RHEMATOID
ATRITIS
Rheumatoid
artritis adalah penyakit imflamasi kronis yang tidak diketahui penyebabnya,
dikarakteristikkan oleh kerusakan dan proliferasi membrane sinovial, yang
menyebabkan kerusakan pada tulang sendi, ankilosis dan deformitas. Penyakit
sistemik ini tandai terutama oleh inflamasi kronik lapisan sinovial sendi
secara simetris, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan bahkan terjadi
kerusakan bagian dalam sendi.( Doenges, M.E, dkk 1999)
Rheumatoid
artritis adalah suatu penyakit inflamasi yang mengenai jaringan ikat sendi,
bersifat progresif, simetrik dan sistemik serta cenderung menjadi kronik.
Walaupun pada awalnya yang terkena hanya jaringan ikat sendi, tapi lambat laun
sendinya sendiri juga akan ikut terkena. Sendi yang terkena biasanya simetris,
artinya selain sebelah kiri, yang kanan ikut juga terkena dan timbulnya
serentak. (Soeparman, et all,1987)
1. Etiologi
Penyebab
yang mendasari tidak diketahui dengan pasti. Akan tetapi diduga dapat berasal
dari factor genetic, factor resiko lingkungan tertentu yang dapat menyebabkan
kekacauan daya tahan tubuh atau gangguan autonimun. (Price, S.A, 2006).
2. Manifestasi Klinis
·
Kedua tangan terasa kaku pada pagi hari,
lebih dari setengah jam
·
Tidak enak badan, kaku dan nyeri pada
sendi, bengkak, semu merah dan terasa hangat
·
Mobilisasi sendi, spasme dan pemendekan
otot, destruksi tulang dan kartilago serta deformitas sendi
·
Malaise, demam, penurunan berat badan
3. Patofisiologi
Stimulus awal
(pencetus
tidak dikenal + predisposisi genetic)
Akumulasi
limposit dalam sinovial
Produksi
factor rheumatoid
Pembentukkan
kompleks imun mengaktifkan komplemen
Khemotaksis neutrofil dan makrofag ke
sendi yang sakit
|
|||||
|
||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||
|
||||||||||||||||
|
Inflamasi mula – mula mengenai sendi –
sendi sinovial seperti edema, kongesti vascular, eksudat fibrin dan infiltrasi
selular. Selanjutnya, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular
kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau
penutup kartilago dan masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat
karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikular. Kartilago
menjadi nekrosis. Bila kerusakan kartilago meluas maka terjadi adhesi diantara
permukaan sendi, karena jaringan fibrosa bersatu (ankilosis). Kerusakan
kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligament jadi lemah dan bisa
menimbulkan subluksasi atau dislokasi persendian.
4. Pemeriksaan Diagnostik
·
Factor rheumatoid : positif pada 80%
- 95% kasus
·
Fiksasi lateks : positif
pada 75% dari kasus – kasus khas
·
Reaksi – reaksi aglutinasi : positif
pada lebih dari 50% kasus – kasus khas
·
LED : umuumnya meningkat pesat (80 – 100 mm/h)
mungkin kembali normal sewaktu gejala – gejala meningkat
·
Protein c – relative : positif selama
masa eksaserbasi
5. Penatalaksanaan Medis
Prinsip
pengobatan rheumatoid arthritis adalah mengistirahatkan sendi yang terkena.
Obat – obatan yang bisa digunakan antara lain :
a.
Obat Anti Inflamasi Non Steroid (AINS)
Kelompok obat ini dapat
mengurangi peradangan dengan menghalangi produksi mediator peradangan. Yang
paling banyak digunakan adalah aspirin dan ibuprofen.
b.
Obat Slow Acting
·
Senyawa emas
·
Penisilamin
·
Hidrioxi kloroquin
·
Sulfozaiazin
c.
Kortikosteroid
Untuk pemakaian
kortikosteroid, harus diperhatikan hal berikut :
·
Pemberian oral dilakukan pada kasus – kasus
RA yang tidak berespon terhadap AINS dan obat – obatan yang bekerja lambat.
·
Untuk mengatasi gejala – gejala penyakit
yang terjadi selama menunggu efek obat – obatan yang bekerja lambat.
·
Suntikan intra artikular dilakukan apabila
pada eksaserbasi akut dari sinovitas pada suatu sendi yang digerakkan menjadi
sangat terganggu.
·
Pemberian dosis tinggi peroral untuk jangka
panjang waktu pendek untuk mengatasi serangan .yang berat.
