Tuesday, August 2, 2011

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK STIMULUS SENSORI

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
STIMULUS SENSORI








OLEH :
I KOMANG AGUS PUTRA WIJAYA
JUNIARTO
JEKLY PRATAMA ODISTA LUBEY
LAELA HAYATI YUNI HASBI
L.ROBY MUAS
L.MUHAMMAD ZAINI
MUHAMMAD RIJAL
MUHAMMAD YUSRI ISNAIDI




SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES) MATARAM
PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN
2009-201

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
SOSIALISASI & STIMULUS PERSEPSI


A. DESKRIPSI
Manusia adalah mahluk sosial yang terus menerus membutuhkan orang lain disekitarnya. Salah satu kebutuhannya adalah kebutuhan sosial untuk melakukan interaksi sesama manusia. Kebutuhan sosial yang dimaksud adalah rasa dimiliki oleh orang lain, pengakuan dari orang lain, penghargaaan orang lain, serta pernyataan diri. Interaksi yang dilakukan tidak selamanya memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh individu sehingga mungkin terjadi suatu gangguan terhadap kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain.
Untuk mengatasi gangguan interaksi pada klien jiwa, therapi aktivitas kelompok sering diperlukan dalam praktek keperawatan kesehatan jiwa karena merupakan keterampilan therapeutik. Therapi aktivitas kelompok merupakan bagian dari therapi modalitas yang berupaya meningkatkan psikotherapi dengan sejumlah klien dalam waktu yang bersamaan.
Ada dua tujuan umum dari terapi aktivitas kelompok ini yaitu tujuan terapeutik dan tujuan rehabilitatif. Tujuan terapeutik meliputi :
1) Menggunakan kegiatan untuk memfasilitasi interaksi,
2) Mendorong sosialisasi dengan lingkungan (hubungan dengan luar diri klien),
3)Meningkatkan stimulus realitas dan respon individu,
4) Memotivasi dan mendorong fungsi kognitif dan afektif,
5) Meningkatkan rasa dimiliki,
6) Meningkatkan rasa percaya diri,
7)Belajar cara baru dalam menyelesaikan masalah.
Sedangkan tujuan rehabilitatif meliputi:
1) Meningkatkan kemampuan untuk ekpresi diri,
2) Meningkatkan kemampuan empati,
3) Meningkatkan keterampilan sosial,
4) Meningkatkan pola penyelesaian masalah.
Beberapa aspek dari klien yang harus diperhatikan dalam penjaringan klien yang akan diberikan aktivitas kelompok adalah :
1. Aspek emosi
Gelisah, curiga, merasa tidak berguna, tidak dicintai, tidak dihargai, tidak diperhatikan, merasa disisihkan, merasa terpencil, klien merasakan takut dan cemas, menyendiri, menghindar dari orang lain
2. Aspek intelektual
Klien tidak ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, jika ditanya klien menjawab seperlunya, jawaban klien sesuai dengan pertanyaan perawat
3. Aspek sosial
Klien sudah dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat, klien mengatakan bersedia mengikuti therapi aktivitas, klien mau berinteraksi minimal dengan satu perawat lain ke satu klien lain
Therapi aktivitas kelompok sosialisasi dan stimulasi persepsi merupakan sebagian dari terapi aktifitas kelompok yang bisa dilaksanakan dalam praktek keperawatan jiwa. Terapi ini diharapkan dapat memacu klien untuk melakukan hubungan interpersonal yang adekuat dan mengidentifikasi secara benar stimulus persepsi eksternal.

B. MASALAH KEPERAWATAN
Therapi aktivitas kelompok stimulasi sensori ditujukan pada klien dengan masalah keperawatan :
1. Isolasi sosial : Menarik diri
2. Harga diri rendah
3. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Klien mampu meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota kelompok dan memotivasi proses pikir dan afektif

2. Tujuan Khusus
- Klien mampu mengidentifikasi dan mengklasifikasi stimulus eksternal yang diberikan melalui suara-suara musik
- Klien mampu menyebutkan identitas dirinya
- Klien mampu menyebutkan identitas klien lain
- Klien mampu berespon terhadap klien lain dengan mendengarkan klien lain yang sedang berbicara
- Klien mampu memberikan tanggapan pada pertanyaan yang diajukan
- Klien mampu menterjemahkan perintah sesuai dengan permainan
- Klien mampu mengikuti aturan main yang telah ditetapkan
- Klien mampu mengemukakan pendapat mengenai therapi aktivitas kelompok yang dilakukan

D. PERSIAPAN
1. Analisa situasi meliputi : waktu pelaksanaan, jumlah perawat, pembagian tugas perawat, alat bantu yang dipakai dan persiapan ruangan
2. Uraian tugas perawat (therapist)
a. Leader dan Co-Leader bertugas menganalisa dan mengobservasi pola-pola komunikasi dalam kelompok, membantu anggota kelompok untuk menyadari dinamisasi kelompok, menjadi motivator, membantu kelompok untuk menetapkan tujuan dan membuat peraturan. Pemimpin dan anggota kelompok mendiskusikan apa yang harus dilakukan selanjutnya, memotivasi kesatuan kelompok dan membantu kelompok untuk berkembang dan bergerak secara dinamis
b. Fasilitator bertugas memberikan stimulus kepada anggota kelompok lain agar dapat mengikuti jalannya kegiatan dalam kelompok
c. Observer bertugas mencatat serta mengamati respon klien, jalannya aktivitas therapi, peserta yang aktif dan pasif dalam kelompok serta yang drop out (tidak dapat mengikuti kegiatan sampai selesai)
3. Proses Seleksi
a. Berdasarkan observasi prilaku sehari-hari klien yang dikelola oleh perawat
b. Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai prilaku klien sehari-hari serta kemungkinan dilakukan therapi kelompok pada klien tersebut dengan perawat ruangan
c. Melakukan kontak pada klien untuk mengikuti aktivitas yang akan dilakukan
4. Program antisipasi masalah
Suatu intervensi keperawatan yang dilakukan dalam mengantisipasi keadaan yang bersifat darurat atau emergensi yang dapat mempengaruhi proses pelaksanaan kegiatan therapi aktivitas kelompok.

E. KEGIATAN
1. Perkenalan
Kelompok perawat memperkenalkan identitas diri masing-masing dipimpin oleh leader. Leader menjelaskan peraturan kegiatan dalam kelompok.
2. Kegiatan
Klien mendengarkan music yang telah di sediakan oleh perawat, melakukan perintah permainan dan memberikan jawaban atas pertanyaan dari kelompok.
3. Evaluasi
Setelah mengikuti kegiatan klien dipersilahkan untuk mengemukakan perasaan dan pendapatnya tentang apa yang di dengarkan.
4. Terminasi/Penutup
Leader menjelaskan kembali tujuan dan manfaat kegiatan, klien menyebutkan kembali tujuan dan manfaat kegiatan.

F. KRITERIA EVALUASI
Presentasi jumlah klien yang mengikuti kegiatan sesuai dengan yang direncanakan :
- 80% dari jumlah klien mampu bersepon terhadap klien lain dengan mendengarkan klien lain yang sedang berbicara
- 80% dari jumlah klien mampu memberikan tanggapan pada pertanyaan yang diajukan
- 70% dari jumlah klien mampu menterjemahkan perintah permainan
- 70% dari jumlah klien mampu mengikuti aturan main yang telah ditentukan
- 50% dari jumlah klien mau mengemukakan pendapat tentang therapi aktifitas kelompok yang dilakukan

G. RENCANA PELAKSANAAN
- Kriteria klien yang mengikuti terapi TAK di ruangan.
- Klien menarik diri yang sudah mulai berinteraksi dengan beberapa klien lain
- Klien halusinasi yang sudah dapat mengontrol halusinasinya
1. Peserta :

2. Masalah Keperawatan
- Menarik diri
- Harga diri rendah
- Halusinasi
3. Persiapan
a. Analisa Situasi
1). Waktu Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Senin, 14 juni 2010
Waktu : Pk.08.00 – 10.00 WIB
Alokasi Waktu : Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
Permainan (35 menit)
Ekpress feeling (15 menit)
Penutup (5 menit)
2). Jumlah Perawat
Mahasiswa : 8 orang
3). Pembagian Tugas
Leader : L. Muh. Zaini
Co-Leader :
Observer :
Fasilitator :
4). Alat Bantu
Tape Recorder & Kaset
Bola-bola kecil
b. Proses Pelaksanaan
1). Perkenalan
- Kelompok perawat memperkenalkan diri, urutan ditunjuk oleh pembimbing untuk memulai menyebut nama, kemudian leader menjelaskan tujuan dan peraturan kegiatan dalam kelompok
- Bila akan mengemukakan perasaannya klien diminta untuk lebih dulu menunjukkan tangannnya
- Bila klien ingin keluar untuk minum, BAB/BAK harus minta ijin pada perawat
- Pada akhir perkenalan pemimpin mengevaluasi kemampuan identifikasi terhadap perawat dengan menanyakan nama perawat yang ditunjuk oleh leader
2). Permainan
- Klien yang telah diseleksi dikumpulkan di tempat yang cukup luas dan duduk membentuk lingkaran
- Leader menjelaskan alur permainan, kemudian memberikan bola kecil kepada pasien dan memperdengarkan music.
- Selanjutnya peserta mendengarkan baik-baik music yang di perdengrkan oleh co leader sambil mengoper bola ke peserta lainnya
- Selanjutnya masing-masing peserta mengungkapkan perasaannya setelah mendengarkan musik
- Setelah selesai, Leader, Co leader dan motifator memotivasi klien lain untuk menanyakan sesuatu kepada klien yang sedang didepan. Kemudian klien yang didepan menjawab pertanyaan tersebut, setelah klien menjawab pertanyaan perawat memberikan reinforcement positip dan memperjelas apa yang dibicarakan /dijawab oleh klien. Kemudian dilemparkan kepada klien lagi sehingga klien memiliki persepsi yang positip/baik tanpa dipengaruhi oleh perawat.
- Kemudian dilanjutkan dengan peserta berikutnya dengan cara yang sama
- Selama kegiatan berlangsung observer mengamati jalannya acara .
3). Peer Review (Evaluasi Kelompok)
- Klien dapat mengemukakan perasaannya setelah memperkenalkan dirinya
- Klien mengemukakan perasaannya setelah mendengarkan music yang di perdengarkan
- Klien mengemukakan pendapat tentang kegiatan ini
4).Terminasi
- Klien dapat menyebutkan kembali tujuan kegiatan
- Leader menjelaskan kembali tentang tujuan dan manfaat dari kegiatan kelompok ini
4. Antisipasi Masalah
a. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
- Memanggil klien
- Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab pertanyaan perawat
b. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit :
- Panggil nama klien
- Tanya alasan klien meninggalkan permainan
- Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu klien boleh kembali lagi

c. Bila ada klien lain ingin ikut
- Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang telah dipilih
- Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat diikuti oleh klien tersebut
- Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi peran pada permainan tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Herawaty, Netty, Materi Kuliah Terapi Aktivitas Kelompok, FIK Jakarta 1999

Gail Wiscart Stuart, Sandra J. Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3, EGC, Jakarta 1995

PELAKSANAAN TAK

Tanggal : 9 Mei 1997 pukul 10.00- 11.00 .
Tempat : Ruang Perawatan Melati.
Jumlah peserta : 10 Orang dengan masalah GHS : Menarik diri.
Metode : Bermain dan bernyanyi bersama.

Pembagian tugas anggota : Leader : David A. Mandala.
: Co leader : Siswanto
: Motifator : Subhan.
: R. Khoiriatul.
: Rahayu Budi Utami.
: Observer : Ridawati Sulaiman.

Jalannya Acara :
1. FASE PERKENALAN.
- Mengumpulkan anggota diruang Perawatan Melati.
Perawat melakukan kontrak ulang untuk mengikuti TAK, perawat berhasil mengumpulkan sepuluh orang klien sesuai dengan rencana semula.
- Leader memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan kegiatan TAK kepada klien kemudian co leader menjelaskan aturan permainan.

2. FASE KERJA
Leadermemberikan lembaran kertas yang bergambar pasangan dari alat-yang setiap hari digunakan : piring dengan sendok, sapu dengan tempat sampah, pensil dengan buku, sepatu dengan kaus kaki, meja dengan kursi, dan membagikan pada setiap peserta secara acak, selanjutnya peserta mencari pasangannya yang sesuai dengan gambar yang dipegang. Selanjutnya berkenalan dan menanyakan identitas selengkapnya : Nama, alamat, hobby, yang disukai tentang dirinya, serta ketrampilan yang dimiliki. Selanjutnya masing-masing peserta menerangkan pada kelompok identitas dirinya dan pasangannya selengkap-lengkapnya. Kemudian co leader memutar kaset lagu dangdut untuk berjoget bersama masing-masing pasangan dengan berpegangan tangan. Musik dihentikan selanjutnya masing-masing pasangan harus menampilkan suatu ketrampilan didepa kelompok. Co leader menyiapkan gitar, dan masing-masing pasangan menyanyikan lagu dengan diiringi gitar. Setelah berhenti menyanyi Leader , Co leader dan motifator memotifasi klien lain untuk menanyakan sesuatu kepada klien yang sedang didepan. Kemudian klien yang didepan menjawab pertanyaan tersebut , setelah klien menjawab pertanyaan dan selesai bernyanyi perawat memberikan reinforcement positip dan memperjelas apa yang dibicarakan /dijawab oleh klien. Kemudian dilemparkan kepada klien lagi ,sehingga klien memiliki persepsi yang positip / baik tampa dipengaruhi oleh perawat. Selama kegiatan berlangsung observer mengamati jalanya acara .

3. FASE TERMINASI.
- Melakukan sharing perasaan antara klien dan perawat tentang terapi aktifitas kelompok yang dilakukan.
Klien : Merasa senang karena tidak melamun ,dapat mengurangi setress, terjalin keakraban,tidak membosankan,mengisi waktu luang dan klien menanyakan kapan ada acara seperti ini lagi.?
Perawat : Merasa senang karena klien dapat kooperatif mengikuti kegiatan TAK. Merasa dibutuhkan oleh klien.
- Melakukan evaluasi :
a. Proses
90 % klien berpartisipasi aktif.
90 % Klien dapat memberikan respon verbal dan non verbal yang sesuai dengan Stimulus external.
90 % Klien mampu bekerja sama dalam kelompok.
100 %Klien mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai.
b. Hasil
90 % Klien mampu memperkenalkan diri /menyebutkan nama,alamt serta mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh klien lain.
80 % Klien mampu menyanyikan sebuah lagu.
50 % Klien mampu mengungkapkan manfaat kegiatan TAK.
- Terakhir leader menyimpulkan manfaat seluruh kegiatan dan memotifasi kepada klien untuk melakukan kegiatan serupa/yang lain bersama klien lain.

