Saturday, February 11, 2012
Reproduksi vegetatif pada tumbuhan
Reproduksi
Vegetatif Alami. Reproduksi jenis ini tidak melibatkan campuran tangan manusia.
Reproduksi vegetative alami meliputi pembentukan tunas, batang tebu, batang
singkong , daun cocor bebek, laos.
Akar Tinggal
Akar
tinggal atau rizoma atau rimpang merupakan batang yang tumbuh horizontal
menyerupai akar didalam tanah. Dari bagian ini, tumbuh tunas yang menjadi
individu baru, misalnya pada bungga tasbih, lengkuas, dan jahe.
Umbi Batang
Umbi
batang atau tuber merupakan cadangan makanan yang disimpan dalam batang dan
terletak didalam tanah. Jika umbi ini ditanam, dapat tumbuh tunas menjadi
tanaman baru. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan tuber adalah kentang
dan singkong.
Reproduksi dengan Daun
Tepi-tepi
daun pasti tumbuh, misalnya cocor bebek. Bersifat meristematis. Akibatnya, dari
tepi-tepi daun tersebut dapat tumbuh tunas dan akar yang akan terpisah dari
induyknya untuk membentuk tumbuhan baru. Peproduksi seperti ini dinamakan juga
reproduksi melalui tunas advintif.
Reproduksi Vegetatif Buatan
Reproduksi
jenis ini sengaja dilakukan manusia untuk memperoleh tanaman baru yang
bersifatnya sama dengan induknya. Tumbuhan baru tersebut diambil dari tanaman
induk yang telah tumbuh besar, sehingga tumbuhan baru itu akan cepat
mengahasilkan dengan sifat yang sama dengan induknya. Berikut ini akan
dijelaskan contoh-contoh perkembangan vegetative buatan.
Mencangkok. Mencangkok dilakukan pada tanaman dikotil dengan cara
membuang sebagian kulit dan kabium secara melingkar pada cabang. Kemudian
daerah lukanya dibalut oleh tanah atau media lain dan diikat serta dibiarkan
sampai tumbuh akar.
<p>Your browser does not
support iframes.</p>
Merunduk. Cara ini dilakukan dengan merundukan cabang tanaman kebawah
sehingga menyentuh permukaan tanah. Batang tersebut ditimbun dengan tanah
terutama pada bagian yang memiliki ruas. Pada ruas tersebut akan tumbuh akara
dan tunas.
Menempel dan menyambung. Menempel (Okulasi) dan menyambung
bertujuan mengambungkan sifat dua tanaman sejenis atau semarga. Prinsip opulasi
adalah emnumbuhkan bagian tanaman pada tanaman lain. Biasanya, bagian yang
ditemnpelkan adalah mata tunas. Prinsip dalam menyambung adalah
memindahkan ujung ranting atau pun ujung cabang suatu tanaman pada bagian ujung
ranting tanaman lain. Kemudian, sambungan tersebut diikat.
Menyetek. Merupakan
cara paling umum dilalakukan karena mudah di kerjakan.Kita hanya memotong
cabang sekitar 20 cm dan membenamkanya dalam tanah sedalam 5-10 cm.Arah mata
tunas sebaiknya menghadap ke atas.
Kultur jaringan. Kemajuan ilmu hormon tumbuhan mendorong para ahli
pertanian mengembangkan pola produksi vegetative melalui teknik kultur
jaringan. Jaringan tersebut diambil dari daun, batang , akar, ataupun bagian
tumbuhan lainya. Melalui teknik ini dapat menghasilkan tumbuhan yang sangat
banyak dalam waktu singkat.
Membelah diri dan fragmentasi
Contoh:
organisme yang membelah diri, protozoa, alga biru (bakteri). Sedangkan
fragmentasi yaitu dengan cara memotong-motong tubuhnya, contoh: algae
(ganggang) dan planaria (cacing pipih). Tunas, contoh: Hydra dan ragi
(Saccharomyces).
