berbagai usaha sebelumnya dengan perawatan
  jalan walaupun timbul perasaan cemas tentang operasi dan kemungkinannya 
-      
  Klien pernah diberi penjelasan
  tentang operasinya di Poli dan ruangan 
DATA
  OBYEKTIF 
-      
  Klien agak tegang dan sedikit
  gelisah saat dilakukan pengkajian di groun (transverum) 
-      
  Klien banyak bertanya 
-      
  Tensi 120/80, nadi 88 kali/menit 
-      
  Rencana operasi stripping dan
  ekstraksi Babcock pada ronde pertama 
Intra operasi 
DATA
  SUBYEKTIF 
-
   
DATA
  OBYEKTIF 
-          
  operasi dilakukan mulai jam 08.00
  WIB 
-          
  perdarahan samapa dengan jam
  10.00 WIB kurang lebih 100 cc 
-          
  Insisi di 5 tempat pada kaki kiri
  dan 5 pada kaki kanan 
DATA
  SUBYEKTIF 
- 
DATA
  OBYEKTIF 
-          
  operasi dilakukan mulai jam 08.00
  WIB 
-          
  perdarahan samapa dengan jam
  10.00 WIB kurang lebih 100 cc 
-          
  Insisi di 5 tempat pada kaki kiri
  dan 5 pada kaki kanan 
-          
  Perdarahan banyak berada diatas
  doek tempat operasi yang belum dialasi dengan perlak, plastic/bahan kedap air 
Paska operasi : 
DATA
  SUBYEKTIF 
- 
DATA
  OBYEKTIF 
-     
  Kesadaran samnolen 
-     
  Paska anestesi (opersi selesai
  jam 10.20 WIB dengan general anestes) 
-     
  Paska ekstubasi 
-     
  Pernafasan dibantu dengan maskes
  6 liter permenit 
-     
  Posisi terlentanmg dengan sedikit
  ekstensi 
DATA
  SUBYEKTIF 
-     
  KLien merintik kesakitan setelah
  sadar  
DATA
  OBYEKTIF 
-     
  Paska operasi stripping, ligasi
  dan ekstraksi Babcock 
-     
  Operasi mulai jam 08.00-10.20 WIB 
-     
  Bekas isnsi sebanyak 1o tempat 
-     
  Perdarahan minimal ngrembes | 
Situasi
  kritis pre operatif dan lingkungan yang baru 
 
Kurang
  pengetahuan dan informasi tentang operasi , orientasi lingkungan 
Mekanisme
  koping kurang adekuat 
Perasaan
  cemas dan takut 
Operasi
  stripping, ekstraksi Babcock, insisi 
 
Perdarahan 
Suplai
  oksigen dan nutrisi  kurang adekuat 
Perfusi
  jaringan menurun 
Operasi
  stripping, ekstraksi Babcock, insisi 
 
Perdarahan 
darah
  terpapar di doek 
transfer
  infeksi lewat darah/biakan baik utnuk kuman/bakteri 
infeksi 
Paska
  operasi dengan general anestesi 
 
Kesadaran
  menurun 
aspirasi 
Paska
  operasi 
 
Efek
  pembiusan masa kerjanya habis 
Respon
  saraf meningkat 
nyeri | 
Ansietas ringan 
Perfusi jaringan 
infeksi 
aspirasi 
nyeri | 
H.Diagnosa
keperawatan
1.     
Praoperasi
:
-         
Kecemasan
berhubungan dengan kurangnya informasi dan pengalam tentang operasi infomrasi
(sifat operasi, semua pilihan alternative, hasil yang diperkirakan dan
kemungkinan komplikasi),
2.      Intraoperasi :
-         
Risiko
perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan efek sekunder dari ligasi
dan pemotongan vena
-         
Risiko
tinggi infeksi, hemorargi dan tromboplebitis berhubungan dengan efeks sekunder
ligasi dan pemotongan vena
3.      Paskaoperasi :
-         
Risiko
terhadap aspirasi berhubungan dengan somnolen dan peningkatan skeresi sekunder
intubasi
-         
NYeri
berhubungan dengan sekunder terhadap erauma pada jaringan dan saraf
II.   
PERENCANAAN
1.      Praoperasi :
- Kecemasan berhubungan dengan kurangnya informasi dan
pengalam tentang operasi infomrasi (sifat operasi, semua pilihan alternative,
hasil yang diperkirakan dan kemungkinan komplikasi),
Tujuan : Cemas berkurang
Kriteria :
-     
KLien
dapat menyatakan rasa cemas dan masalahnya
-     
Klien
tenang dan tidak gelisah
-     
Tanda-tanda
vital dalam batas normal
| 
INTERVENSI | 
RASIONAL | 
| 
1.     
  Ciptakan saling
  percaya 
2.     
  Dorong
  pengungkapan masalah atau rasa cemas 
3.     
  jawab pertanyaan
  yang berhubungan dengan penatalaksanaan keperawatan dan perawatan medis 
4.     
  Selesaikan
  persiapan pasien sebelum masuk ke kamar operasi 
5.     
  meminimalkan
  keributan di lingkungan 
6.     
  Orientasikan
  pada ruang operasi (ulangi informasi untuk memungkinkan penyerapan) : 
-         
  orietnasi
  ruangan  
-         
  orientasi
  personil operasi 
-         
  oritentasi
  prosedur operasi 
7.     
  Pemantauan
  psikologis klien 
8.     
  Tunjukkan
  perhatian dan sikap mendukung 
9.     
  Beri penjelasan
  singkat tentang prosedur operasi 
10.  Beri reinforcement terhadap pernyataan yang positif dan
  mendukung | 
 
