MEDIKAL-BEDAH, 17-05-2001
GANGGUAN PERKEMIHAN
REVIEW ANATOMI DAN FISIOLOGI
n Sistim
perkemihan terdiri dari : Ginjal, Ureter, Kandung kemih, Uretra : Ginjal
menyaring sisa metabolisme, ekskresi dalam larutan air, dikeluarkan melalui
saluran ureter, kandung seni, uretra.
n Ginjal
: - rettroperitonial, disamping columna vertebralis, - kapsul, hilus (a.
renalis, v. renalis, ureter), - parencyme (bagian fungsional, terdiri dari
cortex, medulla à pyramid). – papila, pelvis renalis (calyx minor,
calyx mayor), - arteri renalis : 20-25% cardiac out put, - renal blood flow
600-1300ml/menit, - vena, sal. Limfe, saraf.
n Mikrokopic
anatomi : - Nephron adalah unit terkecil dari ginjal (1-1,25 juta/ginjal);
berada di cortex dan medulla; 2 tipe nefron : cortical dan juxta medullary
nepron.
- 2 komponen nephron :
a. Sistem
vaskuler : a. renalis à arteriol aferent,
glomerulus, arteriol eferent à peritubular
artery/vasa recta.
b. Sitem
tubulus : Bowman capsul, tubulus proximal, loop henle (descending, ascending) à colecting ductules(papila}à
pelvis renalis, juxta glomerulus cell à
regulasi hormon renin. Mocula densa :
reseptor perubahan volume dan tekanan.
FUNGSI GINJAL
FUNGSI EKSKRESI :
1. Mengeluarkan
nitrogen sisa metabolisme; urea, asam urat, kreatinin.
2. Regulasi
elektrolit dalam batas normal .
3. Mempertahankan
pH plasma 7,4 dengan mengeluarkan H+ dan membentuk kembali HCO3-.
4. Mempertahankan
osmolaritas plasma sekitar 285 mOsmol dengan mengubah sekresi air.
FUNGSI NON EKSKRESI.
1. Menghasilkan
renin à untuk pengaturan tekanan darah.
2. Menghasilkan
eritropoitin faktor à stimulasi produksi
eritrosit disumsum tulang.
3. Metabolisme
vit. D menjadi bentuk aktifnya.
4. Degradasi
insulin.
5. Menghasilkan
prostaglandin.
FISIOLOGI DASAR GINJAL
ULTRAFILTRASI
GLOMERULUS.
n Renal
Blood Flow (RBF) 25 % CO à +/- 120 ml/menit
n Hematokrit
45 % à aliran plasma ginjal 660 ml/menit (0,55 x 1,200).
n 1/5
plasma atau 125 ml/menit dialirkan melalui glomerulus ke kapsul bowman à disebut GFR = proses ulfafiltrasi.
n Komposisi
= plasma, kecuali protein, ada 3 kelompok :
1. Elektrolit
(Na, K, Ca, Mg, Bikarbonas, Klorida, Fosfat).
2. Non
elektrolit (glukosa, asam amino, metabolit akhir)
3. Protein
: urea, asam urat, kreatinin
REABSORPSI DAN SEKRESI TUBULUS
n Setelah
filtrasi à reabsorbsi selektif à
pori-pori à kapiler.
n Terjadi
sekresi.
n Proses
sekresi dan absorbsi : melalui transpor aktif atau pasif.
GAGAL GINJAL ACUT
ACUTE RENAL FAILLURE
Batasan : Kegagalan fungsi ginjal yang berjalan cepat,
berakibat penimbunan sisa metabolisme nitrogen (azotemia), yang bukan
disebabkan faktor ekstra renal.
n Reversible
dan beda dgn. GGK : GGK mundur pelan-pelan, irreversible.
n Patofisiologi
:
à
Terjadi penimbunan bahan sisa metabolisme.
à
Kadar BUN : S.creatinin=20:1 (gg.ekstra renal =30:1).
à
Jenis :prerenal, intrarenal, post renal.
n Prerenal
: RBF turun à ischemia ginjal.
à
bila RBF dipulihkan (volume darah
dipulihkan, syok diatasi, cardiac output normal) à
membaik.