Spora
Perkembangbiakan
dengan spora antara lain: jamur, alga, lumut dan paku. Pada jamur, spora
dibentuk di dalam kotak spora (sporangium). Pada ganggang (alga), sporanya
dilengkapi dengan alat gerak berupa bulu cambuk atau bulu getar sehingga dapat
bergerak, spora ini disebut zoospora. Pada paku, biasanya spora terletak di
daun-daun sebelah bawah, tampak sebagai bintik-bintik hitam yang dinamakan
sorus. Sorus tersebut dilindungi indisium.
Keuntungan memperbanyak secara vegetatif:
- diperoleh sifat keturunan baru sama dengan induknya
- lebih cepat memperoleh hasil (berbuah)
- Kerugian memperbanyak secara vegetatif:
- tanamannya tidak sekokoh bila ditanam dari biji.
Reproduksi vegetatif
Reproduksi vegetatif
Reproduksi vegetatif adalah cara reproduksi makhluk hidup secara aseksual (tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan
dan betina). Reproduksi vegetatif bisa terjadi secara alami maupun buatan.
Perkembangbiakan dengan membelah diri biasanya terjadi pada hewan tingkat
rendah,bersel satu/protoza, misalnya: amuba dan paramaecium. Pembelahan diri
biner jika terjadi pembelahan individu menjadi 2 individu baru, dan disebut
pembelahan diri multipel (perkembangbiakan dengan spora) jika pembelahan individu
menjadi banyak individu, misalnya: plasmanium
Reproduksi vegetatif alami
Reproduksi vegetatif alami adalah reproduksi aseksual yang terjadi tanpa
campur tangan pihak lain seperti manusia.
Pada tumbuhan
- Umbi batang. Contoh: bangkuang, kentang
- Umbi lapis. Contoh: bawang merah, bawang putih, bawang bombay
- Umbi akar. Contoh: wortel, singkong, lobak
- Geragih atau stolon. Contoh: rumput teki, stroberi
- Rizoma atau akar tinggal. Contoh: lengkuas, jahe, kunyit
- Tunas. Contoh: pisang, bambu, tebu
- Tunas adventif. Contoh: cocor bebek
Pada hewan
- Tunas. Contoh: Hydra, Ubur-ubur, Porifera
- Fragmentasi. Contoh: Planaria, mawar laut
- Membelah diri. Contoh: Amoeba
- Parthenogenesis. Contoh: serangga seperti lebah, kutu daun
Reproduksi vegetatif buatan
Reproduksi vegetatif buatan atau perbanyakan vegetatif dalam pertanian dan botani merupakan sekumpulan teknik untuk menghasilkan individu baru tanpa melalui
perkawinan.
Perbanyakan vegetatif menghasilkan keturunan yang disebut klon. Karena itu, perbanyakan vegetatif dapat dikatakan sebagai suatu bentuk kloning ("pembuatan klon"). Klon sebenarnya adalah salinan penuh dari individu induknya karena mewariskan semua karakteristik genetik
maupun fenotipik dari induknya. Fenotipe dapat berbeda pada
beberapa teknik perbanyakan vegetatif tertentu yang merupakan gabungan dua
individu.
Pada tumbuhan, klon seringkali telah mencapai tingkat kedewasaan tertentu
sewaktu ditanam sehingga biasanya disukai oleh petani karena waktu tunggu untuk
dimulainya produksi dapat dipersingkat. Tanaman buah-buahan dapat mulai
menghasilkan dalam dua atau tiga tahun dengan kloning, sementara melalui biji
petani harus menunggu paling cepat empat tahun ditambah risiko perubahan sifat
akibat penggabungan dua sifat induk jantan dan betinanya.
Teknik-teknik perbanyakan vegetatif pada tumbuhan
Terdapat bermacam-macam teknik yang acap kali khas untuk jenis tumbuhan
yang berbeda. Beberapa teknik hanya memanfaatkan organ reproduksi khusus yang
diproduksi tanaman tertentu, sementara teknik lainnya sengaja merangsang
pertumbuhan baru pada bagian tumbuhan tertentu. Berikut ini dipaparkan secara
singkat berbagai teknik yang dipakai orang.