 
 | 
2.      Intraoperasi :
a.      
Risiko
perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan efek sekunder dari ligasi
dan pemotongan vena
Tujuan : Perfusi jaringan normal/baik
Kriteria :
-         
Penurunan
edema
-         
Ekstremitas
hangat
-         
Nadi
pedalis dapat diraba
| 
INTERVENSI | 
RASIONAL | 
| 
1.     
  Pantau status
  neurovaskuler setiap 15 menit 
2.     
  Observasi
  tanda-tanda vital tiap 15 menit 
3.     
  Balance cairan 
5.      
  pantau saturasi
  oksigen pada jaringan perifer | 
1. 
  Pencatatan
  perdarahan selama operasi < 250 cc, pulsasi nadi pedalis merupakan data
  pendukung tentang perfusi jaringan masih baik. 
2. 
  Salah satu tanda
  penurunan pefusi jairngan menurun adalah tensi menurun, suhu akral dingin dan
  nadi meningkat. 
3.  
  CAiran masuk dan
  perdarahan serta output lainnya perlu diperhiutngkan untuk memenuhi kebutuhan
  balance cairan 
4.  
  Saturasi
  oksiegen > 95% menunjukkan perfusi jaringan perifer masih baik. | 
b.     
Risiko
tinggi infeksi, hemorargi dan tromboplebitis berhubungan dengan efeks sekunder
ligasi dan pemotongan vena
Tujuan : infeksi tidak terjadi
Kriteria :
-         
perdarahan
dirawat
-         
Lapangan
operasi bersih
-         
Infeksi
nosokomial atau kontaminasi tidak terjadi
| 
INTERVENSI | 
RASIONAL | 
| 
1.     
  Persiapan
  operasi secara seaseptik dan antiseptic 
2.     
  DAsar doek
  operasi dilandasi dengan perlak, plastic atau bahan lain yang kedap air 
3.  
  Perwatan darah
  (kasa steril/penyedot cairan atau darah) 
4.  
  Tambahkan doek
  diatas doek yang penuh dengan perdarahan | 
1.     
  Aseptik
  merupakan cara untuk membuat ruang antikontminasi. Dan alat-alat bersih dan
  tak terkontaminasi, sehingga pajangan infeksi minimal. 
2.     
  Darah dan
  rembsean darah merupakan media yang paling baik dalam perkembangan kuman atau
  bakteri 
3.  Darah bekas insisi, lligasi dibersihkan untuk mencegah
  perdarahan yang tercecer, tromboplebitis. 
4.  Penambahan doek untuk mencegah infeksi atau kontaminasi. | 
4.     
Paskaoperasi
:
a.       Risiko terhadap aspirasi berhubungan
dengan somnolen dan peningkatan skeresi sekunder intubasi
Tujuan : tidak terjadi aspirasi
Kriteria :
-         
Jalan
nafas lancer
-         
Tidak
ada tanda-tanda syok
-         
Sekresi
tidak ada
-         
Tanda-tanda
vital normal (tensi 130/80 mmHg, nadi 88 kali/menit, RR 16-20 kali/menit)
| 
INTERVENSI | 
RASIONAL | 
| 
1.     
  Atur posisi
  klien tanpa bantal, ekstensi dan miring kanan/kiri 
2.     
  Kaji ekstubasi
  jalan nafas dan aspirasi (muntahan atau lidakh tertekuk) 
3.     
  Observasi
  Tanda-tanda vital 
4.     
  Bersihkan jalan
  nafas dengan slem suction 
5.     
  Oritentasi klien
  dengan menggunakan observasi aldert. | 
1. Poisis ini untuk meluruskan jalan nafas sehingga
  pemenuhan akan oksigen terpenuhi dan jalan nafas bersih dan lancer 
2. Lidah tertekuk dan muntahan dapat menghambat/membuntui
  jalan nafas. 
3.     
  Hipotensi,
  dyspneu dan apneu merupakan tanda terjadinya syok. 
4.     
  Jalan nafas yang
  penuh dengan secret peru dihilangkan untuk jalan nafas spontan paska
  ekstubasi. 
5.     
  Tingkat