PENGENALAN MATERI GENETIK

PENGENALAN MATERI GENETIK
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Jelaskan hubungan antara gen, kromosom, inti sel dan DNA
2. Jelaskan 4 macam bentuk kromosom berdasarkan letak sentromernya
3. Kromosom manusia dibedakan menjadi 2 macam, jelaskan
4. Buat dalam daftar lokasi dan fungsi 3 macam ARN
5. Tuliskan pasangan basa-basa pada ADN dan ARN
6. Jelaskan perbedaan ARN genetik dan non genetik
7. Buat dalam daftar perbedaan ADN dan ARN ditinjau dari : bentuk dan ukuran, lokasi, fungsi dan struktur kimianya.
8. Jelaskan mengapa penulisan nukleotida sebuah pita double helix selalu 3’-5’ dan pasangannya 5’-3’.
9. Jelaskan perbedaan nukleosida dengan nukleotida
10. Suatu pita heliks ganda terbaca sebagai 5’ ..SSAAASTTA..., maka pita pasangannya terbaca sebagai ....a..... dan pesan yang diterima ARNd adalah ......b...?
11. Apa yang dimaksud dengan : a. Kode genetik, b. Kodon dan antikodon, c. Telomer , d. Kromomer, e. Replikasi ADN , f. Asam nukleat
12. Lengkapi tabel berikut untuk menjelaskan proses sintesis protein :
No Peristiwa Tempat terjadi Kejadian dalam peristiwa
1 Transkripsi Sitoplasma
2 Aktivasi asam amino Sitoplasma
3 Inisiasi ARNd dan sub unit ribosom
4 Inisiasi rantai polipeptida
5 Pemanjangan rantai
6 Terminasi dan pembebasan rantai polipeptida
7 Disosiasi kompleks ARNd/MRNA- ribosom


JAWABAN
1. Gen, kromosom, inti sel dan DNA memiliki hubungan yang erat satu sama lain. Karena seperti kita ketahui gen berada dalam suatu molekul yang panjang disebut asam deoksiribonukleat (DNA). ADN berikatan dengan matriks protein membentuk nukleoprotein dan tersusun menjadi struktur-struktur dengan sifat dapat menyerap warna dengan jelas, yang disebut kromosom . kromosom ini terdapat didalam inti sel (nukles). Kromosom merupakan benda-benda halus berbentuk lurus seperti batang atau bengkok.
2. Bedasarkan letak sentromer atau panjang lengan / tangannya, kromosom dibagi menjadi empat macam yaitu :
a. Metasentris, apabila sentromer terletak median (kira-kira ditengah kromosom), sehingga kromosom terbagi menjadi dua lengan sama panjang dan mempunyai bentuk seperti huruf V.
b. Submetasentris, apabila sentromer terletak submedian (ke arah salah satu ujung kromosom), sehingga kromosom terbagi menjadi lengan tidak sama panjang dan mempunyai bentuk seperti huruf J.
c. Akrosentris, apabila sentromer terletak subterminal (di dekat ujung kromosom), sehingga kromosom tidak membengkok melainkan tetap lurus seperti batang. Satu lengan kromosom menjadi sangat pendek, sedang lengan lainnya sangat panjang.
d. Telosentris, apabila sentromer terletak diujung kromosom sehingga kromosom hanya terdiri dari sebuah lengan saja dan berbentuk lurus seperti batang. Kromosom manusia tidak ada yang telosentris.
3. Kromosom yang terdapat didalam suatu sel makhluk hidup dibedakan menjadi dua yaitu kromosom autosom dan genosom (kromosom seks). Kromosom autosom merupakan kromosom yang menentukan tubuh makhluk hidup, sedangkan seks kromosom (genosom) merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin . pada manusia dan beberapa spesies lain, jenis kelamin dikaitkan dengan pasangan kromosom yang tidak serupa bentuknya, yang disimbolkan dengan X dan Y. Seorang perempuan normal mempunyai sepasang kromosom X, sedangkan laki-laki normal mempunyai sebuah kromosom X dan sebuah kromosom Y. Berhubungan dengan itu, formula kromosom untuk perempuan normal 46 XX dan laki-laki normal 46 XY.




4. Tabel lokasi dan fungsi ARN
Daftar lokasi Fungsi
1. ARN duta (ARNd) terdapat dalam nukleus Menerima informasi genetik dari ADN
2. ARN pemindah (ARNp) terdapat dalam sitoplasma Mengikat asam amino yang terdapat dalam sitoplasma
3. ARN ribosom (ARNr) terdapat dalam ribosom Mensntesis protein dengan menggunakan bahan asam amino
5. Pasangan basa-basa pada ADN dan ARN
Pasangan basa purin dan purimidin dirantai nukleotida. Pasangan purin dan purimidin membentuk rangkaian kimia dengan deoksiribosa. Asam CI dari gula deoksiribosa akan berhubungan dengan atom nitrogen pada posisi 1 dari pirimidin atau posisi 9 dari purin. Molekul ini disebut nukleosida atau deosiribonukleosida dan mereka dapat berlaku sebagai prekursor elementer untuk sintesis ADN.
6. Perbedaan ARN genetik dengan nongenetik adalah:
ARN genetik terdapat pada beberapa virus tambahan (misalnya virus mosaik tembakau). Virus hewan (misalnya virus influenza, virus kaki dan mulut ) dan bakteriophog. Pada makhluk tersebut ARN merupakan molekul genetik keseluruhannya dan membawa segala pertanggungan jawab seperti yang dimiliki ADN . Sedangkan ARN non genetik terdapat pada makhluk dimana keterangan genetik terdapat dalam ADN.
7. Tabel perbedaaan ADN dan ARN
No Perbedaan ADN ARN
1 Bentuk Pita ganda (doube heliks) Pita tunggal
2 Ukuran Panjang Pendek
3 Lokasi Kromosom inti dan di luar inti (mitokondria) Kromosom inti dan di luar inti
4 Struktur kimia
8. Karena sebuah nukleotida selalu memiliki ujung 3’-OH dan 5’P, sehingga dalam double helix menurut Watson dan Crick terdapat sebuah pita dengan tata tertib 3’-5’, sedang pasangannya 5’-3’.

9. Perbedaan nukleotida dan nukleosida
Nukleosida adalah molekul atom C1 dari gula deoksiribosa kan berhubungan dengan atom nitrogen pada posisi 1 dari pirimdin dari atau posisi 9 dari purin dan dapat berlaku sebagai prekursor elementer untuk sintesis ADN.

10. Pita helix ganda terbaca 5’..SSAAASTTA... maka pasangannya adalah ............................dan pesan yang diterima ARNd adalah GGUUUGAAU.
11. Definisi :
• Kode genetik
suatu cara untuk menetapkan jumlah serta urutan nukleotida yang berperan dalam menentukan posisi yang tepat dari tiap asam amino dalam rantai peptida yang bertambah panjang.
• Kodon
Asam amino yang telah dikenal sebanyak 20 macam satu kelompok nukleotida yang memperinci suatu asam amino.
Anti kodon
• Telomer
Bagian dari ujung-ujung kromosom yang menghalang-halangi bersambungnya kromosom satu dengan lainnya.
• Kromomer
Penebalan kromosom dibeberapa tempat
• Reflikasi ADN
Sel yang membelah selalu didahului oleh pembelahan inti sel
• Asam nukleat
Asam yang tersusun atas nukleotida, yang terdiri dari gula fosfat dan basa yang mengandung nitrogen.







HUKUM MENDEL dan BEBERAPA SIFAT YANG DITURUNKAN PADA MANUSIA
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Andaikan B gen pembawa sifat rambut hitam, sedangkan b gen pembawa sifat putih. Buat diagram perkawinan individu berambut hitam dengan individu berambut putih, tentukan perbandingan keturunannya pada F2, apabila F1 saling kawin.
2. Pada persilangan tetrahibrid, tentukan banyaknya ;
a. Macam gamet
b. Kombinasi F2
c. Kombinasi homozigotik
d. Macam genotip dalam F2
e. Perbandingan fenotip dalam F2
3. Pada persilangan individu AaBb x AaBb, tentukan banyaknya ;
a. Kombinasi F2
b. Fenotip dalam F2
c. Perbandingan feotip dalam F2
d. Kombinasi baru yang homozigot





PENENTUAN JENIS KELAMIN
SOAL –SOAL LATIHAN
1. Seorang golongan laki-laki bergolongan darah B bergigi coklat menikah dengan perempuan bergolongan darah AB bergigi coklat pula. Anak pertama mereka lahir laki-laki dengan golongan darah AB bergigi normal. Bagaimana sifat anak-anaknya yang lain, buat dalam diagram perkawinan dan diagram silsilah.
2. Seorang perempuan albino tetapi tidak butawarna menikah dengan laki-laki normal (tidak albino) tetapi buta warna. Anak pertama mereka laki-laki albino menderita butawarna pula. Anak pertamanya menikah dengan perempuan tidak albino dan tidak butawarna, mempunyai dua orang anak, laki-laki dan perempuan yang masing-masing tidak buta warna dan tidak butawarna dan tidak albino. Tentukan genotif orang tua tersebut dan bagaimana sifat anak-anaknya yang lain ? buat dalam diagram perkawinan dan diagram silsilah.
3. Suami istri masing-masing menderita polidaktili tetapi tidak hemofili, mempunyai anak laki-laki tidak polidaktili tetapi menderita hemofili. Tentukan sifat anak-anaknya yang lain. Apabila anak laki-lakinya menikah dengan perempuan polidaktili tidak hemofili homozigotik, tentukan sifat cucu-cucu mereka. Buat diagram perkawinan dan diagram silsilah.
4. Mengapa perkawinan laki-laki golongan darah B dengan perempuan bergolongan darah AB dikatakan perkawinan kompatibel sedangkan perkawinan laki-laki bergolongan darah AB dengan perempuan bergolongan darah B dikatakan perkawinan inkompatibel? Jelaskan dengan menggunakan diagram perkawinan !
5. Laki-laki golongan darah A, Rh+ menikah dengan perempuan bergolongan darah B, Rh-. Anak pertamanya lahir perempuan bergolongan darah O, Rh-. Tentukan sifat anak-anakna dan buat dagra perkawinannya.

Jawaban
1. P I B IB B- x I A IB Bb
F1 IAIB B-
IAIB BB
IAIB b-
IAIB Bb
IBIB B-
IBIB BB
IBIB b-
IBIB Bb

2. P1 aa Cc x Aa C-
F1 Aa Cc , Aacc , Aacc ,AaC- , Aac- ,aaCc , aacc , aaC- ,aac-
P1 aac- x AaCc
F2 AaC- , aaCC /aaCc

3. P1 PpH x PpHh
F1 pph- PPHJH ppH- PpHH PpH- PPHh pph- PpHh Pph-
PpHH PpH- ppHH ppH- PpHh Pph- ppHh
P2 pph- x PPHH
F2 PpHh , PpH-



4.









5.
P IAIA RR x IB- i rr
A,Rh+ B, Rh-
F1 IAIB Rr  50%
IAi Rr  50%




PENENTUAN JENIS KELAMIN
 Buat digram perkawinan dan diagram silsilah penurunan sifat berikut :
1. Seorang laki-laki albino akan menikahi perempuan normal heterozygot, bagaimana sifat anak-anaknya kelak ?
2. Seorang perempuan dan laki-laki polidaktili heterozygot berencana menikah dan bagaimana sifat anak-anaknya kelak ?
3. Laki-laki tester heterozygot menikah dengan perempuan cantik, anak pertamanya lahir buta kecap, bagaimana genotif perempuan tersebut dan sifat anak –anaknya yang lain.
 JAWABAN
1. P aa x Aa
F1. Aa Aa aa aa
Sifat -sifatnya 50% Normal
50% Albino

2. P Pp x Pp
F1 .PP Pp Pp pp
Sifat – Sifatnya 25% Polidaktili homozigot
50% Polidaktili Heterozigot
25% Normal
3. P Tt x Tt
F1 TT Tt Tt tt
Sifat –Sifatnya 25% Normal Homozigot
50% Normal Heterozigot
25% Buta kecap
PENGENALAN MATERI GENETIK
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Jelaskan hubungan antara gen, kromosom, inti sel dan DNA
2. Jelaskan 4 macam bentuk kromosom berdasarkan letak sentromernya
3. Kromosom manusia dibedakan menjadi 2 macam, jelaskan
4. Buat dalam daftar lokasi dan fungsi 3 macam ARN
5. Tuliskan pasangan basa-basa pada ADN dan ARN
6. Jelaskan perbedaan ARN genetik dan non genetik
7. Buat dalam daftar perbedaan ADN dan ARN ditinjau dari : bentuk dan ukuran, lokasi, fungsi dan struktur kimianya.
8. Jelaskan mengapa penulisan nukleotida sebuah pita double helix selalu 3’-5’ dan pasangannya 5’-3’.
9. Jelaskan perbedaan nukleosida dengan nukleotida
10. Suatu pita heliks ganda terbaca sebagai 5’ ..SSAAASTTA..., maka pita pasangannya terbaca sebagai ....a..... dan pesan yang diterima ARNd adalah ......b...?
11. Apa yang dimaksud dengan : a. Kode genetik, b. Kodon dan antikodon, c. Telomer , d. Kromomer, e. Replikasi ADN , f. Asam nukleat
12. Lengkapi tabel berikut untuk menjelaskan proses sintesis protein :
No Peristiwa Tempat terjadi Kejadian dalam peristiwa
1 Transkripsi Sitoplasma
2 Aktivasi asam amino Sitoplasma
3 Inisiasi ARNd dan sub unit ribosom
4 Inisiasi rantai polipeptida
5 Pemanjangan rantai
6 Terminasi dan pembebasan rantai polipeptida
7 Disosiasi kompleks ARNd/MRNA- ribosom


JAWABAN
1. Gen, kromosom, inti sel dan DNA memiliki hubungan yang erat satu sama lain. Karena seperti kita ketahui gen berada dalam suatu molekul yang panjang disebut asam deoksiribonukleat (DNA). ADN berikatan dengan matriks protein membentuk nukleoprotein dan tersusun menjadi struktur-struktur dengan sifat dapat menyerap warna dengan jelas, yang disebut kromosom . kromosom ini terdapat didalam inti sel (nukles). Kromosom merupakan benda-benda halus berbentuk lurus seperti batang atau bengkok.
2. Bedasarkan letak sentromer atau panjang lengan / tangannya, kromosom dibagi menjadi empat macam yaitu :
a. Metasentris, apabila sentromer terletak median (kira-kira ditengah kromosom), sehingga kromosom terbagi menjadi dua lengan sama panjang dan mempunyai bentuk seperti huruf V.
b. Submetasentris, apabila sentromer terletak submedian (ke arah salah satu ujung kromosom), sehingga kromosom terbagi menjadi lengan tidak sama panjang dan mempunyai bentuk seperti huruf J.
c. Akrosentris, apabila sentromer terletak subterminal (di dekat ujung kromosom), sehingga kromosom tidak membengkok melainkan tetap lurus seperti batang. Satu lengan kromosom menjadi sangat pendek, sedang lengan lainnya sangat panjang.
d. Telosentris, apabila sentromer terletak diujung kromosom sehingga kromosom hanya terdiri dari sebuah lengan saja dan berbentuk lurus seperti batang. Kromosom manusia tidak ada yang telosentris.
3. Kromosom yang terdapat didalam suatu sel makhluk hidup dibedakan menjadi dua yaitu kromosom autosom dan genosom (kromosom seks). Kromosom autosom merupakan kromosom yang menentukan tubuh makhluk hidup, sedangkan seks kromosom (genosom) merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin . pada manusia dan beberapa spesies lain, jenis kelamin dikaitkan dengan pasangan kromosom yang tidak serupa bentuknya, yang disimbolkan dengan X dan Y. Seorang perempuan normal mempunyai sepasang kromosom X, sedangkan laki-laki normal mempunyai sebuah kromosom X dan sebuah kromosom Y. Berhubungan dengan itu, formula kromosom untuk perempuan normal 46 XX dan laki-laki normal 46 XY.




