Saturday, April 7, 2012


MEDIKAL-BEDAH, 17-05-2001

G I N J A L 






GANGGUAN PERKEMIHAN
REVIEW ANATOMI DAN FISIOLOGI

n  Sistim perkemihan terdiri dari : Ginjal, Ureter, Kandung kemih, Uretra : Ginjal menyaring sisa metabolisme, ekskresi dalam larutan air, dikeluarkan melalui saluran ureter, kandung seni, uretra.
n  Ginjal : - rettroperitonial, disamping columna vertebralis, - kapsul, hilus (a. renalis, v. renalis, ureter), - parencyme (bagian fungsional, terdiri dari cortex, medulla à pyramid). – papila, pelvis renalis (calyx minor, calyx mayor), - arteri renalis : 20-25% cardiac out put, - renal blood flow 600-1300ml/menit, - vena, sal. Limfe, saraf.
n  Mikrokopic anatomi : - Nephron adalah unit terkecil dari ginjal (1-1,25 juta/ginjal); berada di cortex dan medulla; 2 tipe nefron : cortical dan juxta medullary nepron.  
- 2 komponen nephron :
a.       Sistem vaskuler : a. renalis à arteriol aferent, glomerulus, arteriol eferent à peritubular artery/vasa recta.
b.      Sitem tubulus : Bowman capsul, tubulus proximal, loop henle (descending, ascending) à colecting ductules(papila}à pelvis renalis, juxta glomerulus cell à regulasi hormon renin.  Mocula densa : reseptor perubahan volume dan tekanan.


FUNGSI GINJAL

FUNGSI EKSKRESI :
1.      Mengeluarkan nitrogen sisa metabolisme; urea, asam urat, kreatinin.
2.      Regulasi elektrolit dalam batas normal .
3.      Mempertahankan pH plasma 7,4 dengan mengeluarkan H+ dan membentuk kembali HCO3-.
4.      Mempertahankan osmolaritas plasma sekitar 285 mOsmol dengan mengubah sekresi air.

FUNGSI NON EKSKRESI.
1.      Menghasilkan renin à untuk pengaturan tekanan darah.
2.      Menghasilkan eritropoitin faktor à stimulasi produksi eritrosit disumsum tulang.
3.      Metabolisme vit. D menjadi bentuk aktifnya.
4.      Degradasi insulin.
5.      Menghasilkan prostaglandin.

FISIOLOGI DASAR GINJAL

ULTRAFILTRASI  GLOMERULUS.
n  Renal Blood Flow (RBF) 25 % CO à +/- 120 ml/menit      
n  Hematokrit 45 % à aliran plasma ginjal 660 ml/menit (0,55 x 1,200).
n  1/5 plasma atau 125 ml/menit dialirkan melalui glomerulus ke kapsul bowman à disebut GFR = proses ulfafiltrasi.
n  Komposisi = plasma, kecuali protein, ada 3 kelompok :
1.      Elektrolit (Na, K, Ca, Mg, Bikarbonas, Klorida, Fosfat).
2.      Non elektrolit (glukosa, asam amino, metabolit akhir)
3.      Protein : urea, asam urat, kreatinin

REABSORPSI DAN SEKRESI TUBULUS
n  Setelah filtrasi à reabsorbsi selektif à pori-pori à kapiler.
n  Terjadi sekresi.
n  Proses sekresi dan absorbsi : melalui transpor aktif atau pasif.


GAGAL  GINJAL  ACUT
ACUTE RENAL FAILLURE

Batasan : Kegagalan fungsi ginjal yang berjalan cepat, berakibat penimbunan sisa metabolisme nitrogen (azotemia), yang bukan disebabkan faktor ekstra renal.
n  Reversible dan beda dgn. GGK : GGK mundur pelan-pelan, irreversible.
n  Patofisiologi :
à Terjadi penimbunan bahan sisa metabolisme.
à Kadar BUN : S.creatinin=20:1 (gg.ekstra renal =30:1).
à Jenis :prerenal, intrarenal, post renal.
n  Prerenal : RBF turun à ischemia ginjal.
à bila RBF dipulihkan  (volume darah dipulihkan, syok diatasi, cardiac output normal) à membaik.
à bila hipoperfusi berlangsung lama à ischemia à intrarenal faillure (syok, CHF, anafilaksis, sepsis).
n  IntrarenalARF : - kerusakan ginjal akibat nefrotoksik, reaksi radang/imunologik : GNA, hepatorenal syndrome, vaskulitis, ATN.
n  Postrenal : -    obstruksi sal. Dari calices à meatus uretrha.
-          diatas kdg seni : bilateral, kecuali bila hanya 1 ginjal.
-          Obstruksi uropati à batu ginjal, striktura urethra, BPH, Ca prostrat, Ca buli, Ca cerviks.  


