Saturday, April 7, 2012

RHEMATOID ATRITIS

RHEMATOID ATRITIS

Rheumatoid artritis adalah penyakit imflamasi kronis yang tidak diketahui penyebabnya, dikarakteristikkan oleh kerusakan dan proliferasi membrane sinovial, yang menyebabkan kerusakan pada tulang sendi, ankilosis dan deformitas. Penyakit sistemik ini tandai terutama oleh inflamasi kronik lapisan sinovial sendi secara simetris, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan bahkan terjadi kerusakan bagian dalam sendi.( Doenges, M.E, dkk 1999)
Rheumatoid artritis adalah suatu penyakit inflamasi yang mengenai jaringan ikat sendi, bersifat progresif, simetrik dan sistemik serta cenderung menjadi kronik. Walaupun pada awalnya yang terkena hanya jaringan ikat sendi, tapi lambat laun sendinya sendiri juga akan ikut terkena. Sendi yang terkena biasanya simetris, artinya selain sebelah kiri, yang kanan ikut juga terkena dan timbulnya serentak. (Soeparman, et all,1987)
1.    Etiologi
              Penyebab yang mendasari tidak diketahui dengan pasti. Akan tetapi diduga dapat berasal dari factor genetic, factor resiko lingkungan tertentu yang dapat menyebabkan kekacauan daya tahan tubuh atau gangguan autonimun. (Price, S.A, 2006).
2.    Manifestasi Klinis
·         Kedua tangan terasa kaku pada pagi hari, lebih dari setengah jam
·         Tidak enak badan, kaku dan nyeri pada sendi, bengkak, semu merah dan terasa hangat
·         Mobilisasi sendi, spasme dan pemendekan otot, destruksi tulang dan kartilago serta deformitas sendi
·         Malaise, demam, penurunan berat badan

3.    Patofisiologi

Stimulus awal
(pencetus tidak dikenal + predisposisi genetic)

Akumulasi limposit dalam sinovial

Produksi factor rheumatoid

Pembentukkan kompleks imun mengaktifkan komplemen

Khemotaksis neutrofil dan makrofag ke sendi yang sakit
Produksi anion superaksid
 
 



Produksi kolagen, elaktase dan enzim degeneratif lain
 
Destruksi sendi
 
nyeri
 
Gangguan citra tubuh
 
Depisit perawatan diri
 
 














Inflamasi mula – mula mengenai sendi – sendi sinovial seperti edema, kongesti vascular, eksudat fibrin dan infiltrasi selular. Selanjutnya, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau penutup kartilago dan masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikular. Kartilago menjadi nekrosis. Bila kerusakan kartilago meluas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligament jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi persendian.
4.    Pemeriksaan Diagnostik
·         Factor rheumatoid            :  positif pada 80% - 95% kasus
·         Fiksasi lateks                     :  positif pada 75% dari kasus – kasus khas
·         Reaksi – reaksi aglutinasi   :     positif pada lebih dari 50% kasus – kasus khas
·         LED                                     :  umuumnya meningkat pesat (80 – 100 mm/h) mungkin kembali normal sewaktu gejala – gejala meningkat
·         Protein c – relative            :  positif selama masa eksaserbasi
5.    Penatalaksanaan Medis
              Prinsip pengobatan rheumatoid arthritis adalah mengistirahatkan sendi yang terkena. Obat – obatan yang bisa digunakan antara lain :
a.      Obat Anti Inflamasi Non Steroid (AINS)
Kelompok obat ini dapat mengurangi peradangan dengan menghalangi produksi mediator peradangan. Yang paling banyak digunakan adalah aspirin dan ibuprofen.
b.      Obat Slow Acting
·         Senyawa emas
·         Penisilamin
·         Hidrioxi kloroquin
·         Sulfozaiazin
c.       Kortikosteroid
Untuk pemakaian kortikosteroid, harus diperhatikan hal berikut :
·         Pemberian oral dilakukan pada kasus – kasus RA yang tidak berespon terhadap AINS dan obat – obatan yang bekerja lambat.
·         Untuk mengatasi gejala – gejala penyakit yang terjadi selama menunggu efek obat – obatan yang bekerja lambat.
·         Suntikan intra artikular dilakukan apabila pada eksaserbasi akut dari sinovitas pada suatu sendi yang digerakkan menjadi sangat terganggu.
·         Pemberian dosis tinggi peroral untuk jangka panjang waktu pendek untuk mengatasi serangan .yang berat.