à
bila hipoperfusi berlangsung lama à
ischemia à intrarenal faillure (syok, CHF, anafilaksis,
sepsis).
n IntrarenalARF
: - kerusakan ginjal akibat nefrotoksik, reaksi radang/imunologik : GNA,
hepatorenal syndrome, vaskulitis, ATN.
n Postrenal
: - obstruksi sal. Dari calices à meatus uretrha.
-
diatas kdg seni : bilateral, kecuali bila hanya 1
ginjal.
-
Obstruksi uropati à
batu ginjal, striktura urethra, BPH, Ca prostrat, Ca buli, Ca cerviks.
FASE GAGAL GINJAL
AKUT
n Onset
: terjadinya faktor presipitasi sampai timbul oliguria beberapa jam sampai
beberapa hari.
n Oliguria
: berlangsung 1 minggu sampai beberapa minggu, BUN, S creatin meningkat, urine
< 400ml/24jam, Bj urine rendah, kelainan sedimen urine +.
n Diuresis
: high output phase : diuresis meningkat sampai 10 liter/24 jam, berlangsung
2-6 minggu, BUN tak meningkat lagi.
n Recovery
: BUN mulai turun, sampai normal.
n Convalescent
: BUN normal, namun pasien merasa masih lemah.
ETIOLOGI GAGAL GINJAL
AKUT
n Hipotensi
berat akibat : perdarahan hebat, penyakit jantung, dehidrasi, DIC(Disseminaled
Intravasculer Coagulation).
n Kristal
asam urat, reaksi tranfusi hemolitik, komplikasi infeksi (pielonepritis),
GNA< vaskulitis.
n Hepato
renal syndrome pada chirosis.
n Acute
tubular necrosis : tersering akibat kerusakan nefron karena ischemia atau bahan
toksik (nefrotoksik), ginjal menerima 1200 ml/menit, 20-25% CO. bahan
nefrotoksik : obat antibiotik, analgesik, bahan kontras.
PREVALENSI GAGAL GINJAL
AKUT
n Peran
perawat sangat penting : mengetahui awal ggn. ginjal dari pemeriksaan fisik,
laboratorium ( à dikoreksi à
pulih).
n Pemeriksaan
fisik : à status cairan tubuh volume darah berkurang, urine berkurang.
n Pemeriksan
ginjal : ggn. kosentrasi air : BJ rendah, Na tinggi, BUN, S Creatinin,
urinalisis.
n Obat
yang diberikan : nefrotoksik?
ASSESMENT
HISTORY :
n Penyebab
potensial – lihat status : paparan bahan nefrotoksik, tranfusi, trauma,
operasi, perdarahan à iskemia ginjal.
n Penyakit
ginjal sebelumnya, peny. Sistemik (DM), peny. Kolagen SLE, hipertensi.
n Peny.
Akut : faringitis, influenza, gastroenteritis, perdarahan masif, syok, CHF.
n Post
renal : ggn. aliran kencing – jumlah urine, warna urine, nocturia.
n Proses
obstruksi : batu, karsinoma, à penting mencari sebab
GGA yang reversibel.
MANIFESTASI KLINIS :
n Gejala
dan tanda tergantung dari penyebab : prerenal, intrarenal, dan post renal.
n Faktor
prerenal à hipoperfusi à
hipotensi, achikardi, output urine berkurang CVP turun, lethargy. à sesuai gejala penyebab : CHF, dehidrasi.
n Intra
renal :à mengenai glomerulus dan tubulus à pada acut tubular nekrosis.à
evaluasi adanya urine berkurang, hipotensi, CVP meningkat, tachicardia.
n Post
renal : mencerminkan adanya obstruksi saluran bawah : oliguria, intermiten
anuria, uremia berat, sulit kencing.
n Perhatikan
gejala uremia : neusea, vomiting, sakit kepala, BB naik, Edema perifer, tremor,
kelainan jantung.
PSIKOSOSIAL :
-- Keluarga/penderita
perlu support emosional, menjelaskan prosedur, menjawab pertanyaan untuk
mengurangi kecemasan dan meningkatkan kerjasama.
LABORATORIUM :
-- BUN, S Creatinin
meningkat, perubahan kadar elektrolit, Hb, asidosis metabolit, kelainan urine.