  perkembangan paska anestesi dapat dilihat dari aktivitas, kesadaran, warna,  | 
b.      Nyeri berhubungan dengan
sekunder terhadap trauma pada jaringan dan saraf bekas operasi stripping
Tujuan : nyeri berkurang
Kriteria :
-         
Klien
tenang dan tidak menyeringai
-         
Klien
mengerti factor penyebabnya seperti yang telah dijelaskan pada preoperasi
| 
INTERVENSI | 
RASIONAL | 
| 
1.     
  Kaji jtingkat
  nyeri 
2.     
  Atur posisi yang
  baik dan mengenakkan 
3.     
  Anjurkan klien
  nafas panjang dan dalam 
4.     
  Observasi luka
  paskaoperasi 
5.     
  Terapi analgetik | 
1.      
  Nyeri dapat
  diantisipasi klien secara individualisme dan penanganan yan berbeda 
2.      
  Posisi kaki
  lebih tinggi dari badan 30o dapat mengurangi peningkatan penekanan pada
  jaringan yang rusak sehingga mengurangi nyeri. 
3.      
  Nafas panjang
  dan dalam merelaksasi otot yang dioperasi dan terimobilisasi sehingga nyeri
  berkurang 
4.     
  Perhatikan
  stuwing yang meningkat menghambat suplai oksigen sehingga nyeri bertambah. 
5.     
  Analgetik
  merupakan obat anti nyeri yang bekerja secara sentral atau perifer/local. | 
III.    
IMPLEMENTASI
| 
TGL/ 
JAM | 
DX | 
IMPLEMENTASI | 
TTD | 
| 
14-01- 
2002 | 
1 
2 
3 | 
Preoperasi
  : 
1.     
   Menciptakan komunikasi terapeutik antara
  perawat-klien dan hubungan  saling
  percaya, menguatkan kontrak dalam membantu klien selama sebelum, selama dan
  setelah operasi 
2.     
  Memberi
  kesempatan dan mendorong kien untuk mengungkapkan masalah atau rasa cemas
  sehuungan dengan akan dilakukannya operasi 
3.     
  Memberi jawaban
  atas  pertanyaan yang berhubungan
  dengan penatalaksanaan keperawatan dan perawatan medis dalam persiapan
  preoperasi dan tindakannya (seperti pemasangan infuse NS 20 tetes/menit,
  premedikasi (suntikan sebelum masuk kamar operasi): - Dormicum 5 mg, atropine
  sulfat dan morfin sesuai dengan anjuran/instruksi dokter anestesi) 
4.     
  Menyelesaikan
  persiapan pasien sebelum masuk ke kamar operasi di ground  : 
-         
  Informent
  concent dan tanda tangan persetujuan 
-         
  Mengganti baju
  dengan baju OK GBPT beserta selimutnya 
-         
  Memindahkan
  klien dari berangkart ruangan ke berangkart OK 
-         
  Membawa klien ke
  lantai VI untuk persiapan lebih lanjut 
5.     
  Meminimalkan
  keributan di lingkungan dengan membatasi keluarga yang mengantarkan 
6.     
  Melakukan
  orientasikan klien pada ruang operasi (ulangi informasi untuk memungkinkan
  penyerapan) : 
-         
  orientasi
  ruangan  
-         
  orientasi
  personil operasi (Operator, pembantu operator, dokter anestesi (pembiusan)
  pemegang alat, perlengkapan yang merupakan satu tim) 
-         
  oritentasi
  prosedur operasi (sebelum masuk perlu disuntikkan suntikan praoperasi, masuk
  kamar dibius dan dilakukan operasi seprti yang telah dijelaskan diawal) 
-         
  Pemantauan
  psikologis klien (memantapkan kesiapna klien) 
6.      
  Menunjukkan
  perhatian dan sikap mendukung dalam pelaksanaan operasi sampai berakhir 
7.      
  Memberi
  penjelasan singkat tentang prosedur operasi dan memberi reward terhadap
  pernyataan positif dan kesanggupan dan ketabahan dalam menghadapi operasi