Pemisahan anakan (tillering)
Penyetekan
Perkembangbiakan dengan setek dilakukan dengan cara menanam bagian tertentu
tumbuhan tanpa menunggu tumbuhnya akar baru lebih dahulu. Dibandingkan cara
perkembangbiakan vegetatif buatan lainnya, cara setek adalah cara termudah.
Pemebiakan tanaman dengan setek ada yang menggunakan batang (kayu) disebut setek
batang, dan ada juga yang menggunakan daun disebut setek daun.
Perundukan
Pencangkokan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Cangkok
Tujuan : memperoleh tumbuhan baru yang cepat berbuah dan sifatnya sama
dengan sifat induk. mencangkok adalah membuat cabang batang tanaman menjadi berakar
[sunting] Penyambungan
[sunting] Okulasi
Rahasia ini harus segera dibocorkan, karena banyak pihak yang membutuhkan.
Jika tidak, akan banyak yang gagal melakukan okulasi. Okulasi termasuk cara
perbanyakan tanaman yang cukup populer. Pastilah sudah banyak yang mengetahui
cara okulasi. Hanya saja okulasi tak bisa sembarangan dilakukan. Harus tahu
langkah-langkahnya.
Ada beberapa rahasia yang bisa memengaruhi keberhasilan okulasi. Mari kita
simak H. Abdul Ghani, dari Sanggar Buana Flora, berbagi rahasia sukses
mengokulasi buah.
1. Memilih mata Ketepatan memilih mata tunas yang akan ditempel merupakan salah satu kunci keberhasilan okulasi. Mata tunas yang dipilih harus yang berpotensi tumbuh. Ciri-cirinya? Pada tanaman jambu dan mangga, pilih mata tunas yang sudah keluar tunas kecil.
Sementara untuk tanaman lain, Adung alias Abdul Ghani menyarankan mata yang
sama sekali belum bertunas. Untuk mangga dan duren sering diakali dengan cara
perompesan/pelerengan. Caranya? Pangkas habis daun pada pucuk pohon mangga.
Perompesan daun akan memacu tumbuhnya tunas baru. Nah, tunas baru itulah yang
bisa dipakai.
2. Cara menyayat Perhatikan juga cara membuat sayatan batang induk dan
batang atas. Kayu dari pohon induk tak boleh tersayat. Bahkan kambium, semacam
lendir licin yang menempel pada kayu induk tak boleh hilang. Soalnya kambium
berfungsi untuk lalu-lintas makanan dari daun ke tubuh tanaman. Kalau kambium
hilang suplai makanan ke mata tempel tidak ada. Tunas baru pun tidak bakal
tumbuh. Tak boleh ada kayu yang tertinggal di kulit mata tempel. Supaya mudah
dalam membuat sayatan, potong cabang yang akan diambil mata tempelnya. Siapkan
dulu mata tempel dari cabang atas. Baru kemudian sayat pohon induk. Tujuannya
agar kambium tidak kering. Pakailah pisau yang tajam dan steril supaya hasil
sayatannya rapi dan higienis.
3. Cara mengikat Mengikat mata tempel juga tidak boleh sembarangan. Ikatan
harus rapat sampai angin tak bisa masuk ke tempelan. Harus pas, tidak boleh
terlalu kencang tidak juga terlalu longgar. Kulit mata tunas menempel dengan
sempurna sudah cukup. Kalau terlalu kencang, bisa tercekik.
Mata tunas boleh ikut ditutup, boleh juga tidak ditutup. Mata tunas yang
ditutup punya kelebihan. Gangguan dari luar, terutama air tidak bisa masuk.
Tapi ikatan pada mata tunas tak boleh kencang. Supaya tunas bisa tumbuh. Kalau
mata tunas tidak ditutup harus dipastikan air tidak menyentuh tempelan.
Soalnya, entres bisa busuk kalau kena air.