RADIOGRAFI :
n Foto
perut : ukuran ginjal dan batu.
n CT
Scan, USG, aortarenal angiografi, cystoscopy, retrograde pyelography.
n Renal
biopsi : bila penyebab tak jelas/penyakit imunologik.
PENGELOLAAN
DEFISIT VOLUME CAIRAN :
à Tujuan : 1.
Mempertahankan kestabilan volume cairan dgn. Mengatur keseimbangan keluar
masuknya cairan. 2. Mempertahankan kadar elektrolit dalam batas aman.
à Tindakan :
à Nonsurgikal :A. Obat-2an : yang mengganggu
ginjal/ekskresi melalui ginjal. Volume darah harus normal sebelum pemberian
diuretik. B. Diit : katabolisme meningkat à
pemecahan protein à azotemia à perlu hiperalimentasi TPN (bila oral tak bisa). C. Dialisis.
n Indikasi
: uremia >, persistent hyperkalemia, persistent acidosis, hiponatremia
berat, pericarditis, adanya toksin yang dialisable, perlu profilaksis.
n Masalah
: keadaan pasien tak dapat dilakukan pembedahan pembuatan A-V Shunt atau A-V
fistula dan menunggu baik.
PERSIAPAN HOME CARE.
n Tergantung
keadaan saat pulang.
n Perlu
follow up ginjal : laboratorium darah/urina, kontrol.
n Pengaturan
diit/ konsultasi ah;li diit.
n Keluarga
: penjelasan timbulnya GGA à hindari faktor
pencetus, gejala gagal ginjal à berobat sedini
mungkin.
GAGAL GINJAL KRONIK
GGK = Cronic Renal Failure.
n Ginjal
tidak mampu mengeluarkan sisa metabolisme/kelebihan air.
n ESRD
(End Stage Renal Disease) à keadaan irreversible.
n Urremia
= Sign, syntom, perubahan biokimiawi.
n Fase
awal à dapat dikontrol dgn. Diit dan retriksi air.
n Bila
tak dapat mempertahankan fungsi tubuh à
perlu ginjal buatan (dialisis).
INSIDENT : meningkat adanya sarana/alat pengganti fungsi
ginjal.
PATOFISIOLOGI
Perubahan Patologik :
n Disfungsi
ginjal (gangguan GFR, ggn. ekskresi air dan sisa metabolisme, ggn. elektrolit)
timbul akibat perubahan patologik.
n Ginjal
mampu mempertahankan GFR s/d 70-80% fungsi ginjal terganggu.
n Terdapat
2 kel. Nefron (sakit;sehat) nefron sehat mengadakan kompensasi à bila <20% à
gangguan GFR.
n Ekskresi
solute : ginjal menurunkan water reabsorption :
à
Hipostenuria (daya kosentrasi urine berkurang) dan poliuria à tanda awal CRF à
dapat terjadi dehidrasi.
à
Progresif à daya kosentrasi hilang à
isothenuria.
à
BUN naik; dehidrasi/afterload.
Perubahan Metabolik :
n Terjadi
peningkatan BUN dan S Creatinin à disebut azotemia.
n Urea
: sisa metabolisme protein.
n S
Creatinin : dari creatin dan phosphocreatin oto à
meningkat tergantung : muscle mass. Aktifitas fisik, dan diit.. Untuk
menentukan fungsi ginjal : pemeriksaan Creatini cleareance.
Gangguan Morfologi : akibat penyakit urinary tract.
1.
Obstruksi uropathy : akibat batu, neoplasma, prostrat,
dan striktura urethrae. Hambatan aliran à
tek. Pada ginjal, hipoksia, atropi, pembentukan batu.
2.
Peny. Ginjal akibat : infeksi, peny. Vaskuler
(hipertensi), immunologik, metabolik(DM), congenital.
PERJALANAN GAGAL GINJAL
KRONIK
Stage I : Cadangan
ginjal berkurang :
n Fungsi
ginjal berkurang, belum terjadi timbunan sisa metabolisme dan bagian ginjal
yang sakit mengadakan kompensasi.
Stage II :
Insufisiensi ginjal :
n Sisa
metabolisme mulai menumpuk, karena bagian ginjal yg. Sehat tak dapat kompensasi
lagi dan derajat insufisiensi ditentukan oleh penurunan GFR.
n Pengelompokan
ringan (40-80% N); sedang (15-40%N); berat (2-20%N).