4. Tabel lokasi dan fungsi ARN
Daftar lokasi Fungsi
1. ARN duta (ARNd) terdapat dalam nukleus Menerima informasi genetik dari ADN
2. ARN pemindah (ARNp) terdapat dalam sitoplasma Mengikat asam amino yang terdapat dalam sitoplasma
3. ARN ribosom (ARNr) terdapat dalam ribosom Mensntesis protein dengan menggunakan bahan asam amino
5. Pasangan basa-basa pada ADN dan ARN
Pasangan basa purin dan purimidin dirantai nukleotida. Pasangan purin dan purimidin membentuk rangkaian kimia dengan deoksiribosa. Asam CI dari gula deoksiribosa akan berhubungan dengan atom nitrogen pada posisi 1 dari pirimidin atau posisi 9 dari purin. Molekul ini disebut nukleosida atau deosiribonukleosida dan mereka dapat berlaku sebagai prekursor elementer untuk sintesis ADN.
6. Perbedaan ARN genetik dengan nongenetik adalah:
ARN genetik terdapat pada beberapa virus tambahan (misalnya virus mosaik tembakau). Virus hewan (misalnya virus influenza, virus kaki dan mulut ) dan bakteriophog. Pada makhluk tersebut ARN merupakan molekul genetik keseluruhannya dan membawa segala pertanggungan jawab seperti yang dimiliki ADN . Sedangkan ARN non genetik terdapat pada makhluk dimana keterangan genetik terdapat dalam ADN.
7. Tabel perbedaaan ADN dan ARN
No Perbedaan ADN ARN
1 Bentuk Pita ganda (doube heliks) Pita tunggal
2 Ukuran Panjang Pendek
3 Lokasi Kromosom inti dan di luar inti (mitokondria) Kromosom inti dan di luar inti
4 Struktur kimia
8. Karena sebuah nukleotida selalu memiliki ujung 3’-OH dan 5’P, sehingga dalam double helix menurut Watson dan Crick terdapat sebuah pita dengan tata tertib 3’-5’, sedang pasangannya 5’-3’.

9. Perbedaan nukleotida dan nukleosida
Nukleosida adalah molekul atom C1 dari gula deoksiribosa kan berhubungan dengan atom nitrogen pada posisi 1 dari pirimdin dari atau posisi 9 dari purin dan dapat berlaku sebagai prekursor elementer untuk sintesis ADN.

10. Pita helix ganda terbaca 5’..SSAAASTTA... maka pasangannya adalah ............................dan pesan yang diterima ARNd adalah GGUUUGAAU.
11. Definisi :
• Kode genetik
suatu cara untuk menetapkan jumlah serta urutan nukleotida yang berperan dalam menentukan posisi yang tepat dari tiap asam amino dalam rantai peptida yang bertambah panjang.
• Kodon
Asam amino yang telah dikenal sebanyak 20 macam satu kelompok nukleotida yang memperinci suatu asam amino.
Anti kodon
• Telomer
Bagian dari ujung-ujung kromosom yang menghalang-halangi bersambungnya kromosom satu dengan lainnya.
• Kromomer
Penebalan kromosom dibeberapa tempat
• Reflikasi ADN
Sel yang membelah selalu didahului oleh pembelahan inti sel
• Asam nukleat
Asam yang tersusun atas nukleotida, yang terdiri dari gula fosfat dan basa yang mengandung nitrogen.







HUKUM MENDEL dan BEBERAPA SIFAT YANG DITURUNKAN PADA MANUSIA
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Andaikan B gen pembawa sifat rambut hitam, sedangkan b gen pembawa sifat putih. Buat diagram perkawinan individu berambut hitam dengan individu berambut putih, tentukan perbandingan keturunannya pada F2, apabila F1 saling kawin.
2. Pada persilangan tetrahibrid, tentukan banyaknya ;
a. Macam gamet
b. Kombinasi F2
c. Kombinasi homozigotik
d. Macam genotip dalam F2
e. Perbandingan fenotip dalam F2
3. Pada persilangan individu AaBb x AaBb, tentukan banyaknya ;
a. Kombinasi F2
b. Fenotip dalam F2
c. Perbandingan feotip dalam F2
d. Kombinasi baru yang homozigot





PENENTUAN JENIS KELAMIN
SOAL –SOAL LATIHAN
1. Seorang golongan laki-laki bergolongan darah B bergigi coklat menikah dengan perempuan bergolongan darah AB bergigi coklat pula. Anak pertama mereka lahir laki-laki dengan golongan darah AB bergigi normal. Bagaimana sifat anak-anaknya yang lain, buat dalam diagram perkawinan dan diagram silsilah.
2. Seorang perempuan albino tetapi tidak butawarna menikah dengan laki-laki normal (tidak albino) tetapi buta warna. Anak pertama mereka laki-laki albino menderita butawarna pula. Anak pertamanya menikah dengan perempuan tidak albino dan tidak butawarna, mempunyai dua orang anak, laki-laki dan perempuan yang masing-masing tidak buta warna dan tidak butawarna dan tidak albino. Tentukan genotif orang tua tersebut dan bagaimana sifat anak-anaknya yang lain ? buat dalam diagram perkawinan dan diagram silsilah.
3. Suami istri masing-masing menderita polidaktili tetapi tidak hemofili, mempunyai anak laki-laki tidak polidaktili tetapi menderita hemofili. Tentukan sifat anak-anaknya yang lain. Apabila anak laki-lakinya menikah dengan perempuan polidaktili tidak hemofili homozigotik, tentukan sifat cucu-cucu mereka. Buat diagram perkawinan dan diagram silsilah.
4. Mengapa perkawinan laki-laki golongan darah B dengan perempuan bergolongan darah AB dikatakan perkawinan kompatibel sedangkan perkawinan laki-laki bergolongan darah AB dengan perempuan bergolongan darah B dikatakan perkawinan inkompatibel? Jelaskan dengan menggunakan diagram perkawinan !
5. Laki-laki golongan darah A, Rh+ menikah dengan perempuan bergolongan darah B, Rh-. Anak pertamanya lahir perempuan bergolongan darah O, Rh-. Tentukan sifat anak-anakna dan buat dagra perkawinannya.

Jawaban
1. P I B IB B- x I A IB Bb
F1 IAIB B-
IAIB BB
IAIB b-
IAIB Bb
IBIB B-
IBIB BB
IBIB b-
IBIB Bb

2. P1 aa Cc x Aa C-
F1 Aa Cc , Aacc , Aacc ,AaC- , Aac- ,aaCc , aacc , aaC- ,aac-
P1 aac- x AaCc
F2 AaC- , aaCC /aaCc

3. P1 PpH x PpHh
F1 pph- PPHJH ppH- PpHH PpH- PPHh pph- PpHh Pph-
PpHH PpH- ppHH ppH- PpHh Pph- ppHh
P2 pph- x PPHH
F2 PpHh , PpH-



4.









5.
P IAIA RR x IB- i rr
A,Rh+ B, Rh-
F1 IAIB Rr  50%
IAi Rr  50%




PENENTUAN JENIS KELAMIN
 Buat digram perkawinan dan diagram silsilah penurunan sifat berikut :
1. Seorang laki-laki albino akan menikahi perempuan normal heterozygot, bagaimana sifat anak-anaknya kelak ?
2. Seorang perempuan dan laki-laki polidaktili heterozygot berencana menikah dan bagaimana sifat anak-anaknya kelak ?
3. Laki-laki tester heterozygot menikah dengan perempuan cantik, anak pertamanya lahir buta kecap, bagaimana genotif perempuan tersebut dan sifat anak –anaknya yang lain.
 JAWABAN
1. P aa x Aa
F1. Aa Aa aa aa
Sifat -sifatnya 50% Normal
50% Albino

2. P Pp x Pp
F1 .PP Pp Pp pp
Sifat – Sifatnya 25% Polidaktili homozigot
50% Polidaktili Heterozigot
25% Normal
3. P Tt x Tt
F1 TT Tt Tt tt
Sifat –Sifatnya 25% Normal Homozigot
50% Normal Heterozigot
25% Buta kecap
PENGENALAN MATERI GENETIK
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Jelaskan hubungan antara gen, kromosom, inti sel dan DNA
2. Jelaskan 4 macam bentuk kromosom berdasarkan letak sentromernya
3. Kromosom manusia dibedakan menjadi 2 macam, jelaskan
4. Buat dalam daftar lokasi dan fungsi 3 macam ARN
5. Tuliskan pasangan basa-basa pada ADN dan ARN
6. Jelaskan perbedaan ARN genetik dan non genetik
7. Buat dalam daftar perbedaan ADN dan ARN ditinjau dari : bentuk dan ukuran, lokasi, fungsi dan struktur kimianya.
8. Jelaskan mengapa penulisan nukleotida sebuah pita double helix selalu 3’-5’ dan pasangannya 5’-3’.
9. Jelaskan perbedaan nukleosida dengan nukleotida
10. Suatu pita heliks ganda terbaca sebagai 5’ ..SSAAASTTA..., maka pita pasangannya terbaca sebagai ....a..... dan pesan yang diterima ARNd adalah ......b...?
11. Apa yang dimaksud dengan : a. Kode genetik, b. Kodon dan antikodon, c. Telomer , d. Kromomer, e. Replikasi ADN , f. Asam nukleat
12. Lengkapi tabel berikut untuk menjelaskan proses sintesis protein :
No Peristiwa Tempat terjadi Kejadian dalam peristiwa
1 Transkripsi Sitoplasma
2 Aktivasi asam amino Sitoplasma
3 Inisiasi ARNd dan sub unit ribosom
4 Inisiasi rantai polipeptida
5 Pemanjangan rantai
6 Terminasi dan pembebasan rantai polipeptida
7 Disosiasi kompleks ARNd/MRNA- ribosom


JAWABAN
1. Gen, kromosom, inti sel dan DNA memiliki hubungan yang erat satu sama lain. Karena seperti kita ketahui gen berada dalam suatu molekul yang panjang disebut asam deoksiribonukleat (DNA). ADN berikatan dengan matriks protein membentuk nukleoprotein dan tersusun menjadi struktur-struktur dengan sifat dapat menyerap warna dengan jelas, yang disebut kromosom . kromosom ini terdapat didalam inti sel (nukles). Kromosom merupakan benda-benda halus berbentuk lurus seperti batang atau bengkok.
2. Bedasarkan letak sentromer atau panjang lengan / tangannya, kromosom dibagi menjadi empat macam yaitu :
a. Metasentris, apabila sentromer terletak median (kira-kira ditengah kromosom), sehingga kromosom terbagi menjadi dua lengan sama panjang dan mempunyai bentuk seperti huruf V.
b. Submetasentris, apabila sentromer terletak submedian (ke arah salah satu ujung kromosom), sehingga kromosom terbagi menjadi lengan tidak sama panjang dan mempunyai bentuk seperti huruf J.
c. Akrosentris, apabila sentromer terletak subterminal (di dekat ujung kromosom), sehingga kromosom tidak membengkok melainkan tetap lurus seperti batang. Satu lengan kromosom menjadi sangat pendek, sedang lengan lainnya sangat panjang.
d. Telosentris, apabila sentromer terletak diujung kromosom sehingga kromosom hanya terdiri dari sebuah lengan saja dan berbentuk lurus seperti batang. Kromosom manusia tidak ada yang telosentris.
3. Kromosom yang terdapat didalam suatu sel makhluk hidup dibedakan menjadi dua yaitu kromosom autosom dan genosom (kromosom seks). Kromosom autosom merupakan kromosom yang menentukan tubuh makhluk hidup, sedangkan seks kromosom (genosom) merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin . pada manusia dan beberapa spesies lain, jenis kelamin dikaitkan dengan pasangan kromosom yang tidak serupa bentuknya, yang disimbolkan dengan X dan Y. Seorang perempuan normal mempunyai sepasang kromosom X, sedangkan laki-laki normal mempunyai sebuah kromosom X dan sebuah kromosom Y. Berhubungan dengan itu, formula kromosom untuk perempuan normal 46 XX dan laki-laki normal 46 XY.