FASE  GAGAL  GINJAL  AKUT

n  Onset : terjadinya faktor presipitasi sampai timbul oliguria beberapa jam sampai beberapa hari.
n  Oliguria : berlangsung 1 minggu sampai beberapa minggu, BUN, S creatin meningkat, urine < 400ml/24jam, Bj urine rendah, kelainan sedimen urine  +.
n  Diuresis : high output phase : diuresis meningkat sampai 10 liter/24 jam, berlangsung 2-6 minggu, BUN tak meningkat lagi.
n  Recovery : BUN mulai turun, sampai normal.
n  Convalescent : BUN normal, namun pasien merasa masih lemah.

ETIOLOGI  GAGAL  GINJAL  AKUT

n  Hipotensi berat akibat : perdarahan hebat, penyakit jantung, dehidrasi, DIC(Disseminaled Intravasculer Coagulation).
n  Kristal asam urat, reaksi tranfusi hemolitik, komplikasi infeksi (pielonepritis), GNA< vaskulitis.
n  Hepato renal syndrome pada chirosis.
n  Acute tubular necrosis : tersering akibat kerusakan nefron karena ischemia atau bahan toksik (nefrotoksik), ginjal menerima 1200 ml/menit, 20-25% CO. bahan nefrotoksik : obat antibiotik, analgesik, bahan kontras.


PREVALENSI  GAGAL  GINJAL  AKUT

n  Peran perawat sangat penting : mengetahui awal ggn. ginjal dari pemeriksaan fisik, laboratorium ( à dikoreksi à pulih).
n  Pemeriksaan fisik : à status cairan tubuh volume darah berkurang, urine berkurang.
n  Pemeriksan ginjal : ggn. kosentrasi air : BJ rendah, Na tinggi, BUN, S Creatinin, urinalisis.
n  Obat yang diberikan : nefrotoksik?

ASSESMENT

HISTORY  :
n  Penyebab potensial – lihat status : paparan bahan nefrotoksik, tranfusi, trauma, operasi, perdarahan à iskemia ginjal.
n  Penyakit ginjal sebelumnya, peny. Sistemik (DM), peny. Kolagen SLE, hipertensi.
n  Peny. Akut : faringitis, influenza, gastroenteritis, perdarahan masif, syok, CHF.
n  Post renal : ggn. aliran kencing – jumlah urine, warna urine, nocturia.
n  Proses obstruksi : batu, karsinoma, à penting mencari sebab GGA yang reversibel.

MANIFESTASI KLINIS :
n  Gejala dan tanda tergantung dari penyebab : prerenal, intrarenal, dan post renal.
n  Faktor prerenal à hipoperfusi à hipotensi, achikardi, output urine berkurang CVP turun, lethargy. à sesuai gejala penyebab : CHF, dehidrasi.
n  Intra renal :à mengenai glomerulus dan tubulus à pada acut tubular nekrosis.à evaluasi adanya urine berkurang, hipotensi, CVP meningkat, tachicardia.
n  Post renal : mencerminkan adanya obstruksi saluran bawah : oliguria, intermiten anuria, uremia berat, sulit kencing.
n  Perhatikan gejala uremia : neusea, vomiting, sakit kepala, BB naik, Edema perifer, tremor, kelainan jantung.


PSIKOSOSIAL :
--  Keluarga/penderita perlu support emosional, menjelaskan prosedur, menjawab pertanyaan untuk mengurangi kecemasan dan meningkatkan kerjasama.
LABORATORIUM :
--  BUN, S Creatinin meningkat, perubahan kadar elektrolit, Hb, asidosis metabolit, kelainan urine.
RADIOGRAFI :
n  Foto perut : ukuran ginjal dan batu.
n  CT Scan, USG, aortarenal angiografi, cystoscopy, retrograde pyelography.
n  Renal biopsi : bila penyebab tak jelas/penyakit imunologik.