ASUHAN
KEPERAWATAN DENGAN REMATOID
1. Pengkajian
Data
yang perlu dikaji :
·
Identitas : nama, umur, jenis kelamin
·
Bio – Psiko – Sosial – Spiritual :
a.
Nyeri / kenyamanan
Gejala : fase
akut dari nyeri, rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama pada pagi hari
b.
Aktivitas / Istirahat
Gejala : nyeri
sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stress pada sendi, biasanya
terjadi secara bilateral dan simetris, keletihan.
c.
Kardiovaskular
Gejala : fenomena
reinoud dari tangan / kaki (missal : pucat, intermitten, sianosis, kemudian
kemerahan pada jari sebelum kembali normal)
d.
Makanan / cairan
Gejala : ketidakmampuan
untuk menghasilkan / mengkonsumsi makanan / cairan, anoreksia
Tanda : penurunan
berat badan, kekeringan pada membrane mukosa.
e.
Hygiene
Gejala :
berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi,
ketergantungan pada orang lain.
f.
Neurosensori
Gejala : kebas
/ kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan
Tanda : pembengkakan
sendi simetris
g.
Interaksi social
Gejala : perusakan
interaksi dengan keluarga / orang lain, perubahan peran, dan isolasi.
h.
Keamanan
Gejala :
·
Kulit mengkilat
·
Tegang
·
Lesi kulit
·
Ulkus kaki
·
Kesulitan dalam menangani ugas
·
Demam ringan menetap
·
Kekeringan pada mata dan membrane mukosa
i.
Interaksi ego
Gejala :
·
Keputusasaan dan ketidakberdayaan
·
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh
·
Identitas pribadi
2. Diagnosa Keperawatan
1.
Nyeri akut / kronis brhubungan dengan
distensi jaringan oleh akumulasi cairan akibat proses inflamasi pada kartilago ditandai dengan :
·
Keluhan nyeri kelelahan
·
Focus pada diri sendiri
·
Perilaku yang bersifat hati – hati.
2.
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan
dengan nyeri;
ketidaknyamanan, penurunan kekuatan otot, ditandai dengan :
·
Ketidakmampuan untuk dengan sengaja
bergerak dalam lingkungan fisik
·
Membatasi tentang gerak
3.
Gangguan pola tidur berhubungan dengan
nyeri ditandai dengan keluhan susah tidur / istirahat
4.
Deficit perawatan diri berhubungan dengan
keterbatasan aktivitas nyeri pada saat bergerak, ditandai dengan ketidakmampuan
melakukan aktivitas sehari – hari (sholat, tidur dll)
5.
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
perubahan kemampuan untuk melakukan tugas – tugas umum, ditandai dengan :
·
Perubahan struktur / fungsi bagian – bagian
yang sakit
6.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan
ketidakcukupan pengetahuan tentang kondisi, terapi, perawatan, ditandai dengan
pengungkapan adanya masalah.
3. Perencanaan
1. Nyeri
akut / kronis brhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi cairan akibat proses inflamasi pada kartilago.
Intervensi:
· Kaji
keluhan nyeri (lokasi, intensitasnya)
Rasional : membantu
dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan kefektifan program
· Sarankan
kelayan menggunakan matras / kasur keras, dan bantal kecil
Rasional : matras
yang lembut / empuk, bantal yang besar akan mencegah pemeliharaan kesejajaran
tubuh yang tepat, menempatkan stress pada sendi yang sakit.
· Tinggikan
linen tempat tidur sesuai kebutuhan
Rasional : mencegah
terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi
· Motivasi
kelayan untuk sering merubah posisi
Rasional : mencegah
terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi
· Bantu
kelayan untuk mendapatkan posisi yang nyaman
Rarional : pada
penyakit yang berat, tirah baring mungkin diperlukan untuk membatasi nyeri
· Beri
massase lembut
Rasional : meningkatkan
relaksasi / mengurangi tegangan otot.
· Ajarkan
manajemen stress, seperti teknik relaksasi
Rasional : meningkatkan
relaksasi, memberikan rasa control dan kemampuan koping.
· Kolaborasi
dalam pemberian obat – obatan sesuai petunjuk
Rasional : sebagai
anti imflamasi
2.
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan
dengan nyeri;
ketidaknyamanan dan penurunan
kekuatan otot.
Intervensi:
·
Kaji tingkat inflamasi / rasa sakit pada
sendi
Rasional : tingkat
aktivitas tergantung dari perkembangan penyakit
·
Bantu dengan rentang gerak aktif / pasif.
Rasional : mempertahankan
/ meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot.