4. Tabel lokasi dan fungsi ARN
Daftar lokasi Fungsi
1. ARN duta (ARNd) terdapat dalam nukleus Menerima informasi genetik dari ADN
2. ARN pemindah (ARNp) terdapat dalam sitoplasma Mengikat asam amino yang terdapat dalam sitoplasma
3. ARN ribosom (ARNr) terdapat dalam ribosom Mensntesis protein dengan menggunakan bahan asam amino
5. Pasangan basa-basa pada ADN dan ARN
Pasangan basa purin dan purimidin dirantai nukleotida. Pasangan purin dan purimidin membentuk rangkaian kimia dengan deoksiribosa. Asam CI dari gula deoksiribosa akan berhubungan dengan atom nitrogen pada posisi 1 dari pirimidin atau posisi 9 dari purin. Molekul ini disebut nukleosida atau deosiribonukleosida dan mereka dapat berlaku sebagai prekursor elementer untuk sintesis ADN.
6. Perbedaan ARN genetik dengan nongenetik adalah:
ARN genetik terdapat pada beberapa virus tambahan (misalnya virus mosaik tembakau). Virus hewan (misalnya virus influenza, virus kaki dan mulut ) dan bakteriophog. Pada makhluk tersebut ARN merupakan molekul genetik keseluruhannya dan membawa segala pertanggungan jawab seperti yang dimiliki ADN . Sedangkan ARN non genetik terdapat pada makhluk dimana keterangan genetik terdapat dalam ADN.
7. Tabel perbedaaan ADN dan ARN
No Perbedaan ADN ARN
1 Bentuk Pita ganda (doube heliks) Pita tunggal
2 Ukuran Panjang Pendek
3 Lokasi Kromosom inti dan di luar inti (mitokondria) Kromosom inti dan di luar inti
4 Struktur kimia
8. Karena sebuah nukleotida selalu memiliki ujung 3’-OH dan 5’P, sehingga dalam double helix menurut Watson dan Crick terdapat sebuah pita dengan tata tertib 3’-5’, sedang pasangannya 5’-3’.

9. Perbedaan nukleotida dan nukleosida
Nukleosida adalah molekul atom C1 dari gula deoksiribosa kan berhubungan dengan atom nitrogen pada posisi 1 dari pirimdin dari atau posisi 9 dari purin dan dapat berlaku sebagai prekursor elementer untuk sintesis ADN.

10. Pita helix ganda terbaca 5’..SSAAASTTA... maka pasangannya adalah ............................dan pesan yang diterima ARNd adalah GGUUUGAAU.
11. Definisi :
• Kode genetik
suatu cara untuk menetapkan jumlah serta urutan nukleotida yang berperan dalam menentukan posisi yang tepat dari tiap asam amino dalam rantai peptida yang bertambah panjang.
• Kodon
Asam amino yang telah dikenal sebanyak 20 macam satu kelompok nukleotida yang memperinci suatu asam amino.
Anti kodon
• Telomer
Bagian dari ujung-ujung kromosom yang menghalang-halangi bersambungnya kromosom satu dengan lainnya.
• Kromomer
Penebalan kromosom dibeberapa tempat
• Reflikasi ADN
Sel yang membelah selalu didahului oleh pembelahan inti sel
• Asam nukleat
Asam yang tersusun atas nukleotida, yang terdiri dari gula fosfat dan basa yang mengandung nitrogen.







HUKUM MENDEL dan BEBERAPA SIFAT YANG DITURUNKAN PADA MANUSIA
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Andaikan B gen pembawa sifat rambut hitam, sedangkan b gen pembawa sifat putih. Buat diagram perkawinan individu berambut hitam dengan individu berambut putih, tentukan perbandingan keturunannya pada F2, apabila F1 saling kawin.
2. Pada persilangan tetrahibrid, tentukan banyaknya ;
a. Macam gamet
b. Kombinasi F2
c. Kombinasi homozigotik
d. Macam genotip dalam F2
e. Perbandingan fenotip dalam F2
3. Pada persilangan individu AaBb x AaBb, tentukan banyaknya ;
a. Kombinasi F2
b. Fenotip dalam F2
c. Perbandingan feotip dalam F2
d. Kombinasi baru yang homozigot





PENENTUAN JENIS KELAMIN
SOAL –SOAL LATIHAN
1. Seorang golongan laki-laki bergolongan darah B bergigi coklat menikah dengan perempuan bergolongan darah AB bergigi coklat pula. Anak pertama mereka lahir laki-laki dengan golongan darah AB bergigi normal. Bagaimana sifat anak-anaknya yang lain, buat dalam diagram perkawinan dan diagram silsilah.
2. Seorang perempuan albino tetapi tidak butawarna menikah dengan laki-laki normal (tidak albino) tetapi buta warna. Anak pertama mereka laki-laki albino menderita butawarna pula. Anak pertamanya menikah dengan perempuan tidak albino dan tidak butawarna, mempunyai dua orang anak, laki-laki dan perempuan yang masing-masing tidak buta warna dan tidak butawarna dan tidak albino. Tentukan genotif orang tua tersebut dan bagaimana sifat anak-anaknya yang lain ? buat dalam diagram perkawinan dan diagram silsilah.
3. Suami istri masing-masing menderita polidaktili tetapi tidak hemofili, mempunyai anak laki-laki tidak polidaktili tetapi menderita hemofili. Tentukan sifat anak-anaknya yang lain. Apabila anak laki-lakinya menikah dengan perempuan polidaktili tidak hemofili homozigotik, tentukan sifat cucu-cucu mereka. Buat diagram perkawinan dan diagram silsilah.
4. Mengapa perkawinan laki-laki golongan darah B dengan perempuan bergolongan darah AB dikatakan perkawinan kompatibel sedangkan perkawinan laki-laki bergolongan darah AB dengan perempuan bergolongan darah B dikatakan perkawinan inkompatibel? Jelaskan dengan menggunakan diagram perkawinan !
5. Laki-laki golongan darah A, Rh+ menikah dengan perempuan bergolongan darah B, Rh-. Anak pertamanya lahir perempuan bergolongan darah O, Rh-. Tentukan sifat anak-anakna dan buat dagra perkawinannya.

Jawaban
1. P I B IB B- x I A IB Bb
F1 IAIB B-
IAIB BB
IAIB b-
IAIB Bb
IBIB B-
IBIB BB
IBIB b-
IBIB Bb

2. P1 aa Cc x Aa C-
F1 Aa Cc , Aacc , Aacc ,AaC- , Aac- ,aaCc , aacc , aaC- ,aac-
P1 aac- x AaCc
F2 AaC- , aaCC /aaCc

3. P1 PpH x PpHh
F1 pph- PPHJH ppH- PpHH PpH- PPHh pph- PpHh Pph-
PpHH PpH- ppHH ppH- PpHh Pph- ppHh
P2 pph- x PPHH
F2 PpHh , PpH-



4.









5.
P IAIA RR x IB- i rr
A,Rh+ B, Rh-
F1 IAIB Rr  50%
IAi Rr  50%




PENENTUAN JENIS KELAMIN
 Buat digram perkawinan dan diagram silsilah penurunan sifat berikut :
1. Seorang laki-laki albino akan menikahi perempuan normal heterozygot, bagaimana sifat anak-anaknya kelak ?
2. Seorang perempuan dan laki-laki polidaktili heterozygot berencana menikah dan bagaimana sifat anak-anaknya kelak ?
3. Laki-laki tester heterozygot menikah dengan perempuan cantik, anak pertamanya lahir buta kecap, bagaimana genotif perempuan tersebut dan sifat anak –anaknya yang lain.
 JAWABAN
1. P aa x Aa
F1. Aa Aa aa aa
Sifat -sifatnya 50% Normal
50% Albino

2. P Pp x Pp
F1 .PP Pp Pp pp
Sifat – Sifatnya 25% Polidaktili homozigot
50% Polidaktili Heterozigot
25% Normal
3. P Tt x Tt
F1 TT Tt Tt tt
Sifat –Sifatnya 25% Normal Homozigot
50% Normal Heterozigot
25% Buta kecap

Pemeriksaan Visus

BAB I
PENDAHULUAN

Teori Tiga Warna dalam Persepsi Warna
Banyak teori yang berbeda-beda telah diusulkan untuk menjelaskan fenomena penglihatan, tetapi mereka semuanya berdasarkan pada pengamatan yang sudah dikenal baik bahwa mata manusia dapat mendeteksi hampir semua gradasi warna bila cahaya monokromatik merah, hijau, dan biru dicampur dengan tepat dalam berbagai kombinasi.
Teori penting pertama mengenai penglihatan warna adalah dari Young, yang kemudian dikembangkan dan diberikan dasar eksperimental yang lebih banyak oleh Helmholtz. Oleh karena itu, teori ini dikenal sebagai teori Young-Helmhotz. Menurut teori ini, ada tiga jenis kerucut, yang masing-masing bereaksi secara maksimum terhadap warna yang berbeda.
Dengan berlalunya waktu, teori Young-Helmhotz telah diperluas, dan telah didapatkan lebih banyak keterangan terperinci. Sekarang ia diterima secara umum sebagai mekanisme penglihatan warna.

Kepekaan Spektrum dari Ketiga Jenis Kerucut
Berdasarkan tes-tes psikologis, kepekaan spektrum dari tiga jenis kerucutmanusia pada dasarnya sama seperti kurva absorpsi cahaya untuk tiga jenis pigmen yang ditemukan di dalam masing-masing kerucut. Kurva dapat menjelaskan dengan mudah hampir semua fenomena penglihatan warna.

Interpretasi Warna di dalam Sistem Saraf
Dapat dilihat bahwa cahaya monokromatik jingga dengan panjang gelombang580 milimikron merangsang kerucut mengarah ke suatu nilai rangsang sebesar kira-kira 99% dari puncak perangsangan pada panjang gelombang optimum, sedangkan ia merangsang kerucut hijau ke suatu nilai rangsang sebesar kira-kira 42 dan kerucut biru sama sekali tidak dirangsang. Jadi, rasio perangsangan dari ketiga jenis kerucut dalam hal ini adalah 99:42:0. Sistem saraf menafsirkan kelompok rasio ini sebagai sensasi jingga. Sebaliknya, suatu cahaya biru monokromatik dengan panjang gelombang 450 milimikronmerangsang kerucut merahke suatu nilai rangsang sebesar 0. kerucut hijau ke suatu nilai sebesar 0 dan kerucut biru ke suatu nilai sebesar 97. kelompok rasio ini-0:0:97- ditafsirkan oleh sistem saraf sebagai biru. Demikian pula, rasio 83:83:0 ditafsirkan sebagai kuning dan 31:67:36, sebagai hijau.

Persepsi Cahaya Putih
Perangsangan kerucut merah hijau, dan biru yang kira-kira sama kuatnya memberikan sensasi melihat warna putih. Meskipun demikian tidak ada panjang gelombang yang sesuai dengan putih. Sebaliknya, putih merupakan suatu kombinasi dari semua panjang gelombang spektrum tersebut. Lagi pula, sensasi putih dapat dicapai dengan merangsang retina dengan kombinasi yang tepat dari hanya tiga warna pilihan yang merangsang masing-masing jenis kerucut tersebut.

Buta Warna
Buta Warna Merah Hijau
Bila sekelompok kerucut penerima warna hilang dari mata, orang tersebut tidak dapat membedakan beberapa warna dari warna-warna lainnya. Jika kerucut merah hilang, cahaya dengan panjang gelombang 525 dan 625 milimikron hanya dapat merangsang kerucut yang peka terhadap warna hijau, sehingga rasio perangsangan berbagai kerucut tidak berubah ketika warna berubah seluruhnya dari spektrum hijau ke spektrum merah. Oleh karena itu, dalam batas-batas panjang gelombang ini, semua warna terlihat sama oleh orang yang “buta warna” ini.
Sebaliknya, jika kerucut yang peka terhadap w arna hijau hilang, warna-warna dari hijau sampai merah hanya merangsang kerucut peka-merah, dan orang tersebut hanya mengindera satu warna di dalam batas-batas ini. Oleh karena itu, bila seseorang kekurangan kerucut merah atau hijau, dikatakan bahwa ia buta warna “merah-hijau”.

Kelemahan Biru
Kadang-kadang seseorang menderita “kelemahan biru”, yang disebabkan oleh berkurang atau tidak adanya reseptor biru.

Kartu Tes Stilling dan Istihara
Suatu metode untuk menentukan buta warna dengan cepat didasarkan pada penggunaan kartu bintik-bintik. Kartu ini disusun dengan pencampuran bintik-bintik dari beberapa macam warna. Pada bagian atas kartu, orang normal membaca “74”. Sedangkan orang buta warna merah-hijau membaca “21”. Pada bagian bawah kartu, orang normal membaca “42”. Sedangkan orang buta merah membaca “2”, dan orang buta hijau membaca “4”.
Jika orang mempelajari kartu ini dan pada saat yang bersamaan mengamati kurva kepekaan spektrum berbagai kerucut, dengan mudah dapat dipahami bagaimana penekanan yang berlebihan dapat diberikan pada bintik dengan warna tertentu oleh penderita buta warna jika dibandingkan dengan orang normal.




























A. PEMERIKSAAN VISUS
Tujuan Belajar
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan visus pada model.

Alat-alat yang diperlukan
Kartu snellen

Hal-hal yang harus diperhatikan
1. Ruang pemeriksaan harus cukup cahaya
2. Biasakan memeriksa mata kanan terlebih dahulu
3. Gunakan kartu snellen sesuai dengan keadaan penderita (anak, dewasa, bisa membaca atau buta huruf)

Panduan Pelaksanaan Pemeriksaan Huruf
1. Berikan penjelasan pada penderita mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan
2. Meminta penderita duduk pada jarak lima atau enam dari pemeriksa
3. Apabila penderita berkacamata, mintalah untuk melepas kacamatanya
4. Meminta penderita untuk menutup satu matanya tanpa menekan bola mata
5. Meminta penderita untuk melihat ke depan dengan santai, tanpa melirik dan mengerutkan kelopak mata

Langkah-langkah Pemeriksaan Visus
1. Mintalah penderita untuk mengidentifikasi angka atau huruf atau simbol yang tertera pada optopip snellen, mulai dari atas sampai ke bawah.
2. Bilamana penderita hanya dapat mengenali sampai pada huruf-huruf baris berkode 20 meter misalnya, dan penderita ke kartu berjarak 5 m, maka visusnya 5/20 (jangan disingkat menjadi ¼). Kalau dari barisan itu ada beberapa yang salah sebut, tambahlah huruf lima (salah).
3. Bila huruf yang terbesar (berkode 60 m) tidak terbaca, dekatkan kartu pada penderita, atau sebaliknya. Misalnya dengan mendekatkan sampai 2 m baru bisa dikenali, maka tajam penglihatannya 2/60.
4. Bila tulisan besar tidak dapat dibaca, mintalah penderita untuk menghitung jari yang anda acungkan mulai dari 1 m, kemudian semakin mundurlah hingga jarak terjauh yang dapat dilihat penderita.
5. Bila penderita tidak dapat melihat jari anda dari jarak 1 m, lakukan pemeriksaan goyangan tangan. Menggoyangkan tangan di depan mata penderita dan meminta penderita mengatakan arah goyangannya vertikal atau horizontal.
6. Bila penderita tidak dapat melihat goyangan tangan, melakukan pemeriksaan depan lampu senter. Menyalakan lampu senter di depan mata penderita dan meminta penderita menyebutkan apakah senter menyala dan dari arah mana.
7. Menghitung jari, goyangan tangan, cahaya oleh mata normal dapat dikenal pada jarak berturut-turut 60 m, 300 m dan tak terhingga, maka tajam penglihatannya dituliskan 1/60, 1/300 atau 1/-.
8. Bila cahayapun tidak dikenal, maka tajam penglihatannya 0 atau tidak ada persepsi cahaya. Bila tajam penglihatan hanya persepsi cahaya saja, sebutkan juga apa masih dapat mengenal dari arah mana cahaya datang, dan sebutkan proyeksi cahaya baik bila dapat diperiksa dari semua arah.
9. Melakukan hal yang sama pada mata kiri.