4. Kecepatan kerja Sewaktu melakukan okulasi, kerja harus cepat. Sayatan di
pohon induk tidak boleh terlalu lama di udara terbuka. Begitu juga dengan
sayatan mata tempel. Kalau terlalu lama kambium pada kayu bisa kering. Agar
kerja bisa cepat dan tak terganggu, sebaiknya siapkan semua alat dan bahan yang
dibutuhkan terlebih dahulu. Agar sewaktu bekerja tak lagi perlu cari-cari alat
yang dibutuhkan. Siapkan dulu mata tempel, baru sayat batang induk. Ada lagi
cara untuk menyiasati kelambatan kerja. Bekerjalah di tempat yang teduh.
Sebaiknya lakukan pada pagi atau sore hari. Terik matahari tentu akan
mempercepat, kambium menjadi kering. Sebaiknya letakkan hasil okulasi di tempat
teduh. Selain menghindari terik matahari, juga agar tak ada air yang masuk ke
sambungan.
[sunting] Referensi
Artikel
bertopik biologi
ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu
Wikipedia dengan mengembangkannya.
|
Reproduksi Generatif pada Tumbuhan
Reproduksi
Generatif pada Tumbuhan
Reproduksi generatif adalah terjadinya individu baru yang
didahului dengan peleburan dua sel
gamet. Peristiwa ini disebut pembuahan. Pembuahan (fertilisasi) pada tumbuhan
berbiji akan terjadi kalau didahului adanya proses penyerbukan
(persarian/polenasi).
Penyerbukan
Penyerbukan
adalah sampainya serbuk sari pada tempat tujuan. Pada tumbuhan Gymnospermae,
tujuan serbuk sari adalah tetes penyerbukan, sedangkan pada tumbuhan
Angiospermae, tujuan serbuk sari adalah kepala putik.
Macam-macam penyerbukan
a. Berdasarkan penyebab sampainya serbuk sari pada tujuan
1. Anemogami: penyerbukan yang disebabkan oleh angin.
Ciri-ciri
tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh angin ialah:
- bunganya tidak bermahkota
- serbuk sarinya bergantungan kedudukannya
- serbuk sarinya banyak dan ringan
- kepala putiknya besar.
Contohnya:
rumput, tebu, dan alang-alang.
2. Zoidiogami: penyerbukan yang dibantu oleh hewan.
Berdasarkan
jenis hewannya dapat dibedakan lagi menjadi:
- Entomogami:penyebabnya adalahserangga.Tumbuhan yang penyerbukannya memerlukan bantuan serangga umumnya mempunyai ciri-ciri:
- mahkota bunga berwarna mencolok
- mengeluarkan bau yang khas
- mempunyai kelenjar madu
- Ornitogami: penyerbukan karena bantuan burung, terjadi pada tumbuhan yang bunganya mengandung madu atau air.
- Kiropterogami: penyerbukan karena bantuan kelelawar, terjadi pada tumbuhan yang bunganya mekar pada malam hari.
- Malakogami: penyerbukan karena bantuan siput, terjadi pada tumbuhan yang banyak dilekati siput.
3. Hidrogami: penyerbukan karena bantuan air. Ini pada umumnya terjadi pada
tumbuhan yang hidup di dalam air, misalnya Hydrilla.
4. Antropogami: disebut juga penyerbukan buatan atau
sengaja, yaitu penyerbukan karena bantuan manusia. Hal ini dilakukan oleh manusia
karena tidak terdapatnya vektor yang dapat membantu penyerbukan. Contohnya,
tumbuhan vanili.
pada kelompok padi, jagung, alang2 dsb penyerbukannya dibantu angin |
kebanyakan bunga diserbuki oleh serangga |
Burung Kolibri, salah satu hewan penyerbuk |
Bunga Vanili, salah satu contoh tumbuhan yang penyerbukannya dibantu manusia |
b. Berdasarkan asal serbuk sari
- Autogami atau penyerbukan sendiri. Autogami dapat terjadi bila serbuk sari berasal dari bunga yang sama. Autogami sering terjadi pada saat bunga belum mekar disebut kleistogami.
- Geitonogami atau penyerbukan tetangga, yaitu penyerbukan di mana serbuk sari berasal dari bunga yang berlainan tetapi masih dalam satu individu.