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN REMATOID
1. Pengkajian
Data yang perlu dikaji :
·         Identitas : nama, umur, jenis kelamin
·         Bio – Psiko – Sosial – Spiritual :
a.      Nyeri / kenyamanan
Gejala :  fase akut dari nyeri, rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama pada pagi hari
b.      Aktivitas / Istirahat
Gejala :  nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stress pada sendi, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris, keletihan.
c.       Kardiovaskular
Gejala :  fenomena reinoud dari tangan / kaki (missal : pucat, intermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum kembali normal)
d.     Makanan / cairan
Gejala :  ketidakmampuan untuk menghasilkan / mengkonsumsi makanan / cairan, anoreksia
Tanda    :        penurunan berat badan, kekeringan pada membrane mukosa.
e.      Hygiene
Gejala    :        berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi, ketergantungan pada orang lain.
f.        Neurosensori
Gejala    :        kebas / kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan
Tanda    :        pembengkakan sendi simetris
g.      Interaksi social
Gejala :  perusakan interaksi dengan keluarga / orang lain, perubahan peran, dan isolasi.
h.      Keamanan
Gejala : 
·         Kulit mengkilat
·         Tegang
·         Lesi kulit
·         Ulkus kaki
·         Kesulitan dalam menangani ugas
·         Demam ringan menetap
·         Kekeringan pada mata dan membrane mukosa
i.        Interaksi ego
Gejala : 
·         Keputusasaan dan ketidakberdayaan
·         Ancaman pada konsep diri, citra tubuh
·         Identitas pribadi
2. Diagnosa Keperawatan
1.      Nyeri akut / kronis brhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi cairan akibat proses inflamasi pada kartilago ditandai dengan :
·         Keluhan nyeri kelelahan
·         Focus pada diri sendiri
·         Perilaku yang bersifat hati – hati.
2.      Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri; ketidaknyamanan, penurunan kekuatan otot, ditandai dengan :
·         Ketidakmampuan untuk dengan sengaja bergerak dalam lingkungan fisik
·         Membatasi tentang gerak
3.      Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri ditandai dengan keluhan susah tidur / istirahat
4.      Deficit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan aktivitas nyeri pada saat bergerak, ditandai dengan ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari – hari (sholat, tidur dll)
5.      Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk melakukan tugas – tugas umum, ditandai dengan :
·         Perubahan struktur / fungsi bagian – bagian yang sakit
6.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakcukupan pengetahuan tentang kondisi, terapi, perawatan, ditandai dengan pengungkapan adanya masalah.

3. Perencanaan
1.      Nyeri akut / kronis brhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi cairan akibat proses inflamasi pada kartilago.
Intervensi:
·   Kaji keluhan nyeri (lokasi, intensitasnya)
Rasional :          membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan kefektifan program
·   Sarankan kelayan menggunakan matras / kasur keras, dan bantal kecil
Rasional         :  matras yang lembut / empuk, bantal yang besar akan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan stress pada sendi yang sakit.
·   Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan
Rasional            :     mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi
·   Motivasi kelayan untuk sering merubah posisi
Rasional               :     mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi
·   Bantu kelayan untuk mendapatkan posisi yang nyaman
Rarional            :     pada penyakit yang berat, tirah baring mungkin diperlukan untuk membatasi nyeri
·   Beri massase lembut
Rasional            :     meningkatkan relaksasi / mengurangi tegangan otot.
·   Ajarkan manajemen stress, seperti teknik relaksasi
Rasional            :     meningkatkan relaksasi, memberikan rasa control dan kemampuan koping.
·   Kolaborasi dalam pemberian obat – obatan sesuai petunjuk
Rasional            :     sebagai anti imflamasi
2.      Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri; ketidaknyamanan dan penurunan kekuatan otot.
Intervensi:
·         Kaji tingkat inflamasi / rasa sakit pada sendi
Rasional   :     tingkat aktivitas tergantung dari perkembangan penyakit
·         Bantu dengan rentang gerak aktif / pasif.
Rasional   :     mempertahankan / meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot.
·         Dorong kelayan mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi, berdiri dan berjalan.
Rasional   :     memaksimalkan fungsi sendi, mempertahankan mobilitas
·         Modifikasi lingkungan
Rasional   :     menghindari cedera akibat kecelakaan
·         Kolaborasi cedera akibat kecelakaan.
Rasional   :     berguna dalam memformulasikan program latihan.

