INFEKSI LUKA TRAUMA
Regio
maxilofasial adalah regio yang memiliki perlawanan yang kuat terhadap infeksi
yang disebabkan oleh trauma. Ini dimungkinkan karena tingkat vaskualrisasi yang
tinggi dibanding dengan bagian lain pada tubuh. Pada luka trauma yang dalam
sangat mudah untuk terjadi infeksi, karena pada tempat tersebut tidak dapat
terjadi pengeluaran secara spontan. Sehingga dengan mudah infeksi dapat
terjadi. Oksigen yang rendah pada lingkungan tersebut akan menyebabkan
organisme anaerob untuk berkembang biak didalam daerah tersebut, dan akan
menghambat pertumbuhan organisme aerob untuk berkembang biak.
Laserasi trauma secara umum tidak
banyak akan menjadi infeksi, jika secara khusus jaringan yang terkena trauma
secara tepat tejadi debraidement dan perbaikan, dan perbaikan ini akan terjadi
6-8 jam pertama. Perbaikan laserasi pada kepala dan leher dapat terselesikan
secara sempurna selama 24-30 jam setelah tercipta laserasi traumatic tanpa
peningkatan perubahan infeksi yang serius.
Sebuah abses biasanya segera
terbentuk yang melibatkan pola space fasial laserasi traumatic yang terinfeksi
dimanifestasikan dengan erytema dan rasa
nyeri yang berkelanjutkan pada luka.
Pengobatan luka trauma yang
mengalami infeksi antara lain:
1.
Pembuatan drainase
2.
penelitian culture aerob dan
anaerob
3.
pemberian antibiotik.
Cara yang paling efektif untuk
perlakuan luka yang terinfeksi sebagai pencegahan melalui penggunaan teknik
debraidement, irigasi luka, penjahitan luka, pemberian antibiotik yang tepat.
Disamping itu juga diperluka pengambilan gambaran rongsen untuk mengetahui
apakah didalam luka masih ada sisa benda asing atau tidak.
TETANUS
Penyakit tetanus disebabkan oleh
Clostradium tetani yang bersifat komensal pada manusia dan terdapat dalam
saluran pencernaan dan dalam tanah. Penyakit ini dapat membunuh host yang
terinfeksi. Penyakit ini mampu memproduksi neuro toksin yang kuat yang disebut
tetanospasmin. Toksin ini dapat menyerang saraf motorik didala kepala dan
leher. Manifestasi awal dari tetanus adalah trismus, dimana otot yang terserang
adalah otot masseter dan pterigoid medialis.
Tanda awal dari tetanus antara lain
fever, imsonia, iritabilitas, dispagia dan tremor. Kelompok otot lain yang
terlibat adalah otot fasialis dan otot spinal. Disamping itu otot-otot pada
larynx, pharynx dan thorax juga dapat terinfeksi.
Pengobatan pada tetanus dilakukan
dengan cara melakukan inkubasi selam 3-4 minggu dan apabila dilakukan lebih
lama lagi akan memiliki prognis yang lebih baik. Pengobatan lain yang dapat
dilakukan antara lain :
1.
Pengelolaan suplemen oksigen
2.
Bantuan pernafasan
3.
Tracheostomy bila diperlukan
4.
Monitoring jantung
5.
Proteksi dari rangsangan yang
tidak diperlukan
6.
Pemberian antibiotika
Pada
masa kanak-kanak pemberian imunisasi tetanus sangatlah penting sebagai tindakan
pencegahan penyakit tetanus.
HUMAN BITES
Luka
yang disebabkan dari gigitan manusia dapat menjadi salah satu hal penting yang
dapat menimbulkan masalah infeksi. Hal ini disebabkan karena pada mulut manusia
terdapat oral flora yang memiliki konsentrasi yang tinggi. Luka yang terjadi
seharusnya diirigasi, pembersihan luka dan penjahitan luka adalah tindakan yang
sangat penting.
ANIMAL BITES
Gigitan
binatang pada kepala dan leher dapat menyebabkan infeksi jika luka yang
ditimbulkan tidak mendapatkan perawatan yang selayaknya. Bakteri patogen yang
menyebabkan infeksi dan terdapat pada kucing atau anjing adalah Pasteurella
multocida. Dan organisme lain yang juga terdapat pada kucing atau anjing adalah
Staph. Aureus, streptococi, Moraxella species dan Neisseria species.
Pengobatan yang dilakukan antara
lain:
1.
Debridement
2.
Irigasi
3.
Penjahitan luka
4.
Pemberian penicilin
5.
Alternatif lain yang dilakukan
adalah pemberian amoxicilin atau asam clavulanic.
RABIES
Sangat
penting mengingat gigitan binatang yang terjadi pada daerah maxilofacial yang
dapat menularkan rabies pada pasien. Rabies adalah infeksi virus yang
menyebabkan iritasi pada saraf pusat, dalam proses ini akan terjadi paralise
dan kematian. Masa inkubasi berkisar 10 minggu sampai satu tahun.
Manifestasi dari gejala rabies adalah
kegelisahan dan peningkatan saliva. Pasien selanjutnya akan mengalami kesulitan
dalam hal menelan dan kesulitan bicara. Hal yang lebih lanjut akan terjadi
kesulitan dalam pernafasan, dan menyebabkan kematian yang berasal dari asphyxia
3-10 hari setelah gejala timbul.
Pengobatan pada rabies adalah dengan
pemberian globulin imun dan pemberian vaksinasi.
No comments:
Post a Comment