  nantinya. 
Intraoperasi
  : 
a.      
  Perfusi jaringan 
1.     
  Memantau status
  neurovaskuler setiap 15 menit dengan melihat hasil sandapan monitor tensi
  110/70 mmHg, nadi 76 kali/menit, saturasi oksigen 100 % 
2.     
  Memonitor
  balance cairan dengan mengobservasi pemberian infuse NS 2 flesh dengan
  perdarahan yang terjadi selama operasi. 
b. Risiko infeksi 
1.     
  Mempersiapkan
  kamar operasi secara aseptic  dan
  instrument secara antiseptic (steril) sesuai dengan tempat dan keperluannya. 
2.     
  Melakukan
  perawatan luka dengan kasa steril/depress dan penyedot darah (kasa
  steril/penyedot cairan atau darah) 
3.     
  Menambahkan doek
  diatas doek yang penuh dengan perdarahan 
Paska operasi 
a.      
  Risiko aspirasi 
1.      
  Mengkaji tingkat
  kesiapan klien paska ekstubasi dan mengobservasi lidah jatuh atau muntahan 
2.      
  Mengobservasi
  tanda-tanda vital RR 16 kali/menit 
3.      
  Mengatur posisi
  klien dengan posisi terlentang dengan ekstensi (Chint lif)/jaw trust 
4.      
  Mengkaji jalan
  nafas dan bebaskan jalan nafas dari secret dengan slem suction 
5.      
  Mengantarkan
  klien ke RR lantai 3 
6.      
  Mengatur  posisi klien tanpa bantal, ekstensi dan
  miring kanan/kiri 
7.      
  Mengobservasi
  skor pemulihan paska anestesi (Aldrete : warna , pernafasan, sirkulasi,
  kesadaran, dan aktivitas) 
b.     
  Nyeri. 
1.     
  Mengkaji tingkat
  nyeri yang dirasakan klien 
2.     
  Mengatur posisi
  klien dengan kaki lebih tinggi dari badan sebesar 30 o 
3.     
  Menganjurkan
  klien untuk latihan nafas dalam dan panjang 
4.     
  Mengobservasi
  kondisi sekitar luka operasi observasi tanda pulsasi, parese  
5.     
  Melakukan
  kolaborasi dalam pemeberian analgetik (toradol 10 mg Iv) |  | 
IV
EVALUASI 
| 
TANGGAL/ 
JAM | 
DX | 
EVALUASI | 
| 
14-O1-02 
jam 07.20 
Jam 10.20 | 
1 
2a 
2b 
3a 
3b | 
S 
Klien mengatakan saya harus
  pasrah karena ini jalan satu-satunya untuk memnuhi harapan saya agar kaki
  saya cantik kembali 
Klien sudah berdoa dan
  mendapatkan support dari suami dan keluarganya 
Klien mengatakan apa yang akan
  dilakukan selama operasi saya pasrah dan percaya akan kerja dari tim
  operasinya 
O 
Klien dengan tenang mengatakan
  pernyataan tersebut 
A 
Masalah sudah teratasi 
S 
O 
SUhu akral masih hangat,  tensi 109/76 mmHg, nadi 76 x/mnt, RR 16
  kali/menit 
Perdarahan minimal 150 cc sampai
  operasi selesai jam 10.20 WIB 
A.  
Masalah tak terjadi 
S 
O 
Perdarahan di rawat 
Doek yang berlumur darah ditambah
  yang bersih 
A. 
Masalah tak terjadi 
S 
Klien menjawab respon dari
  perawat walaupun dengan kata yang belum jelas 
O 
Kesdaran menurun 
Samnolen 
Paska anestesi 20 menit paska
  operasi 
Penilaian pemulihan (Aldrtete)
  warna 2, pernafasan 2, sirkulasi 2, kesadaran 1, aktivitas 1= 8 
Tidak muntah, pernafasan spontan,
  jalan nafas bersih 
AMasalah tak terjadi 
S 
Klien mengeluh nyeri tetapi tidak
  terlalu sakit 
O  
Masa pembiusan sudah mulai
  berkurang 
A 
Masalah belum tertasi sebagian 
P  
Lanjutkan 
I 
Mengatur posisi kaki lebih tinggi
  dari badan 30o 
Injeksi toradol 10 mg/IV | 





 
 
No comments:
Post a Comment