B. TES PENDENGARAN
Tes Ritme
1. Membunyikan garputala frekuensi 512 Hz (dipetik dengan ujung jari atau kuku)
2. Meletakkan tangkainya tegak lurus pada planum mastoid pasien (posterior dari kanalis akustikus eksternus) sampai pasien tidak mendengar, kemudian cepat pindahkan ke depan kanalis akustikus eksternus pasien. Apabila pasien masih mendengar garpu tala di depan disebut rinne positif, bila tidak mendengar disebut rinne negatif.
3. Membunyikan garpu tala frekuensi 512 Hz, kemudian memancangkan pada planum mastoid, kemudian segera memindahkan ke depan kanalis akustikus eksternus, pasien ditanya mana yang lebih keras. Bila lebih keras di depan disebut rinne positif, bila lebih keras di belakang disebut rinne negatif.
4. Mencatat hasil tes
interpretasi
a. Normal : Rinne positif
b. Tuli konduksi : Rinne negatif
c. Tuli sensori neural : Rinne positif

Tes Weber
1. Membunyikan garpu tala frekuensi 512 Hz.
2. Meletakkan tanggkainya tegak lurus di garis median, biasanya di dahi (dapat pula pada vertex, dagu atau pada gigi insisivus) dengan kedua kaki pada garis horizontal. Meminta pasien untuk menunjukkan telinga mana yang mendengar atau mendengar lebih keras. Bila mendengar pada satu telinga disebut lateralisasi ke sisi telinga tersebut. Bila kedua telinga tidak mendengar atau sama-sama mendengar berarti tidak ada lateralisasi.
3. Mencatat hasil tes.
interpretasi
a. Normal : Tidak ada lateralisasi.
b. Tuli konduksi : Mendengar lebih keras pada telinga yang sehat. Karena menilai kedua telinga sekaligus, maka kemungkinannya dapat lebih dari satu. Contoh lateralisasi ke kanan, dapat diinterpretasikan :
o Tuli konduksi kanan, telinga kiri normal
o Tuli konduksi kanan dan kiri, tetapi kanan lebih berat
o Tuli sensori neural kiri, telinga kanan normal
o Tuli sensori neural kanan dan kiri, tetapi kiri lebih berat
o Tuli konduksi kanan dan sensori neural kiri

Tes Schwabach
1. Membunyikan garpu tala frekuensi 512 Hz.
2. Meletakkan tangkainya tegak lurus pada mastoid pemerikasa, bila pemeriksa sudah tidak mendengar, secepatnya garputala dipindahkan ke mastoid pasien. Bila pasien masih mendengar maka Schwabach memanjang, tetapi bila pasien tidak mendengar, terdapat dua kemungkinan yaitu Schwabach memendek atau normal.
3. Mengulangi tes dan membalik (pasien dulu baru ke pemeriksa). Membunyikan garputala 512 Hz kemudian meletakkan tegak lurus pada mastoid pasien, bila pasien sudah tidak mendengar maka secepatnya memindahkan garputala pada mastoid pemeriksa. Bila pemeriksa tidak mendengar berarti sama-sama normal, bila pemeriksa masih mendengar berarti Schwabach pasien memendek.
4. Mencatat hasil tes.
a. Normal : Schwabach normal
b. Tuli konduksi : Schwabach memanjang
c. Tuli sensori neural : Schwabach memendek

C. TES KESEIMBANGAN
Pemeriksaan fungsi keseimbangan dapat dilakukan mulai dari pemeriksaan sederhana yaitu :
1. Uji Romberg : Berdiri, lengan dilipat pada dada, mata ditutup, orang normal dapat berdiri lebih dari 30 detik.
2. Uji berjalan (Stepping test) berjalan di tempat 50 langkah bila tempat berubah melebihi jarak 1 m dan badan berputar lebih dari 30° berarti terdapat gangguan keseimbangan.
Pemeriksaan keseimbangan secara obyektif dapat dilakukan dengan :
1. Posturografi
Merupakan alat pemeriksaan keseimbangan yang dapat menilai secara obyektif dan kuantitatif kemampuan keseimbangan postural seseorang. Untuk mendapatkan gambaran yang benar tentang gangguan keseimbangan karena gangguan vestibuler maka input visual diganggu dengan menutup mata dan input proprioseptif dihilangkan dengan berdiri di atas alas tumpuan yang tidak rata.
2. Electronistagmography (ENG)
Berguna untuk memonitor gerakan bola mata. Prinsipnya sederhana yaitu bahwa kornea mata itu bermuatan positif. Muatan positif ini sifatnya sama dengan muatan positif listrik atau magnit yang selalu mengimbas ke daerah sekitarnya. Begitu pula muatan positif kornea ini mengimbas kulit sekitar bola mata. Dengan meletakkan elektroda pada kulit kantus lateral mata kanan dan kiri, maka kekuatan muatan kornea mata kanan dan kiri dapat direkam. Rekaman muatan ini disalurkan pada sebuah galvanometer.







HASIL PRAKTIKUM
No Nama pemeriksaan Hasil
Kanan Kiri
1 Visus 20/ 20 20/ 20 (lebih jelas)
2 Rinne Normal Normal
3 Weber Lateralisasi kanan
4 Scwabach Normal Normal
5 Keseimbangan Normal

PEMBAHASAN
1. VISUS
Visus adalah sebuah ukuran kuantitatif suatu kemampuan untuk mengidentifikasi simbol-simbol berwarna hitam dengan latar belakang putih dengan jarak yang telah distandardisasi serta ukuran dari simbol yang bervariasi. Ini adalah pengukuran fungsi visual yang tersering digunakan dalam klinik. Istilah “visus 20/20” adalah suatu bilangan yang menyatakan jarak dalam satuan kaki yang mana seseorang dapat membedakan sepasang benda. Satuan lain dalam meter dinyatakan sebagai visus 6/6.
Dua puluh kaki dianggap sebagai tak terhingga dalam perspektif optikal (perbedaan dalam kekuatan optis yang dibutuhkan untuk memfokuskan jarak 20 kaki terhadap tak terhingga hanya 0.164 dioptri).
Untuk alasan tersebut, visus 20/20 dapat dianggap sebagai performa nominal untuk jarak penglihatan manusia; visus 20/40 dapat dianggap separuh dri tajam penglihatan jauh dan visus 20/10 adalah tajam penglihatan dua kali normal.
Untuk menghasilkan detail penglihatan, sistem optik mata harus memproyeksikan gambaran yang fokus pada fovea, sebuah daerah di dalam makula yang memiliki densitas tertinggi akan fotoreseptor konus/kerucut sehingga memiliki resolusi tertinggi dan penglihatan warna terbaik.
Ketajaman dan penglihatan warna sekalipun dilakukan oleh sel yang sama, memiliki fungsi fisiologis yang berbeda dan tidak tumpang tindih kecuali dalam hal posisi. Ketajaman dan penglihatan warna dipengaruhi secara bebas oleh masing-masing unsur.(5)
Dari data diatas kita dapat menyimpulkan bahwa pasien dapat mellihat dengan normal karena pasien dapat melihat dengan visus 20/20.

2. RINNE
Tujuan kita melakukan tes Rinne adalah untuk membandingkan antara hantaran tulang dengan hantaran udara pada satu telinga pasien.
Ada 2 cara kita melakukan tes Rinne, yaitu :
Garpu tala 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tangkainya tegak lurus pada planum mastoid pasien (belakang meatus akustikus eksternus). Setelah pasien tidak mendengar bunyinya, segera garpu tala kita pindahkan di depan meatus akustikus eksternus pasien. Tes Rinne positif jika pasien masih dapat mendengarnya. Sebaliknya tes Rinne negatif jika pasien tidak dapat mendengarnya.
Garpu tala 512 Hz kita bunyikan secara lunak lalu menempatkan tankainya secara tegak lurus pada planum mastoid pasien. Segera pindahkan garpu tala di depan meatus akustikus eksternus. Kita menanyakan kepada pasien apakah bunyi garpu tala di depan meatus akustikus eksterna lebih keras daripada di belakang meatus akustikus eksterna (planum mastoid). Tes Rinne positif jika pasien mendengarnya lebih keras. Sebaliknya tes Rinne negatif jika pasien mendengarnya lebih lemah.
Ada 3 interpretasi dari hasil tes Rinne yang kita lakukan, yaitu :
Normal : Jika tes Rinne positif.
Tuli konduktif. : Jika tes Rinne negatif.
Tuli sensorineural : Jika tes Rinne positif.
Interpretasi tes Rinne dapat false Rinne baik pseudo positif dan pseudo negatif. Hal ini dapat terjadi manakala telinga pasien yang tidak kita tes menangkap bunyi garpu tala karena telinga tersebut pendengarannya jauh lebih baik daripada telinga pasien yang kita periksa.
Kesalahan pemeriksaan pada tes Rinne dapat terjadi baik berasal dari pemeriksa maupun pasien. Kesalahan dari pemeriksa misalnya meletakkan garpu tala tidak tegak lurus, tangkai garpu tala mengenai rambut pasien dan kaki garpu tala mengenai aurikulum pasien. Juga bisa karena jaringan lemak planum mastoid pasien tebal.
Kesalahan dari pasien misalnya pasien lambat memberikan isyarat bahwa ia sudah tidak mendengar bunyi garpu tala saat kita menempatkan garpu tala di planum mastoid pasien. Akibatnya getaran kedua kaki garpu tala sudah berhenti saat kita memindahkan garpu tala di depan meatus akustikus eksterna.
Dari praktikum tersebut kita dapat mengetahui bahwa pasien normal.

3. WEBER
Tujuan kita melakukan tes Weber adalah untuk membandingkan hantaran tulang antara kedua telinga pasien.
Cara kita melakukan tes Weber yaitu membunyikan garpu tala 512 Hz lalu tangkainya kita letakkan tegak lurus pada garis median (dahi, verteks, dagu, atau gigi insisivus) dengan kedua kakinya berada pada garis horizontal. Menurut pasien, telinga mana yang mendengar atau mendengar lebih keras.
Jika telinga pasien mendengar atau mendengar lebih keras pada 1 telinga maka terjadi lateralisasi ke sisi telinga tersebut. Jika kedua telinga pasien sama-sama tidak mendengar atau sama-sama mendengar maka berarti tidak ada lateralisasi.
Ada 3 interpretasi dari hasil tes Weber yang kita lakukan, yaitu :
Normal : Jika tidak ada lateralisasi.
Tuli konduktif : Jika pasien mendengar lebih keras pada telinga yang sakit.
Tuli sensorineural : Jika pasien mendengar lebih keras pada telinga yang sehat.
Misalnya terjadi lateralisasi ke kanan maka ada 5 kemungkinan yang bisa terjadi pada telinga pasien, yaitu :
• Telinga kanan mengalami tuli konduktif sedangkan telinga kiri normal.
• Telinga kanan dan telinga kiri mengalami tuli konduktif tetapi telinga kanan lebih parah.
• Telinga kiri mengalami tuli sensorineural sedangkan telinga kanan normal.
• Telinga kiri dan telinga kanan mengalami tuli sensorineural tetapi telinga kiri lebih parah.
• Telinga kanan mengalami tuli konduktif sedangkan telinga kiri mengalami tuli sensorineural
Dan hasil yang kami peroleh adalah bahwa pasien mengalami lateralisasi kanan.

4. SCWABACH
Tujuan kita melakukan tes Schwabach adalah untuk membandingkan hantaran tulang antara pemeriksa dengan pasien.
Cara kita melakukan tes Schwabach yaitu membunyikan garpu tala 512 Hz lalu meletakkannya tegak lurus pada planum mastoid pemeriksa. Setelah bunyinya tidak terdengar oleh pemeriksa, segera garpu tala tersebut kita pindahkan dan letakkan tegak lurus pada planum mastoid pasien.
Apabila pasien masih bisa mendengar bunyinya berarti Scwabach memanjang. Sebaliknya jika pasien juga sudah tidak bisa mendengar bunyinya berarti Schwabach memendek atau normal.
Cara kita memilih apakah Schwabach memendek atau normal yaitu mengulangi tes Schwabach secara terbalik. Pertama-tama kita membunyikan garpu tala 512 Hz lalu meletakkannya tegak lurus pada planum mastoid pasien. Setelah pasien tidak mendengarnya, segera garpu tala kita pindahkan tegak lurus pada planum mastoid pemeriksa. Jika pemeriksa juga sudah tidak bisa mendengar bunyinya berarti Schwabach normal. Sebaliknya jika pemeriksa masih bisa mendengar bunyinya berarti Schwabach memendek.
Ada 3 interpretasi dari hasil tes Schwabach yang kita lakukan, yaitu :
Normal : Schwabch normal.
Tuli konduktif : Schwabach memanjang.
Tuli sensorineural : Schwabach memendek.
Kesalahan pemeriksaan pada tes Schwabach dapat saja terjadi. Misalnya tangkai garpu tala tidak berdiri dengan baik, kaki garpu tala tersentuh, atau pasien lambat memberikan isyarat tentang hilangnya bunyi.
Dari praktikum yang kami lakukan, kami dapat mengetahui bahwa pasien normal.

5. KESEIMBANGAN
Dari hasil yang kami peroleh dari pemeriksaan model,kami dapat mengetahui bahwa keseimbangan pasien adalah normal.