- Alogami atau penyerbukan silang, yaitu penyerbukan di mana serbuk sari berasal dari bunga individu lain tetapi masih dalam satu species/jenis.
- Bastar yaitu penyerbukan di mana serbuk sari dan putik berasal dari spesies lain.
Terjadinya
penyerbukan belum memberi jaminan akan terjadinya pembuahan, karena buluh
serbuk sari yang berasal dari serbuk sari dalam perkembangan selanjutnya belum
tentu dapat mencapai sel telur, yang letaknya di dalam bakal buah jauh dari
kepala putik.
Pada
beberapa jenis tumbuhan penyerbukannya tidak mungkin terjadi secara autogami
(penyerbukan mandiri). Hal ini antara lain disebabkan oleh:
1. Dioseus (berumah dua), artinya alat kelamin jantan dan alat kelamin betina
terdapat pada individu yang berbeda. Misalnya: melinjo dan salak.
2. Dikogami, bila putik dan serbuk sari suatu bunga masaknya tidak
bersamaan. Dikogami dapat dibedakan atas:
- Protandri, bila serbuk sari suatu bunga masak lebih dulu dari pada putiknya. Contohnya: bunga jagung, seledri, dan bawang Bombay.
- Protogini, bila putik suatu bunga masak lebih dulu dari serbuk sarinya. Contohnya: bunga kubis, bunga coklat, dan alpukat.
3. Herkogami, ialah bentuk bunga yang sedemikian rupa, sehingga serbuk
sari dari bunga tersebut tidak dapat jatuh pada kepala putiknya, kecuali dengan
bantuan manusia atau hewan. Contoh: Anggrek, Vanili, dan lain sebagainya.
4. Heterostili, ialah bunga yang mempunyai benang sari dan tangkai putik
tidak sama panjang. Contoh: tumbuhan familia Rubiaceae (kopi, kina, kaca
piring, dan lain sebagainya).
Pembuahan
Penyerbukan
akan menghasilkan individu baru apabila diikuti oleh pembuahan, yaitu peleburan
antara sel kelamin jantan dengan sel kelamin betina. Pada tumbuhan berbiji
dikenal ada dua macam pembuahan, yaitu pembuahan tunggal pada Gymnospermae, dan
pembuahan ganda pada Angiospermae
a. Pembuahan tunggal
Contoh
proses pembuahan tunggal pada Pinus (Gymnospermae)
Terjadi
pada tumbuhan Gymnospermae atau tumbuhan berbiji terbuka. Serbuk sari akan
sampai pada tetes penyerbukan, kemudian dengan mengeringnya tetes penyerbukan, serbuk
sari yang telah jatuh di dalamnya akan diserap masuk ke ruang serbuk sari
melalui mikrofil. Serbuk sari ini sesungguhnya terdiri atas dua sel, yaitu sel
generatif atau yang kecil dan sel vegetatif yang besar, hampir menyelubungi sel
generatif. Serbuk sari ini kemudian tumbuh membentuk buluh serbuk sari, yang
kemudian bergerak ke ruang arkegonium. Karena pembentukan buluh serbuk sari
maka sel-sel yang terdapat di antara ruang serbuk sari dan ruang arkegonium
terdesak ke samping akan terlarut. Sementara itu di dalam buluh ini sel
generatif membelah menjadi dua dan menghasilkan sel dinding atau sel
dislokator, dan sel spermatogen atau calon spermatozoid. Sel spermatogen
kemudian membelah menjadi dua sel permatozoid. Setelah sampai di ruang
arkegonium, sel vegetatif lenyap, dan kedua sel spermatozoid lepas ke dalam
ruang arkegonium yang berisi cairan, sehingga spermatozoid dapat berenang di
dalamnya. Pada ruang arkegonium terdapat sejumlah sel telur yang besar. Tiap
sel telur bersatu dengan satu spermatozoid, sehingga pembuahan pada
Gymnospermae selalu mengasilkan zigot yang kemudian tumbuh dan berkembang
menjadi embrio. Pembuahan tunggal seperti ini misalnya terjadi pada pohon
Pinus.
b. Pembuahan ganda
Terjadi
pada tumbuhan Angiospermae atau tumbuhan berbiji tertutup.