Stage III : End Stage Renal Disease/GGT.
n Sejumlah
besar metabolisme berada dalam darah.
n Ginjal
tak mampu homeostasis; perlu terapi dialisis.
ASSESMENT
HISTORY:
n Tanyakan
: umur, seks, perubahan berat badan, penyakit sekarang dan masa lalu
(faringitis, prostat, HT, DM, TBC, SLE, dsb), riwayat keluarga, obat-obatan
yang dipakai (nefrotoksik).
n Bagaimana
diit? dan Keluhan gastrointestinal ? serta keluhan GGK.
MANIFESTASI KLINIK:
n Penyakit
multi sistem : manifestasi akibat perubahan volume cairan dan gangguan
komposisi cairan tubuh.
n Cardiovaskuler
: HT, Anemia, edema, CHF, pericarditis, perdarahan abnormal, uremia.
n Respirasi
: nafas dalam, kussmaul, bau nafas = air kencing, hillair pneumonitis, SOB
(Shortness Of Breath), edema paru.
n Neurologi
: sakit kepala, lemah, mengantuk, insomnia, muscle twitching, konvulsi, koma,
neuropati periferal.
n Gastrointestinal
: anorexia, nausea, vomiting, rasa kecap tak enak/metalik, konstipasi, diare,
dan GI bleeding.
n Genitourinary
: perubahan frekwensi kencing, hematuria, perubahan urine, proteinuria.
n Dermatology,
Integumen : uremic frost, kulit kekuningan, kering, pruritus, purpura,
echymosis.
n Psikososial.
LABORATORIUM
n Kadar
dalam darah : Na, K, pH, Fosfor, Hb, BUN, S Creatinin.
n Urinalysis
: protein, glukosa, sedimen.
n Perbandingan
BUN : creatinin normal = 1:20; bila BUN meningkat à
dehidrasi, intake protein tinggi.
RADIOLOGI
n KUB
: bentuk, ukuran, posisi, kalsifikasi.
n IVP,
retrograde pyelography, aortorenal angiography (indikasi, kontraindikasi).
n Pemeriksaan
lain : USG, MRI, Renal biopsi.
PENGELOLAAN
Pengaturan cairan dengan tujuan :
n Mencapai
dan mempertahankan keseimbangan air dan elektrolit.
n Meminimalkan
resiko komplikasi dari gangguan keseimbangan air dan elektrolit.
Tindakan : 1. Obat :
n Waspada
efek samping obat dan tempat metabolisme.
n Hindari
obat tertentu, sesuaikan dosis obat:
1. Vitamin
tertentu, pemberian setelah dialisis.
2. Antasida
– Aluminium hidroksida à mengikat fosfat, -
Magnesium à hindari.
3. Kalau perlu laxative, hati-hati obat HT,
Antibiotik, Insulin, Diuretik, Narkotik.
Diit dengan tujuan :
1. Mempertahankan
status nutrisi dan berat badan ideal sesuai : umur, tinggi, bentuk tubuh.
2. Mempertahankan
pemeriksaan lab. Dalam batas aman.
3. Sesuai
dengan pengaturan diit.
Prinsip :
1. Pengaturan
intake protein : batasi protein
-
GFR rendah tanpa dialisis : 0,55-0,60 gram
protein/kg/hr.
-
Dgn hemodialisis à
protein >:1.0-1,3g/kg/hr.
2. Pengaturan/batasi
intake cairan (1500-3000ml/hr).
3. Restriksi
intake natrium (1-3g/hr), kalium (70meq/hr), fosfor.
4. Pemberian
vitamin dan mineral (calsium dan vit. D).
5. Pemberian
kalori cukup.
HEMODIALISIS
n Salah
satu pengobatan gagal ginjal, bila jiwa telah terancam oleh gagal ginjal.
n Tujuan
: mengambil/mengeluarkan cairan yg. Berlebihan dan sisa metabolisme yang
biasanya dikeluarkan oleh ginjal.
n Prinsip
: darah pasien dialirkan melalui pipa dengan dinding membran semi permeabel à ginjal artifisialà
transfer toksin dan cairan : air, molekul kecil menembus dinding, molekul besar
(protein) tidak.
n Mekanisme
transport solute :
a. Difusi
: - kecepatan difusi tergantung pada : besar pori, luas dan tebal membran:
temperatur larutan, beda konsentrasi solut, dan berat molekul.
b. Ultrafiltrasi
: air dengan tekanan hidrostatik/osmotik didorong menembus membran kesatu arah,
membawa bahan terlarut.
n APLIKASI DIFUSI
DAN ULTRAFILTRASI.