Pengukuran Tekanan Darah

BAB I
PENDAHULUAN
Mengukur tekanan darah secara benar sangatlah penting untuk mendiagnosis adanya hipertensi dan mengevaluasi respon pengobatan anti hipertensi.
Alat pengukur tekanan darah atau sfigmomanometer ada 3 jenis : yang menggunakan air raksa, jenis aneroid dan jenis digital. Pengukur yang paling ideal adalah yang menggunakan air raksa, namun penggunaannya harus benar. Bila tidak terampil menggunakan sebaiknya memakai pengukur tekanan darah jenis digital, namun sebaiknya sering dikalibrasi untuk lebih yakin alat pengukur tekanan darah digital Anda masih berfungsi dengan baik.
Denyut nadi (pulse) adalah getaran / denyut darah didalam pembuluh darah arteri akibat kontraksi ventrikel kiri jantung. Denyut ini dapat dirasakan dengan palpasi yaitu dengan menggunakan ujung jari tangan disepanjang jalannya pembuluh darah arteri, terutama pada tempat-tempat tonjolan tulang dengan sedikit menekan di atas pembuluh darah arteri. Pada umumnya ada 9 tempat untuk merasakan denyut nadi yaitu temporalis, carotid, apical, brancialis, pemoralis, radialis, poplitea, dorsalis pedis dan tibialis posterior, namun yang paling sering dilakukan yaitu:
1. Arteri radialis : terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah diraba diatas pergelangan tangan pada sisi ibu jari. Relative mudah dan sering dipake secara rutin.
2. Arteri brancialis : terletak didalam otot bisep dari lengan atau medial dilipatan siku (fossa antekubital). Digunakan untuk mengukur tekanan darah dan kasus kardiak arrest pada infant.
3. Arteri carotid : terletak dileher dibawah lobus telinga, dimana terletak arteri carotid berjalan diantara trakea dan otot sternokleidomastoideus. Sering digunakan untuk bayi, kasus cardiac arrest dan untuk memantau sirkulasi darah ke otak.
Elektrokardiogram (EK G) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah elektrokardiograf, yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu. Namanya terdiri atas sejumlah bagian yang berbeda: elektro, karena berkaitan dengan elektronika, kardio, kata Yunani untuk jantung, gram, sebuah akar Yunani yang berarti "menulis". Analisis sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan repolarisasi menghasilkan informasi diagnostik yang penting.
• Merupakan standar emas untuk diagnosis aritmia jantung
• EKG memandu tingkatan terapi dan risiko untuk pasien yang dicurigai ada infark otot jantung akut
• EKG membantu menemukan gangguan elektrolit (mis. hiperkalemia dan hipokalemia)
• EKG memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi (mis. blok cabang berkas kanan dan kiri)
• EKG digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selama uji stres jantung
• EKG kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit bukan jantung (mis. emboli paru atau hipotermia)
Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara langsung.Namun, EKG dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunnya suatu kontraktilitas.











BAB II
PEMBAHASAN
A. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH


Pemeriksaan tekanan darah diperoleh diperoleh dari pengukuran pada sirkulasi arteri. Aliran darah akibat pemompaan jantung menimbulkan gelombang, yaitu gelombang tinggi yang disebut tekanan systole dan gelombang pada titik terendah yang disebut tekanan diastole. Perbedaan antara systole dan diastole disebut pulse pressur. Satuan tekanan darah dinyatakan dalam millimeter air raksa (mmHg)
Menghindari penempatan manset pada lengan yang terpasang infuse, terpasang shunt arterivena, graft, operasi payudara, ketiak serta pengangkatan limfe, lengan/tangan yang mengalami fistula, trauma dan tertutup gip atau balutan kertas.





1. PERSIAPAN ALAT
1. Sphygmomanometer air raksa lengkap dengan manset
2. Stetoskop
3. Antiseptic
2. PERSIAPAN PASIEN
1. Menjelaskan kepada pasien tentang perlunya pemeriksaan tekanan darah
2. Menjelaskan bahwa lengan akan dipasangi manset yang bila dipompa akan menekan, sehingga terasa tidak enak / kesemutan.
3. CARA PEMERIKSAAN
1. Pemeriksa mencuci tangan
2. Meminta pasien untuk membuka bagian lengan atas yang akan diperiksa, sehingga tidak ada penekanan pada arteri barkialis.
3. Posisi pasien bias berbaring, setengah duduk atau duduk yang nyaman dengan lengan bagian volar diatas
4. Menggunakan manset yang sesuai dengan ukuran lengan pasien
5. Memasang manset melingkar pada lengan tempat pemeriksaan setinggi jantung, dengan bagian bawah manset 2-3 cm diatas fossa kubiti dan bagian balon karet yang menekan tempat diatas arteri brakialis
6. Memastikan pipa karet tidak terlipat atau terjepit manset
7. Mengistirahatkan pasien sedikitnya 5 menit sebelum pengukuran. Dan memastikan pasien merasa santai dan nyaman.
8. Menghubungkan manset dengan sphygmomanometer air raksa,posisi tengak dan level air raksa setinggi jantung
9. Meraba denyut arteri Brakialis pada fossa kibiti dan arteri Radialis dengan dengan jari telunjuk dan jari tengah (untuk memastikan tidak ada penekanan)

10. Memastikan mata pemeriksa harus sejajar gengan permukaan air raksa (agar pembacaan hasil pengukuran tepat)
11. Menutup katup pengontrol pada pompa manset
12. Memastikan stetoskop masuk tepat kedalam telinga pemeriksa , meraba denyut arteri brakialis
13. Memompa manset sampai denyut arteri brakialis tidak terasa lagi
14. Kemudian memompa lagi sampai 20-30 mmHg (jangan lebih tinggi, sebab akan menimbulkan rasa sakit kepada pasien ,rasa sakit akan meningkatkan tensi)
15. Meletakkan kepala stetoskop ke arteri brakialis
16. Melepaskan katup pengontrol secara pelan-pelan sehingga air raksa turun dengan kecepatan 2-3 mmHg per detik atau 1 skala perdetik
17. Memastikan tinggi air raksa saat terdengar detakan pertama arteri brakialis (korotkoff 1) ini adalah tekanan sistolik
18. Memastikan tinggi air raksa pada saat terjadi perubahan suara yang tiba-tiba melemah (korotkoff IV)e’ tekanan diastoloik
19. Melepaskan stretoskop dari telinga pemeriksa dan manset dari lengan pasien

20. Membersihkan earpiece dan diafragma stetoskop dengan desinfektan
21. Apabila ingin mengulang tunggu 30 detik
22. Menginformasikan pada pasien hasil pemeriksaan dan mencatat pada kartu status.
Untuk menghindari pengembungan manset yang berlebihan yang bisa berakibat pada ketidaknyamanan pasien, maka sebaiknya ditentukan tekanan denyut obliterasinya. Pompa manset hingga 80 mmHg kemudian turunkan kecepatan pemompaan menjadi 10 mmHg per 2-3 detik sambil mendengarkan dan memperhatikan hilangnya suara denyut. Begitu suara denyut hilang longgarkan kembali dengan kecepatan 2 mmHg per detik.
Lakukan pengukuran tekanan darah dengan langkah-langkah sebagai berikut. Letakkan bagian bell stetoskop diatas arteri brakialis, untuk menghindari suara berisik usahakan stetoskop tidak bersentuhan dengan pakaian pasien. Dengan cara yang sama seperti ada penentuan tekanan denyut obliterasi, pompa manset hingga 20-30 mmHg diatas tekanan denyut obliterasi kemudian kendorkan pemompaan dengan kecepatan 2 mmHg per detik sambil mendengarkan suara Korotkoff.
Sejalan dengan pengenduran manset, turbulensi aliran darah melalui arteri brakialis menimbulkan rangkaian suara. Hal ini dikelompokkan menjadi 5 (lima) fase suara. Fase 1 ditandai oleh suara yang jelas, suara menghentak dan berulang, bersamaan dengan pemunculan kembali denyut nadi yang teraba.
Pemunculan awal suara fase 1 ini sama dengan tekanan darah sistolik. Selama fase 2, suara murmur terdengar. Pada fase 3 dan 4, perubahan mulai terjadi dimana suara nadi mulai melemah (biasanya 10 mmHg diatas tekanan darah diastolik yang sebenarnya). Pada fase 5, suara mulai hilang, dan menunjukkan tekanan darah diastolik. Untuk lebih meyakinkan pengamatan sebaiknya dilanjutkan hingga 10 mmHg dibawah fase 5.
B. PEMERIKSAAN DENYUT NADI
Frekuensi denyut nadi manusia bervariasi, tergantung dari banyak factor yang mempengaruhinya, pada saat aktivitas normal :
• Normal : 60-100x /menit
• Bradikardi : <>
• Takhikardi : >100x / menit
Denyut nadi pada saat tidur yaitu:
a) Bayi baru lahir 100-180x / menit
b) Usia 1 minggu-3 bulan 100-220x /menit
c) Usia 3 bulan-2 tahun 80-150x / menit
d) Usia 10-21 tahun 60-90x / menit
e) Usia lebih dari 21 tahun 60-100x / menit
Berdasarkan kuat dan lemahnya denyut arteri diklasifikasikan:
a) Tidak teraba denyut : 0
b) Ada denyut tetapi sulit teraba : +1
c) Denyut normal teraba dengan mudah dan tidak mudah hilang : +2
d) Denyut kuat, mudah teraba seakan-akan mematul terhadap ujung jari serta tidak mudah hilang : +





1. PEMERIKSAAN FREKUENSI NADI
Pemeriksaan frekuensi nadi yang umum dilakukan sebagai berikut
a. PEMERIKSAAN FREKUENSI DENYUT ARTERI RADIALIS
1. Persiapan alat
1. Alat pengukur waktu (jam tangan dengan jarum detik, stop watch)
2. Buku catatan nadi (kartu status)
2. Persiapan pasien
1. Menjelaskan pada pasien perlunya pemeriksaan yang akan dilakukan.
2. Membuat pasien rilek dan nyaman
3. Cara pemerikaan
1. Mencuci tangan pemeriksa
2. Menyingsingkan lengan baju pasien yang menutupi lengan atas
3. Pada posisi duduk, tangan diletakkan pada paha dan lengan ekstensi. Pada posisi tidur terlentang, kedua lengan ekstensi menghadap ke atas
4. Melakukan palpasi ringan arteri dengan menngunakan jari telunuk dan jari tengah , melakukan palpasi sepanjang lekukan radial pada pergelangan tangan.
5. Merasakan denyut arteri radialis dan irama yang teratur
6. Menghitung jumlah denyut selama 1 menit
7. Menginformasikan ke pasien dan mencatat hasil pemeriksaan pada buku
b. PEMERIKSAAN FREKUENSI DENYUT ARTERI BRANKIALIS
1. Persiapan alat
1. Alat pengukur waktu (jam tangan dengan jarum detik, stop watch)
2. Buku catatan nadi (kartu status)
3. Alat tulis
2. Persiapan pasien
1. Menjelaskan pada pasien perlunya pemeriksaan yang akan dilakukan.
2. Membuat pasien rilek dan nyaman
3. Cara pemerikaan
1. Mencuci tangan pemeriksa
2. Menyingsingkan lengan baju pasien yang menutupi lengan atas
3. Pada posisi duduk, tangan diletakkan pada paha dan lengan ekstensi. Pada posisi tidur terlentang, kedua lengan ekstensi menghadap ke atas
4. Melakukan palpasi ringan arteri dengan menngunakan jari telunuk dan jari tengah pada fossa kubiti (lekuk antara otot bisep dan trisep di atas siku).
5. Merasakan denyut arteri brankialis dan irama yang teratur
6. Menghitung jumlah denyut selama 1 menit
7. Menginformasikan ke pasien dan mencatat hasil pemeriksaan pada buku

c. PEMERIKSAAN FREKUENSI DENYUT ARTERI KAROTIS
1. Persiapan alat
1. Alat pengukur waktu (jam tangan dengan jarum detik, stop watch)
2. Buku catatan nadi (kartu status)
3. Alat tulis
2. Persiapan pasien
1. Menjelaskan pada pasien perlunya pemeriksaan yang akan dilakukan.
2. Membuat pasien rilek dan nyaman
3. Cara pemeriksaan
1. Mencuci tangan pemeriksa dengan air bersih
2. Meminta pasien melepaskan baju sehingga bagian leher terlihat jelas
3. Pasien duduk dengan posisi tangan diistirahatkan diatas paha
4. Inspeksi kedua sisi leher untuk melihat denyut arteri karotis
5. Meminta pasien untuk memalingkan kepala pada sisi arah yang berlawanan dengan yang akan diperiksa
6. Kemudian melakukan palpasi dengan lembut, jangan terlalu keras untuk menghindari rangsagan sinus carotid
7. Dengan menggunakan jari temngah dan telunjuk palpasi sekitar otot sternokleidomastoideus bagian medial


C. BUNYI JANTUNG

LOKALISASI DAN ASAL BUNYI JANTUNG
Auskultasi bunyi jantung dilakukan pada tempat-tempat sebagai berikut:
• Ictus cordis untuk mendengar bunyi jantung yang berasal dari katup mitral.
• Sela iga II kiri untuk mendengar bunyi jantung yang berasal dari katup pulmonal.
• Sela iga III kiri untuk mendengar bunyi jantung yang berasal dari aorta.
• Sela IV dan V ditepi kanan dan kiri sternum atau ujung sternum untuk mendengar bunyi jantung yang berasal dari katup trikuspidal.
Tempat- tempat auskultasi di atas adalah tidak sesuai dengan tempat dan letak jantung ke dinding dada.
MENENTUKAN BUNYI JANTUNG I DAN II
Pada orang sehat dapat didengar beberapa macam bunyi jantung :
• Bunyi jantung I, ditimbulkan oleh penutupan katup-katup mitral dan trikuspidal. Bunyi ini adalah tanda mulainya fase systole ventrikel.
• Bunyi jantung II, ditimbulkan oleh penutupan katup-katup aorta dan pulmonal dan tanda dimulainya fase diastole ventrikel.
• Bunyi jantung I didengar bertepatan dengan terabanya pulsasi nadi pada arteri carotis.
• Bunyi jantung ke 3 dengan intensitas rendah kadang-kadang terdengar pada akhir pengisian cepat ventrikel, bernada rendah, paling jelas pada daerah apeks jantung. Dalam keadaan normal ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda. Dalam keadaan patologis ditemukan pada kelainan jantung yang berat misalnya payah jantung dan myocarditis.
• Bunyi jantung ke 4 terjadi karena distensi ventrikel yang dipaksakan akibat kontraksi atrium, paling jelas terdengar di apeks cordis, normal pada anak-anak dan pada orang dewasa di dapatkan dalam keadaan patologis yaitu pada A-V block dan hipertensi sistemik. Irama yang terjadi oleh jantung ke 4 disebut presistolik gallop.