PENGELOLAAN

DEFISIT VOLUME CAIRAN :
à Tujuan : 1. Mempertahankan kestabilan volume cairan dgn. Mengatur keseimbangan keluar masuknya cairan. 2. Mempertahankan kadar elektrolit dalam batas aman.
à Tindakan :
     à Nonsurgikal :A. Obat-2an : yang mengganggu ginjal/ekskresi melalui ginjal. Volume darah harus normal sebelum pemberian diuretik. B. Diit : katabolisme meningkat à pemecahan protein à azotemia à perlu hiperalimentasi TPN (bila oral tak bisa).       C. Dialisis.
n  Indikasi : uremia >, persistent hyperkalemia, persistent acidosis, hiponatremia berat, pericarditis, adanya toksin yang dialisable, perlu profilaksis.
n  Masalah : keadaan pasien tak dapat dilakukan pembedahan pembuatan A-V Shunt atau A-V fistula dan menunggu baik.

PERSIAPAN  HOME  CARE.
n  Tergantung keadaan saat pulang.
n  Perlu follow up ginjal : laboratorium darah/urina, kontrol.
n  Pengaturan diit/ konsultasi ah;li diit.
n  Keluarga : penjelasan timbulnya GGA à hindari faktor pencetus, gejala gagal ginjal à berobat sedini mungkin.




GAGAL  GINJAL  KRONIK

GGK = Cronic Renal Failure.
n  Ginjal tidak mampu mengeluarkan sisa metabolisme/kelebihan air.
n  ESRD (End Stage Renal Disease) à keadaan irreversible.
n  Urremia = Sign, syntom, perubahan biokimiawi.
n  Fase awal à dapat dikontrol dgn. Diit dan retriksi air.
n  Bila tak dapat mempertahankan fungsi tubuh à perlu ginjal buatan (dialisis).

INSIDENT : meningkat adanya sarana/alat pengganti fungsi ginjal.

PATOFISIOLOGI

Perubahan Patologik :
n  Disfungsi ginjal (gangguan GFR, ggn. ekskresi air dan sisa metabolisme, ggn. elektrolit) timbul akibat perubahan patologik.
n  Ginjal mampu mempertahankan GFR s/d 70-80% fungsi ginjal terganggu.
n  Terdapat 2 kel. Nefron (sakit;sehat) nefron sehat mengadakan kompensasi à bila <20% à gangguan GFR.
n  Ekskresi solute : ginjal menurunkan water reabsorption :
à Hipostenuria (daya kosentrasi urine berkurang) dan poliuria à tanda awal CRF à dapat terjadi dehidrasi.
à Progresif à daya kosentrasi hilang à isothenuria.
à BUN naik; dehidrasi/afterload.

Perubahan Metabolik :
n  Terjadi peningkatan BUN dan S Creatinin à disebut azotemia.
n  Urea : sisa metabolisme protein.
n  S Creatinin : dari creatin dan phosphocreatin oto à meningkat tergantung : muscle mass. Aktifitas fisik, dan diit.. Untuk menentukan fungsi ginjal : pemeriksaan Creatini cleareance.

Gangguan Morfologi : akibat penyakit urinary tract.
1.          Obstruksi uropathy : akibat batu, neoplasma, prostrat, dan striktura urethrae. Hambatan aliran à tek. Pada ginjal, hipoksia, atropi, pembentukan batu.
2.          Peny. Ginjal akibat : infeksi, peny. Vaskuler (hipertensi), immunologik, metabolik(DM), congenital.
PERJALANAN  GAGAL  GINJAL  KRONIK

Stage  I : Cadangan ginjal berkurang :
n  Fungsi ginjal berkurang, belum terjadi timbunan sisa metabolisme dan bagian ginjal yang sakit mengadakan kompensasi.
Stage  II : Insufisiensi ginjal :
n  Sisa metabolisme mulai menumpuk, karena bagian ginjal yg. Sehat tak dapat kompensasi lagi dan derajat insufisiensi ditentukan oleh penurunan GFR.
n  Pengelompokan ringan (40-80% N); sedang (15-40%N); berat (2-20%N).
Stage III : End Stage Renal Disease/GGT.
n  Sejumlah besar metabolisme berada dalam darah.
n  Ginjal tak mampu homeostasis; perlu terapi dialisis.

ASSESMENT

HISTORY:
n  Tanyakan : umur, seks, perubahan berat badan, penyakit sekarang dan masa lalu (faringitis, prostat, HT, DM, TBC, SLE, dsb), riwayat keluarga, obat-obatan yang dipakai (nefrotoksik).
n  Bagaimana diit? dan Keluhan gastrointestinal ? serta keluhan GGK.