3.      Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri ditandai dengan keluhan susah tidur / istirahat
Intervensi:
·         Diskusikan kebiasaan pola dan kebutuhan tidur
Rasional   :     gangguan tidur mengakibatkan gangguan fungsi kognitif, persepsi dan penurunan control emosi. Ini juga menurunkan ambang nyeri mengurangi produksi penurunan katekolamin.
·         Dorong kelayan untuk melaksanakan ritual menjelang tidur, seperti mambaca atau minum hangat
Rasional   :     membantu meningkatkan relaksasi dan menyiapkan tidur
·         Lakukan tindakan penghilang nyeri sebelum tidur
Rasional   :     kelayan dengan penyakit inflamasi sendi sering mengalami gejala memburuk pada malam hari.
·         Anjurkan posisi sendi yang tepat
Rasional   :     posisi yang tepat mencegah nyeri selama tidur.
·         Ciptakan tidur tanpa gangguan untuk memungkinkan siklus tidur lengkap.
Rasional   :     siklus tidur mempunyai interval 70 – 100 menit.

4.      Deficit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan aktivitas nyeri pada saat bergerak, ditandai dengan ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari – hari (sholat, tidur dll)
Intervensi:
·         Pertahankan mobilitas, control terhadap nyeri dan program latihan
Rasional   :     mendukung kemandirian fisik / emosional
·         Diskusikan hambatan dalam partisipasi dalam perawatan diri, identifikasi / rencana untuk modifikasi lingkungan.
Rasional   :     meningkatkan kemadirian
·         Kolaborasi : konsul dengan ahli terapi okupasi.
Rasional   :     berguna untuk menentukan alat bantu untuk memenuhi kebutuhan individual

5.      Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk melakukan tugas – tugas umum
Intervensi:
·         Diskusikan arti dari kehilangan / perubahan pada kelayan / orang terdekat, bagaimana pandangan pribadi kelayan dalam fungsi gaya hidup sehari – hari.
Rasional   :     mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri dan interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan intervensi.
·         Perhatikan prilaku menarik diri, telalu memperhatikan perubahan.
Rasional   :     dapat menunjukkan emosional ataupun metode koping maladaptive.
·         Bantu kelayan untuk mengidentifikasi koping adaptif
Rasional : membantu kelayan untuk mempertahankan control diri
·         Ikut sertakan kelayan dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal aktivitas
Rasional   :     meningkatkan perasaan harga diri, mendorong kemandirian dan partisipasi dalam terapi.
·         Kolaborasi : rujuk pada konseling psikiatri.
Rasional   :     kelayan / orang terdekat membutuhkan dukungan selama berhadapan dengan proses jangka panjang.

6.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakcukupan pengetahuan tentang kondisi, terapi, perawatan, ditandai dengan pengungkapan adanya masalah.
Intervensi:
·         Tinjau proses penyakit, prognosis dan harapan masa depan.
Rasional   :     memberikan pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi.
·         Tekankan pentingnya patuh pada terapi farmakologis
Rasional   :     keuntungan penggunaan obat – obatan tergantung pada ketepatan dosis.
·         Berikan informasi mengenai alat bantu
Rasional   :     mengurangi penggunaan sendi dan memungkinkan individu untuk ikut serta secara lebih nyaman dalam aktivitas yang dibutuhkan.
·         Dorong untuk mempertahankan posisi tubuh yang benar, baik pada saat istirahat maupun pada waktu melakukan aktivitas.
Rasional   :     mekanika tubuh yang baik harus menjadi bagian dari gaya hidup kelayan untuk mengurangi tekanan sendi dan nyeri.
·         Jelaskan pentingnya diet seimbang dengan makanan yang banyak mengandung vitamin, protein dan zat besi.
Rasional         :           meningkatkan perasaan sehat umum dan perbaikan atau regenerasi













No comments:

Post a Comment