D. EKG (ELEKTROKARDIOGRAF)



(EKG) adalah suatu sinyal yang dihasilkan oleh aktivitas listrik otot jantung. EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan memasang elektroda pada badan. Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter atau ahli medis untuk menentukan kondisi jantung dari pasien, yakni untuk mengetahui hal-halsepertifrekuensi (rate) jantung, arrhytmia, infarkmiokard, pembesaran atrium, hipertrofiventrikular, dll. Sinyal EKG direkam menggunakan perangkat elektrokardiograf.

SISTEM KONDUKSI JANTUNG

Jantung terdiri dari empat ruang yang berfungsi sebagai pompa system sirkulasi darah. Yang paling berperan adalah bilik (ventrikel), sedangkan serambi (atria) sebenarnya berfungsi sebagai ruang penyimpanan selama bilik memompa. Ventrikel berkontraksi, ventrikel kanan memasok darah ke paru-paru, dan ventrikel kiri mendorong darah ke aorta berulang-ulang melalui system sirkulasi, fasa ini disebut systole. Sedangkan fasa pengisian atau istirahat (tidak memompa ) setelah ventrikel mengosongkan darah menuju arteri disebut diastole.
Kontraksi jantung inilah yang mendasari terjadinya serangkaian peristiwa elektrik dengan koordinasi yang baik. Aktivitas elektrik dalam keadaan normal berawal dari impuls yang dibentuk oleh pacemaker di simpul Sino Atrial (SA) kemudian melewati serabut otot atrial menuju simpul Atrio Ventrikular (AV) lalu menuju ke berkas His dan terpisah menjadi dua melewati berkas kiri dan kanan dan berakhir pada serabut Purkinye yang mengaktifkan serabut otot ventrikel

KERTAS PEREKAM EKG

Sebuah elektrokardiograf khusus berjalan di atas kertas dengan kecepatan 25 mm/s, meskipun kecepatan yang di atas daripada itu sering digunakan.Setiap kotak kecil kertas EKG berukuran 1 mm². Dengan kecepatan 25 mm/s, 1 kotak kecil kertas EKG sama dengan 0,04 s (40 ms). 5 kotak kecil menyusun 1 kotak besar, yang sama dengan 0,20 s (200 ms). Karena itu, ada 5 kotak besar per detik. 12 sadapan EKG berkualitas diagnostik dikalibrasikan sebesar 10 mm/mV, jadi 1 mm sama dengan 0,1 mV. Sinyal "kalibrasi" harus dimasukkan dalam tiap rekaman.Sinyal standar 1 mV harus menggerakkan jarum 1 cm secara vertikal, yakni 2 kotak besar di kertas EKG.
SELEKSI SARING
Monitor EKG modern memiliki banyak penyaring untuk pemrosesan sinyal. Yang paling umum adalah mode monitor dan mode diagnostik. Dalam mode monitor, penyaring berfrekuensi rendah (juga disebut penyaring bernilai tinggi karena sinyal di atas ambang batas bisa lewat) diatur baik pada 0,5 Hz maupun 1 Hz dan penyaring berfrekuensi tinggi (juga disebut penyaring bernilai rendah karena sinyal di bawah ambang batas bisa lewat) diatur pada 40 Hz. Hal ini membatasi EKG untuk pemonitoran irama jantung rutin.
Penyaring bernilai tinggi membantu mengurangi garis dasar yang menyimpang dan penyaring bernilai rendah membantu mengurangi bising saluran listrik 50 atau 60 Hz (frekuensi jaringan saluran listrik berbeda antara 50 dan 60 Hz di sejumlah negara). Dalam mode diagnostik, penyaring bernilai tinggi dipasang pada 0,05 Hz, yang memungkinkan segmen ST yang akurat direkam. Penyaring bernilai rendah diatur pada 40, 100, atau 150 Hz. Sebagai akibatnya, tampilan EKG mode monitor banyak tersaring daripada mode diagnostik, karena bandpassnya lebih sempit
SADAPAN


Grafik yang menunjukkan hubungan antara elektrode positif, muka gelombang depolarisasi (atau rerata vektor listrik), dan kompleks yang ditampilkan di EKG.
Kata sadapan memiliki 2 arti pada elektrokardiografi: bisa merujuk ke kabel yang menghubungkan sebuah elektrode ke elektrokardiograf, atau (yang lebih umum) ke gabungan elektrode yang membentuk garis khayalan pada badan di mana sinyal listrik diukur. Lalu, istilah benda sadap longgar menggunakan arti lama, sedangkan istilah 12 sadapan EKG menggunakan arti yang baru.Nyatanya, sebuah elektrokardiograf 12 sadapan biasanya hanya menggunakan 10 kabel/elektroda.Definisi terakhir sadapan inilah yang digunakan di sini.
Sebuah elektrokardiogram diperoleh dengan menggunakan potensial listrik antara sejumlah titik tubuh menggunakan penguat instrumentasi biomedis.Sebuah sadapan mencatat sinyal listrik jantung dari gabungan khusus elektrode rekam yang itempatkan di titik-titik tertentu tubuh pasien.
• Saat bergerak ke arah elektrode positif, muka gelombang depolarisasi (atau rata vektor listrik) menciptakan defleksi positif di EKG di sadapan yang berhubungan.
• Saat bergerak dari elektrode positif, muka gelombang depolarisasi menciptakan defleksi negatif pada EKG di sadapan yang berhubungan.
• Saat bergerak tegak lurus ke elektrode positif, muka gelombang depolarisasi (atau rerata vektor listrik) menciptakan kompleks equifasik (atau isoelektrik) di EKG, yang akan bernilai positif saat muka gelombang depolarisasi (atau rerata vektor listrik) mendekati (A), dan kemudian menjadi negatif saat melintas dekat (B).
Ada 2 jenis sadapan—unipolar dan bipolar. EKG lama memiliki elektrode tak berbeda di tengah segitiga Einthoven (yang bisa diserupakan dengan ‘netral’ stop kontak dinding) di potensial nol. Arah sadapan-sadapan ini berasal dari “tengah” jantung yang mengarah ke luar secara radial dan termasuk sadapan (dada) prekordial dan sadapan ekstremitas—VL, VR, & VF.
Sebaliknya, EKG baru memiliki kedua elektrode itu di beberapa potensial dan arah elektrode yang berhubungan berasal dari elektrode di potensial yang lebih rendah ke tinggi, mis., di sadapan ekstremitas I, arahnya dari kiri ke kanan, yang termasuk sadapan ekstremitas --I, II, dan III.
SADAPAN EKSTREMITAS


Sadapan I


Sadapan II
Sadapan I, II dan III disebut sadapan ekstremitas karena pernah pokoq elektrokardiogafi benar-benar harus menempatkan tangan dan kaki mereka di ember air asin untuk mendapatkan sinyal dari galvanometer senar Einthoven.
EKG seperti itu membentuk dasar yang kini dikenal sebagai segitiga Einthoven.[2] Akhirnya, elektrode ditemukan sehingga dapat ditempatkan secara langsung di kulit pasien. Meskipun ember air asin sebentar saja diperlukannya, elektrode-elektrode itu masih ditempatkan di lengan dan kaki pasien untuk mengira-ngirakan sinyal yang diperoleh dari ember air asin itu.Elektrode-elektrode itu masih menjadi 3 sadapan pertama EKG 12 sadapan modern.
• Sadapan I adalah dipol dengan elektrode negatif (putih) di lengan kanan dan elektrode positif (hitam) di lengan kiri.
• Sadapan II adalah dipol dengan elektrode negatif (putih) di lengan kanan dan elektrode positif (merah) di kaki kiri.
• Sadapan III adalah dipol dengan elektrode negatif (hitam) di lengan kiri dan elektrode positif (merah) di kaki kiri.

SADAPAN EKSTREMITAS TAMBAHAN
Sadapan aVR, aVL, dan aVF merupakan sadapan ekstremitas tambahan, yang diperoleh dari elektrode yang sama sebagai sadapan I, II, dan III. Namun, ketiga sadapan itu memandang jantung dari sudut (atau vektor) yang berbeda karena elektrode negatif untuk sadapan itu merupakan modifikasi terminal sentral Wilson, yang diperoleh dengan menambahkan sadapan I, II, dan III bersama dan memasangnya ke terminal negatif mesin EKG.
Hal ini membidik elektrode negatif dan memungkinkan elektrode positif untuk menjadi "elektrode penjelajah" atau sadapan unipolar. Hal ini mungkin karena Hukum Einthoven menyatakan bahwa I + (-II) + III = 0. Persamaan itu juga bisa ditulis I + III = II. Ditulis dengan cara ini (daripada I + II + III = 0) karena Einthoven membalik polaritas sadapan II di segitiga Einthoven, mungkin karena ia suka melihat kompleks QRS tegak lurus. Terminal sentral Wilson meratakan jalan untuk perkembangan sadapan ekstremitas tambahan aVR, aVL, aVF dan sadapan prekordial V1, V2, V3, V4, V5, dan V6.
• Sadapan aVR atau "vektor tambahan kanan" memiliki elektrode positif (putih) di lengan kanan. Elektrode negatif merupakan gabungan elektrode lengan kiri (hitam) dan elektrode kaki kiri (merah), yang "menambah" kekuatan sinyal elektrode positif di lengan kanan.
• Sadapan aVL atau "vektor tambahan kiri" mempunyai elektrode positif (hitam) di lengan kiri. Elektrode negatif adalah gabungan elektrode lengan kanan (putih) dan elektrode kaki kiri (merah), yang "menambah" kekuatan sinyal elektrode positif di lengan kiri.
• Sadapan aVF atau "vektor tambahan kaki" mempunyai elektrode positif (merah) di kaki kiri. Elektrode negatif adalah gabungan elektrode lengan kanan (putih) dan elektrode lengan kiri (hitam), yang "menambah" sinyal elektrode positif di kaki kiri.
Sadapan ekstremitas tambahan aVR, aVL, dan aVF diperkuat dengan cara ini karena sinyal itu terlalu kecil untuk berguna karena elektrode negatifnya adalah terminal sentral Wilson. Bersama dengan sadapan I, II, dan III, sadapan ekstremitas tambahan aVR, aVL, dan aVF membentuk dasar sistem rujukan heksaksial, yang digunakan untuk menghitung sumbu kelistrikan jantung di bidang frontal.
SADAPAN PREKORDIAL


Penempatan sadapan prekordial yang benar.
Sadapan prekordial V1, V2, V3, V4, V5, dan V6 ditempatkan secara langsung di dada.Karena terletak dekat jantung, 6 sadapan itu tak memerlukan augmentasi.Terminal sentral Wilson digunakan untuk elektrode negatif, dan sadapan-sadapan tersebut dianggap unipolar. Sadapan prekordial memandang aktivitas jantung di bidang horizontal.Sumbu kelistrikan jantung di bidang horizontal disebut sebagai sumbu Z.
Sadapan V1, V2, dan V3 disebut sebagai sadapan prekordial kanan sedangkan V4, V5, dan V6 disebut sebagai sadapan prekordial kiri.
Kompleks QRS negatif di sadapan V1 dan positif di sadapan V6.Kompleks QRS harus menunjukkan peralihan bertahap dari negatif ke positif antara sadapan V2 dan V4.Sadapan ekuifasik itu disebut sebagai sadapan transisi.Saat terjadi lebih awal daripada sadapan V3, peralihan ini disebut sebagai peralihan awal. Saat terjadi setelah sadapan V3, peralihan ini disebut sebagai peralihan akhir.
Harus ada pertambahan bertahap pada amplitudo gelombang R antara sadapan V1 dan V4.Ini dikenal sebagai progresi gelombang R. Progresi gelombang R yang kecil bukanlah penemuan yang spesifik, karena dapat disebabkan oleh sejumlah abnormalitas konduksi, infark otot jantung, kardiomiopati, dan keadaan patologis lainnya.
• Sadapan V1 ditempatkan di ruang intercostal IV di kanan sternum.
• Sadapan V2 ditempatkan di ruang intercostal IV di kiri sternum.
• Sadapan V3 ditempatkan di antara sadapan V2 dan V4.
• Sadapan V4 ditempatkan di ruang intercostal V di linea (sekalipun detak apeks berpindah).
• Sadapan V5 ditempatkan secara mendatar dengan V4 di linea axillaris anterior.
• Sadapan V6 ditempatkan secara mendatar dengan V4 dan V5 di linea midaxillaris.
SADAPAN DASAR
Sebuah elektrode tambahan (biasanya hijau) terdapat di EKG 4 dan 12 sadapan modern, yang disebut sebagai sadapan dasar yang menurut kesepakatan ditempatkan di kaki kiri, meski secara teoretis dapat ditempatkan di manapun pada tubuh. Dengan EKG 3 sadapan, saat 1 dipol dipandang, sisanya menjadi sadapan dasar bila tiada.
GELOMBANG DAN INTERVAL


Gambaran skematik EKG normal
Sebuah EKG yang khas melacak detak jantung normal (atau siklus jantung) terdiri atas 1 gelombang P, 1 kompleks QRS dan 1 gelombang T. Sebuah gelombang U kecil normalnya terlihat pada 50-75% di EKG.Voltase garis dasar elektrokardiogram dikenal sebagai garis isoelektrik. Khasnya, garis isoelektrik diukur sebagai porsi pelacakan menyusul gelombang T dan mendahului gelombang P berikutnya.
GELOMBANG P
Selama depolarisasi atrium normal, vektor listrik utama diarahkan dari nodus SA ke nodus AV, dan menyebar dari atrium kanan ke atrium kiri.Vektor ini berubah ke gelombang P di EKG, yang tegak pada sadapan II, III, dan aVF (karena aktivitas kelistrikan umum sedang menuju elektrode positif di sadapan-sadapan itu), dan membalik di sadapan aVR (karena vektor ini sedang berlalu dari elektrode positif untuk sadapan itu).
Sebuah gelombang P harus tegak di sadapan II dan aVF dan terbalik di sadapan aVR untuk menandakan irama jantung sebagai Irama Sinus.
• Hubungan antara gelombang P dan kompleks QRS membantu membedakan sejumlah aritmia jantung.
• Bentuk dan durasi gelombang P dapat menandakan pembesaran atrium.
INTERVAL PR
Interval PR diukur dari awal gelombang P ke awal kompleks QRS, yang biasanya panjangnya 120-200 ms. Pada pencatatan EKG, ini berhubungan dengan 3-5 kotak kecil.
• Interval PR lebih dari 200 ms dapat menandakan blok jantung tingkat pertama.
• Interval PR yang pendek dapat menandakan sindrom pra-eksitasi melalui jalur tambahan yang menimbulkan pengaktifan awal ventrikel, seperti yang terlihat di Sindrom Wolff-Parkinson-White.
• Interval PR yang bervariasi dapat menandakan jenis lain blok jantung.
• Depresi segmen PR dapat menandakan lesi atrium atau perikarditis.
• Morfologi gelombang P yang bervariasi pada sadapan EKG tunggal dapat menandakan irama pacemaker ektopik seperti pacemaker yang menyimpang maupun takikardi atrium multifokus
KOMPLEKS QRS