MANIFESTASI KLINIK:
n  Penyakit multi sistem : manifestasi akibat perubahan volume cairan dan gangguan komposisi cairan tubuh.
n  Cardiovaskuler : HT, Anemia, edema, CHF, pericarditis, perdarahan abnormal, uremia.
n  Respirasi : nafas dalam, kussmaul, bau nafas = air kencing, hillair pneumonitis, SOB (Shortness Of Breath), edema paru.
n  Neurologi : sakit kepala, lemah, mengantuk, insomnia, muscle twitching, konvulsi, koma, neuropati periferal.
n  Gastrointestinal : anorexia, nausea, vomiting, rasa kecap tak enak/metalik, konstipasi, diare, dan GI bleeding.
n  Genitourinary : perubahan frekwensi kencing, hematuria, perubahan urine, proteinuria.
n  Dermatology, Integumen : uremic frost, kulit kekuningan, kering, pruritus, purpura, echymosis.
n  Psikososial.

LABORATORIUM
n  Kadar dalam darah : Na, K, pH, Fosfor, Hb, BUN, S Creatinin.
n  Urinalysis : protein, glukosa, sedimen.
n  Perbandingan BUN : creatinin normal = 1:20; bila BUN meningkat à dehidrasi, intake protein tinggi.

RADIOLOGI
n  KUB : bentuk, ukuran, posisi, kalsifikasi.
n  IVP, retrograde pyelography, aortorenal angiography (indikasi, kontraindikasi).
n  Pemeriksaan lain : USG, MRI, Renal biopsi.

PENGELOLAAN

Pengaturan cairan dengan tujuan :
n  Mencapai dan mempertahankan keseimbangan air dan elektrolit.
n  Meminimalkan resiko komplikasi dari gangguan keseimbangan air dan elektrolit.

Tindakan : 1. Obat :
n  Waspada efek samping obat dan tempat metabolisme.
n  Hindari obat tertentu, sesuaikan dosis obat:
1.      Vitamin tertentu, pemberian setelah dialisis.
2.      Antasida – Aluminium hidroksida à mengikat fosfat, - Magnesium à hindari.
3.       Kalau perlu laxative, hati-hati obat HT, Antibiotik, Insulin, Diuretik, Narkotik.

Diit dengan tujuan :
1.      Mempertahankan status nutrisi dan berat badan ideal sesuai : umur, tinggi, bentuk tubuh.
2.      Mempertahankan pemeriksaan lab. Dalam batas aman.
3.      Sesuai dengan pengaturan diit.
Prinsip :
1.      Pengaturan intake protein : batasi protein
-          GFR rendah tanpa dialisis : 0,55-0,60 gram protein/kg/hr.
-          Dgn hemodialisis à protein >:1.0-1,3g/kg/hr.
2.      Pengaturan/batasi intake cairan (1500-3000ml/hr).
3.      Restriksi intake natrium (1-3g/hr), kalium (70meq/hr), fosfor.
4.      Pemberian vitamin dan mineral (calsium dan vit. D).
5.      Pemberian kalori cukup.

HEMODIALISIS

n  Salah satu pengobatan gagal ginjal, bila jiwa telah terancam oleh gagal ginjal.
n  Tujuan : mengambil/mengeluarkan cairan yg. Berlebihan dan sisa metabolisme yang biasanya dikeluarkan oleh ginjal.
n  Prinsip : darah pasien dialirkan melalui pipa dengan dinding membran semi permeabel à ginjal artifisialà transfer toksin dan cairan : air, molekul kecil menembus dinding, molekul besar (protein) tidak.
n  Mekanisme transport solute :
a.       Difusi : - kecepatan difusi tergantung pada : besar pori, luas dan tebal membran: temperatur larutan, beda konsentrasi solut, dan berat molekul.
b.      Ultrafiltrasi : air dengan tekanan hidrostatik/osmotik didorong menembus membran kesatu arah, membawa bahan terlarut.
n  APLIKASI  DIFUSI  DAN  ULTRAFILTRASI.
A.    Difusi : - Sirkuit hemodialisis : dializer, darah, larutan HD, arah berlawanan.
-          Darah meninggalkan alat HD dengan kadar sisa metabolisme lebih rendah :  1. Efek Blood Flow., 2. Efek Alat Dialisis yang Efisien, 3. Efek Flow Larutan HD. 4. Efek BM (Berat Molekul).
B.     Ultrafiltrasi : untuk pengambilan air.
C.     Pengaturan asam basa : netralisasi asam, larutan HDà basa (bikarbonas, asetat).

n  Komponen sistem Dialisis :
1.      Dialyzer : hollow fiber atau pararel plat construction, à artifisial kidney : 4 komponen . kompartemen darah, dialisat, membran semipermeabel, Struktur pendukung : membran material : celulosa, substitute celulosa, dan sintetik.