·
Dorong kelayan mempertahankan postur tegak
dan duduk tinggi, berdiri dan berjalan.
Rasional : memaksimalkan
fungsi sendi, mempertahankan mobilitas
·
Modifikasi lingkungan
Rasional : menghindari
cedera akibat kecelakaan
·
Kolaborasi cedera akibat kecelakaan.
Rasional : berguna
dalam memformulasikan program latihan.
3.
Gangguan pola tidur berhubungan dengan
nyeri ditandai dengan keluhan susah tidur / istirahat
Intervensi:
·
Diskusikan kebiasaan pola dan kebutuhan
tidur
Rasional :
gangguan tidur mengakibatkan gangguan fungsi kognitif, persepsi dan penurunan
control emosi. Ini juga menurunkan ambang nyeri mengurangi produksi penurunan
katekolamin.
·
Dorong kelayan untuk melaksanakan ritual
menjelang tidur, seperti mambaca atau minum hangat
Rasional : membantu
meningkatkan relaksasi dan menyiapkan tidur
·
Lakukan tindakan penghilang nyeri sebelum
tidur
Rasional : kelayan
dengan penyakit inflamasi sendi sering mengalami gejala memburuk pada malam
hari.
·
Anjurkan posisi sendi yang tepat
Rasional : posisi
yang tepat mencegah nyeri selama tidur.
·
Ciptakan tidur tanpa gangguan untuk
memungkinkan siklus tidur lengkap.
Rasional : siklus
tidur mempunyai interval 70 – 100 menit.
4.
Deficit perawatan diri berhubungan dengan
keterbatasan aktivitas nyeri pada saat bergerak, ditandai dengan ketidakmampuan
melakukan aktivitas sehari – hari (sholat, tidur dll)
Intervensi:
·
Pertahankan mobilitas, control terhadap
nyeri dan program latihan
Rasional : mendukung
kemandirian fisik / emosional
·
Diskusikan hambatan dalam partisipasi dalam
perawatan diri, identifikasi / rencana untuk modifikasi lingkungan.
Rasional : meningkatkan
kemadirian
·
Kolaborasi : konsul dengan ahli terapi
okupasi.
Rasional : berguna
untuk menentukan alat bantu untuk memenuhi kebutuhan individual
5. Gangguan
citra tubuh berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk melakukan tugas –
tugas umum
Intervensi:
·
Diskusikan arti dari kehilangan / perubahan
pada kelayan / orang terdekat, bagaimana pandangan pribadi kelayan dalam fungsi
gaya hidup sehari – hari.
Rasional : mengidentifikasi
bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri dan interaksi dengan orang lain
akan menentukan kebutuhan intervensi.
·
Perhatikan prilaku menarik diri, telalu
memperhatikan perubahan.
Rasional : dapat
menunjukkan emosional ataupun metode koping maladaptive.
·
Bantu kelayan untuk mengidentifikasi koping
adaptif
Rasional : membantu kelayan untuk mempertahankan control
diri
·
Ikut sertakan kelayan dalam merencanakan
perawatan dan membuat jadwal aktivitas
Rasional : meningkatkan
perasaan harga diri, mendorong kemandirian dan partisipasi dalam terapi.
·
Kolaborasi : rujuk pada konseling
psikiatri.
Rasional
: kelayan
/ orang terdekat membutuhkan dukungan selama berhadapan dengan proses jangka
panjang.
6. Kurang
pengetahuan berhubungan dengan ketidakcukupan pengetahuan tentang kondisi,
terapi, perawatan, ditandai dengan pengungkapan adanya masalah.
Intervensi:
·
Tinjau proses penyakit, prognosis dan
harapan masa depan.
Rasional : memberikan
pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi.
·
Tekankan pentingnya patuh pada terapi
farmakologis
Rasional : keuntungan
penggunaan obat – obatan tergantung pada ketepatan dosis.
·
Berikan informasi mengenai alat bantu
Rasional : mengurangi
penggunaan sendi dan memungkinkan individu untuk ikut serta secara lebih nyaman
dalam aktivitas yang dibutuhkan.
·
Dorong untuk mempertahankan posisi tubuh
yang benar, baik pada saat istirahat maupun pada waktu melakukan aktivitas.
Rasional : mekanika
tubuh yang baik harus menjadi bagian dari gaya hidup kelayan untuk mengurangi
tekanan sendi dan nyeri.
·
Jelaskan pentingnya diet seimbang dengan
makanan yang banyak mengandung vitamin, protein dan zat besi.
Rasional : meningkatkan
perasaan sehat umum dan perbaikan atau regenerasi
No comments:
Post a Comment