Sejumlah kompleks QRS beserta tatanamanya.
Kompleks QRS adalah struktur EKG yang berhubungan dengan deplarisasi ventrikel. Karena ventrikel mengandung lebih banyak massa otot daripada atrium, kompleks QRS lebih besar daripada gelombang P. Di samping itu, karena sistem His/Purkinje mengkoordinasikan depolarisasi ventrikel, kompleks QRS cenderung memandang "tegak" daripada membundar karena pertambahan kecepatan konduksi. Kompleks QRS yang normal berdurasi 0,06-0.10 s (60-100 ms) yang ditunjukkan dengan 3 kotak kecil atau kurang, namun setiap ketidaknormalan konduksi bisa lebih panjang, dan menyebabkan perluasan kompleks QRS.
Tak setiap kompleks QRS memuat gelombang Q, gelombang R, dan gelombang S. Menurut aturan, setiap kombinasi gelombang-gelombang itu dapat disebut sebagai kompleks QRS. Namun, penafsiran sesungguhnya pada EKG yang sulit memerlukan penamaan yang pasti pada sejumlah gelombang.
Beberapa penulis menggunakan huruf kecil dan besar, bergantung pada ukuran relatif setiap gelombang. Sebagai contoh, sebuah kompleks Rs akan menunjukkan defleksi positif, sedangkan kompleks rS akan menunjukkan defleksi negatif. Jika kedua kompleks itu dinamai RS, takkan mungkin untuk menilai perbedaan ini tanpa melihat EKG yang sesungguhnya.
• Durasi, amplitudo, dan morfologi kompleks QRS berguna untuk mendiagnosis aritmia jantung, abnormalitas konduksi, hipertrofi ventrikel, infark otot jantung, gangguan elektrolit, dan keadaan sakit lainnya.
• Gelombang Q bisa normal (fisiologis) atau patologis. Bila ada, gelombang Q yang normal menggambarkan depolarisasi septum interventriculare. Atas alasan ini, ini dapat disebut sebagai gelombang Q septum dan dapat dinilai di sadapan lateral I, aVL, V5 dan V6.
• Gelombang Q lebih besar daripada 1/3 tinggi gelombang R, berdurasi lebih besar daripada 0,04 s (40 ms), atau di sadapan prekordial kanan dianggap tidak normal, dan mungkin menggambarkan infark miokardium.

Animasi gelombang EKG yang normal.

SEGMEN ST
Segmen ST menghubungkan kompleks QRS dan gelombang T serta berdurasi 0,08-0,12 s (80-120 ms). Segmen ini bermula di titik J (persimpangan antara kompleks QRS dan segmen ST) dan berakhir di awal gelombang T.
Namun, karena biasanya sulit menentukan dengan pasti di mana segmen ST berakhir dan gelombang T berawal, hubungan antara segmen ST dan gelombang T harus ditentukan bersama. Durasi segmen ST yang khas biasanya sekitar 0,08 s (80 ms), yang pada dasarnya setara dengan tingkatan segmen PR dan TP.
• Segmen ST normal sedikit cekung ke atas.
• Segmen ST yang datar, sedikit landai, atau menurun dapat menandakan iskemia koroner.
• Elevasi segmen ST bisa menandakan infark otot jantung. Elevasi lebih dari 1 mm dan lebih panjang dari 80 ms menyusul titik J. Tingkat ukuran ini bisa positif palsu sekitar 15-20% (yang sedikit lebih tinggi pada wanita daripada pria) dan negatif palsu sebesar 20-30%.
GELOMBANG T
Gelombang T menggambarkan repolarisasi (atau kembalinya) ventrikel.Interval dari awal kompleks QRS ke puncak gelombang T disebut sebagai periode refraksi absolut. Separuh terakhir gelombang T disebut sebagai periode refraksi relatif (atau peride vulnerabel).
Pada sebagian besar sadapan, gelombang T positif.Namun, gelombang T negatif normal di sadapan aVR.Sadapan V1 bisa memiliki gelombang T yang positif, negatif, atau bifase.Di samping itu, tidak umum untuk mendapatkan gelombang T negatif terisolasi di sadapan III, aVL, atau aVF.
• Gelombang T terbalik (atau negatif) bisa menjadi iskemia koroner, sindrom Wellens, hipertrofi ventrikel kiri, atau gangguan SSP.
• Gelombang T yang tinggi atau "bertenda" bisa menandakan hiperkalemia. Gelombang T yang datar dapat menandakan iskemia koroner atau hipokalemia.
• Penemuan elektrokardiografi awal atas infark otot jantung akut terkadang gelombang T hiperakut, yang dapat dibedakan dari hiperkalemia oleh dasar yang luas dan sedikit asimetri.
• Saat terjadi abnormalitas konduksi (mis., blok cabang berkas, irama bolak-balik), gelombang T harus didefleksikan berlawanan dengan defleksi terminal kompleks QRS,
INTERVAL QT
Interval QT diukur dari awal kompleks QRS ke akhir gelombang T. Interval QT yang normal biasanya sekitar 0,40 s. Interval QT di samping yang terkoreksi penting dalam diagnosis sindrom QT panjang dan sindrom QT pendek. Interval QT beragam berdasarkan pada denyut jantung, dan sejumlah faktor koreksi telah dikembangkan untuk mengoreksi interval QT untuk denyut jantung.
Cara yang paling umum digunakan untuk mengoreksi interval QT untuk denyut pernah dirumuskan oleh Bazett dan diterbitkan pada tahun 1920.[15]Rumus Bazett adalah , di mana QTc merupakan interval QT yang dikoreksi untuk denyut, dan RR adalah interval dari bermulanya satu kompleks QRS ke bermulanya kompleks QRS berikutnya, diukur dalam detik. Namun, rumus ini cenderung tidak akurat, dan terjadi kelebihan koreksi di denyut jantung tinggi dan kurang dari koreksi di denyut jantung rendah.
GELOMBANG U
Gelombang U tak selalu terlihat.Gelombang ini khasnya kecil, dan menurut definisi, mengikuti gelombang T. Gelombang U diperkirakan menggambarkan repolarisasi otot papillaris atau serabut Purkinje. Gelombang U yang menonjol sering terlihat di hipokalemia, namun bisa ada di hiperkalsemia, tirotoksikosis, atau pemajanan terhadap digitalis, epinefrin, dan antiaritmia Kelas 1A dan 3, begitupun di sindrom QT panjang bawaan dan di keadaan pendarahan intrakranial. Sebuah gelombang U yang terbalik dapat menggambarkan iskemia otot jantung atau kelebihan muatan volume di ventrikel kiri.

KUMPULAN SADAPAN KLINIS


Diagram yang menunjukkan sadapan-sadapan yang berdampingan dengan warna yang sama
Jumlah sadapan EKG ada 12, masing-masing merekam aktivitas kelistrikan jantung dari sudut yang berbeda, yang juga berkaitan dengan area-area anatomis yang berbeda dengan tujuan mengidentifikasi iskemia korner akut atau lesi. 2 sadapan yang melihat ke area anatomis yang sama di jantung dikatakan bersebelahan (lihat tabel berkode warna).
• Sadapan inferior (sadapan II, III dan aVF) memandang aktivitas listrik dari tempat yang menguntungkan di dinding inferior (atau diafragmatik) ventrikel kiri.
• Sadapan lateral (I, aVL, V5 dan V6) melihat aktivitas kelistrikan dari titik yang menguntungkan di dinding lateralventrikel kiri. Karena elektrode positif untuk sadapan I dan aVL terletak di bahu kiri, sadapan I dan aVL terkadang disebut sebagai sadapan lateral atas. Karena ada di dada pasien, elektode positif untuk sadapan V5 dan V6 disebut sebagai sadapan lateral bawah.
• Sadapan septum, V1 and V2 memandang aktivitas kelistrikan dari titik yang menguntungkan di dinding septumanatomi kiri, yang sering dikelmpkkan bersama dengan sadapan anterior.
• Sadapan anterior, V3 dan V4 melihat aktivitas kelistrikan dari tempat yang menguntungkan di anteriorventrikel kiri.
• Di samping itu, setiap 2 sadapan prekordial yang berdampingan satu sama lain dianggap bersebelahan. Sebagai contoh, meski V4 itu sadapan anterior dan V5 lateral, 2 sadapan itu bersebelahan karena berdekatan satu sama lain.
• Sadapan aVR tak menampakkan pandangan khusus atas ventrikel kiri. Sebagai gantinya, sadapan ini melihat bagian dalam dinding endokardium dari sudut pandangnya di bahu kanan.
SUMBU


Diagram yang menunjukkan bagaimana polaritas kompleks QRS di sadapan I, II, dan III dapat digunakan untuk memperkirakan sumbu listrik jantung dalam bidang frontal.
Sumbu kelistrikan jantung merujuk ke arah umum muka gelombang depolarisasi jantung (atau rerata vektor listrik) di bidang frontal.
Biasanya berorientasi di arah bahu kanan ke kaki kiri, yang berhubungan dengan kuadran inferior kiri sistem rujukan heksaksial, meski -30o hingga +90o dianggap normal.
• Deviasi sumbu kiri (-30o hingga -90o) dapat menandakan blok fasciculus anterior kiri atau gelombang Q dari infark otot jantung inferior.
• Deviasi sumbu kanan (+90o hingga +180o) dapat menandakan blok fasciculus posterior kiri, gelombang Q dari infark otot jantung lateral atas, atau pola nada ventrikel kanan.
• Dalam keadaan blok cabang berkas kanan, deviasi kanan atau kiri dapat menandakan blok bifasciculus.



CARA MEREKAM EKG
Persiapan alat
• Mesin EKG yang dilengkapi 2 kabel
Satu kabel untuk listrik (power)
Satu kaSbel untuk ground
Satu kabel untuk pasien
• Plat electrode yaitu
Elektroda ekstremitas diikatkan pada ban pengikat khusus
Elektroda dada dengan balon penghisap
1. Jelly electrode/air
2. Kertas EKG
3. Kertas tissue
Cara menempatkan electrode:
• Elektroda ekstremitas atas dipasang pada pergelangan tangaan kanan dan searah dengan telapak tangan
• Electrode ekstremitas bawah pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah dalam
Pemasangan pada pergelangan tidak mutlak, bisa diperlukan untuk dapat dipasang sampai paha kiri atau kanan





Kabel yang dihubungkan:
• Merah untuk lengan kanan (RA)
• Kuning untuk lengan kiri (LA)
• Hijau untuk tungkai kiri (LL)
• Hitam untuk tungkai kanan (RL): ground
Electrode dada (prekordial) terpasang
V1 : spatium interkostal (SIC) ke IV pinggir kanan sternum
V2 : SIC ke IV sebelah pinggir kiri sternum
V3 : ditengah diantara V2 dan V4
V4 : SIC ke V garis mid klavikula kiri
V5 : sejajar V4 garis aksilaris kiri
V6 : sejajar V6 garis mid aksilaris
V7 : sejajar V6 pada garis post aksilaris (jarang dipakai)
V8 : sejajar V7 garis ventrikel ujung scapula (jarang dipakai)
V9 : sejajar V8 pada kiri ventrikel (jarang dipakai)







Menghidupkan mesin EKG
Periksa kembali standarisasi EKG dengan:
• Kalibrasi milivolt akan memberikan gelombang setinggi 10 mm
• Kecepatan 25 mm per detik
Lakukan kalibrasi dengan menekan tombol start/run. Setelah kertas EkG bergerak, tekan tombol kalibrasi untuk memeriksa apakah gelombang EKG sesuai 10 mm/1 MV, dengan memindahkan lead selector buat perekaman EKG berturut-turut:
Lead ekstremitas : I,II,III, aVR, aVL, aVF
Lead prekordial: V1-V6
Standar lead ekstremitas:
Lead I: perbedaan potensial antara LA dan RA
Lead II : perbedaan potensial antara RA dan LL
Lead III: perbedaan potensial aantara LA dan LL
aVR : potensial dari lengan kanan terhadap
aVL : potensial dari lengan kiri terhadap
aVF potensial daari tungkai kiri terhadap
Cek List pemasangan EKG
1. Cek alat EKG dan kelengkapannya
2. Cuci tangan
3. Mengucapkan salam
4. Menjelaskan tujuan pemeriksaan
5. Menjelaskan langkah dan prosedur
6. Menanyakan kesiapan pasien
7. Menyalakan mesin EKG
8. Baringkan pasien dengan tenang di bed, tang dan kaki tidak bersentuhan
9. Astikan tidak ada alat elektronik dan logam lain yang bersentuhan dengan badan
10. Bersihkan dada, kedua pergelangan tangan dan kaki dengan kapas alcohol
11. Beri elekrtode ekstremitas dengan jelly
12. Pasang 4 elektrode ekstremitas dengan benar
13. Dada diberi jelly sesuai dengan lokasi elektode V1-V6
14. Pasang electrode prekordial dengan benar
15. Rekam setiap lead setiap 3-4 beat (setelan otomatis)
16. Lepas electrode
17. Bersihkan tubuh pasien
18. Beritahu pasien perekaman sudah selesai
19. Matikan mesin EKG
20. Catat nama pasie, umur, jam dan tanggal pemeriksaan
21. Berskan alat











BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
• Mengukur tekanan darah secara benar sangatlah penting untuk mendiagnosis adanya hipertensi dan mengevaluasi respon pengobatan anti hipertensi.
• Denyut nadi (pulse) adalah getaran / denyut darah didalam pembuluh darah arteri akibat kontraksi ventrikel kiri jantung.
• Bunyi jantung I, ditimbulkan oleh penutupan katup-katup mitral dan trikuspidal.
• Bunyi jantung II, ditimbulkan oleh penutupan katup-katup aorta dan pulmonal.
• Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah elektrokardiograf, yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu.













DAFTAR PUSTAKA
• http://solusiherbal.blogspot.com
• ^http://solusiherbal.blogspot.com/
• www.medikaholistik.com