2.      Dialisat : -
-          Air, bahan kimia, bebas sisa metabolisme/obat.
-          Mikroorganisme tak dapat lewat membran à tak perlu steril.
-          Air harus memenuhi standart kontaminan : Al,Cu, Chloramin.
-          Komposisi dpt. Diubah sesuai keperluan à koreksi ggn elektrolid K/Na; mengandung asetat/bikarbonas.
-          Suhu : 100 derajat F/37,8 derajat C.

n  Mesin dialisis : dilengkapi alat monitor problem yang potensial : suhu dialisat, adanya air di tube, kebocoran darah kedialisat, perubahan tekanan dikompartemen darah dan dialisat à alarm.
n  Saat dialisis : darah dan cairan dialisat dipompa dengan arah berlawanan.
n  Dialisat : cairan elektrolit mirip plasma.
n  Pada sisi lain membran : darah pasien, mengandung metabolit air, elektrolit berlebihan, à berpindah kecairan dialisat.
n  Dikerjakan sampai keadaan seimbang.

n  Antikoagulan : heparin, - mencegah pembekuan darah dalam dializer/pipa. – tetap aktif selama 4-6jam setelah pemberian. – hindari tindakan yang berakibat perdarahan. – observasi perdarahan. – antidotum : PROTAMIN SULFAT.
n  Vaskuler Acces Route : aliran darah 200-300ml/menit dalam waktu lama.
n  1.  Temporary : percutaneus venous canula, subclavia, femoral.
n  2. Permanent : AV-fistula, -internal A-V fistula.

n  Acute Dialisis : Indikasi : 1. Uremic syndrome : gejala dan keluhan. 2. Hiperkalemia. 3. Asidosis. 4. Overload. 5. Lain-lain : intoksikasi obat, hipernatrimea, hiperkalsemia, hiperuricaemia, metabolik alkalosis.
n  Chronic Dialysis : Indikasi : Clearance Creatinin lebih rendah dari harga tertentu (<7-11ml/mnt untuk orang dewasa BB 75 kg).

KOMPLIKASI

n  Vascular Access :
Temporary :
1.      Related to Cannula Insertion : - Insertion related complikation a. subclavia : pnemotoraks, hematotorakx, brachial plexus injury, terkena vena cava superior à perdarahan mediastinum, aritmia karena rangsang endocard (terlalu dalam).
2.      Komplikasi lambat : infeksi, kloting of catheter, trombosis/strictura v subclavia, bleeding.

Permanent :
1.      AV-fistula : a. radialis à v cephalica : poor flow, pseudoaneurisma, trombosis, infeksi, ischemia lengan, edema, congstive heart failure.
2.      Arteriovenosus graft : graft infection, stenosis dan trombosis, aneurysma/pseudoaneurisma, dll.

HEMODIALYSIS  DAN  PERITONEAL  DIALYSIS

        HAEMODIALISIS
Keuntungan :
- Efisien, jangka waktu pendek.

Komplikasi :
- disequilibrium syndrome.
- kejang otot.
- perdarahan.
- emboli udarah
- perubahan hemodinamik, hipotensi, aritmia, anemia.

Kontra Indikasi :
- hemodinamik tak stabil.

Access
- vasculer access route.

Procedur :
- compleks
- specially trained registered nurse required.

Nursing Implications :
- vascular access care.
- restric diet.
       PERITONEAL  DIALISIS

- mudah, komplikasi hemodinamik berkurang.

- protein loss
- peritonitis.
- hiperglikemia.
- respiratory distres.
- perforasi usus.



- perlekatan peritoneal yg ekstensif.
- peritoneal fibrosis, baru operasi perut.

- Intraabdominal catheter.


- simple.
- special training not needed.



- abdominal catheter care.
- more flexible diet.

No comments:

Post a Comment