1. Perkembangan serbuk sari
Serbuk
sari yang jatuh di kepala putih terdiri atas satu sel dengan dua dinding
pembungkus, yaitu: eksin (selaput luar) dan intin (selaput dalam). Eksin pecah,
kemudian intin tumbuh memanjang membuat buluh serbuk sari. Buluh serbuk sari
ini akan tumbuh menuju ke ruang bakal biji. Bersamaan dengan ini inti sel
serbuk sari membelah menjadi 2, yang besar didepan adalah inti vegetatif
sebagai penunjuk jalan, dan yang kecil di belakang adalah inti generatif. Inti
generatif membelah lagi menjadi dua inti generatif atau spermatozoid, yaitu inti
generatif 1 dan inti generatif 2.
2. Pembentukan sel telur
Bersamaan
dengan perkembangan serbuk sari dalam buluh serbuk sari, di dalam ruang bakal
biji sel induk megaspora (megasporosit/makrosporosit) membelah secara meiosis menjadi 4 sel. Tiga di antaranya
mati dan yang satu tumbuh menjadi sel megaspora/makrospora (inti kandung
lembaga primer). Inti sel megaspora ini selanjutnya membelah mitosis 3x, sehingga terbentuklah 8 inti.
Ke-8 inti tersebut kemudian masing-masing akan terbungkus membran sehingga
menjadi sel yang terpisah. Karena itu sel-sel di dalam bakal biji sering
disebut multigamet.
Langkah
berikutnya, 8 sel tersebut membentuk formasi di dalam bakal biji. Tiga sel
menempatkan diri di bagian atas bakal biji disebut antipoda. Yang di
bagian bawah dekat mikrofil, 3 sel menempatkan diri berdekatan. Yang tengah
adalah ovum, sedang mengapitnya sebelah kanan dan kiri adalah sinergid.
Dua sel yang tersisa bergerak ke tengah bakal biji dan bersatu melebur
membentuk inti kandung lembaga sekunder sehingga menjadi sel yang
diploid (2n).
Jika
terjadi pembuahan inti generatif 1 membuahi ovum membentuk zigot, sedang inti
generatif 2 membuahi inti kandung lembaga sekunder menghasilkan endosperm (3n)
sebagai cadangan makanan untuk zigot. Inilah yang dinamakan pembuahan ganda.
Sementara itu inti vegetatif akan mati setelah sampai di bakal biji.
- inti generatif 1 (n) + ovum (n) —–> zigot (2n)
- inti generatif 2 (n) + inti kandung lembaga sekunder (2n) —–> endosperm (3n)
Masuknya
inti generatif ke dalam ruang bakal biji ada beberapa cara, yaitu:
- Porogami : bila dalam pembuahan masuknya spermatozoid melalui mikrofil.
- Aporogami : bila masuknya spermatozoid tidak melalui mikrofil. Bila masuknya spermatozoid melalui kalaza, maka disebut kalazogami.
Embrio
pada tumbuhan berbiji dapat terjadi karena:
a)
Amfiksis (amfmiksis), yaitu terjadinya embrio melalui peleburan antara ovum dan
sel spermatozoid.
b)
Apomiksis,embrio terjadi bukan dari peleburan sel telur dengan sel
spermatozoid. Apomiksis dapat terjadi karena:
- Partenogenesis, yaitu pembentukan embrio dari sel telur tanpa adanya pembuahan.
- Apogami, yaitu embrio yang terjadi dari bagian lain dari kandung lembaga tanpa adanya pembuahan, misalnya dari sinergid atau antipoda.
- Embrioni adventif, yaitu embrio yang terjadi dari selain kandung lembaga. Misalnya, dari sel nuselus.
Terjadinya
amfimiksis dan apomiksis secara bersama-sama menyebabkan terdapatnya lebih dari
satu embrio dalam satu biji. Peristiwa ini disebut poliembrioni.
Poliembrioni sering dijumpai pada jeruk, mangga, nangka, dan sebagainya.
Subscribe to:
Posts (Atom)