A. Difusi
: - Sirkuit hemodialisis : dializer, darah, larutan HD, arah berlawanan.
-
Darah meninggalkan alat HD dengan kadar sisa
metabolisme lebih rendah : 1. Efek Blood
Flow., 2. Efek Alat Dialisis yang Efisien, 3. Efek Flow Larutan HD. 4. Efek BM
(Berat Molekul).
B. Ultrafiltrasi
: untuk pengambilan air.
C. Pengaturan
asam basa : netralisasi asam, larutan HDà
basa (bikarbonas, asetat).
n Komponen
sistem Dialisis :
1. Dialyzer
: hollow fiber atau pararel plat construction, à
artifisial kidney : 4 komponen . kompartemen darah, dialisat, membran
semipermeabel, Struktur pendukung : membran material : celulosa, substitute
celulosa, dan sintetik.
2. Dialisat
: -
-
Air, bahan kimia, bebas sisa metabolisme/obat.
-
Mikroorganisme tak dapat lewat membran à tak perlu steril.
-
Air harus memenuhi standart kontaminan : Al,Cu,
Chloramin.
-
Komposisi dpt. Diubah sesuai keperluan à koreksi ggn elektrolid K/Na; mengandung asetat/bikarbonas.
-
Suhu : 100 derajat F/37,8 derajat C.
n Mesin
dialisis : dilengkapi alat monitor problem yang potensial : suhu dialisat,
adanya air di tube, kebocoran darah kedialisat, perubahan tekanan dikompartemen
darah dan dialisat à alarm.
n Saat
dialisis : darah dan cairan dialisat dipompa dengan arah berlawanan.
n Dialisat
: cairan elektrolit mirip plasma.
n Pada
sisi lain membran : darah pasien, mengandung metabolit air, elektrolit
berlebihan, à berpindah kecairan dialisat.
n Dikerjakan
sampai keadaan seimbang.
n Antikoagulan
: heparin, - mencegah pembekuan darah dalam dializer/pipa. – tetap aktif selama
4-6jam setelah pemberian. – hindari tindakan yang berakibat perdarahan. –
observasi perdarahan. – antidotum : PROTAMIN SULFAT.
n Vaskuler
Acces Route : aliran darah 200-300ml/menit dalam waktu lama.
n 1. Temporary : percutaneus venous canula,
subclavia, femoral.
n 2.
Permanent : AV-fistula, -internal A-V fistula.
n Acute
Dialisis : Indikasi : 1. Uremic syndrome : gejala dan keluhan. 2. Hiperkalemia.
3. Asidosis. 4. Overload. 5. Lain-lain : intoksikasi obat, hipernatrimea,
hiperkalsemia, hiperuricaemia, metabolik alkalosis.
n Chronic
Dialysis : Indikasi : Clearance Creatinin lebih rendah dari harga tertentu
(<7-11ml/mnt untuk orang dewasa BB 75 kg).
KOMPLIKASI
n Vascular
Access :
Temporary :
1. Related
to Cannula Insertion : - Insertion related complikation a. subclavia :
pnemotoraks, hematotorakx, brachial plexus injury, terkena vena cava superior à perdarahan mediastinum, aritmia karena rangsang
endocard (terlalu dalam).
2. Komplikasi
lambat : infeksi, kloting of catheter, trombosis/strictura v subclavia,
bleeding.
Permanent :
1. AV-fistula
: a. radialis à v cephalica : poor flow, pseudoaneurisma, trombosis,
infeksi, ischemia lengan, edema, congstive heart failure.
2. Arteriovenosus
graft : graft infection, stenosis dan trombosis, aneurysma/pseudoaneurisma,
dll.
HEMODIALYSIS DAN PERITONEAL
DIALYSIS
HAEMODIALISIS
Keuntungan :
- Efisien, jangka waktu pendek.
Komplikasi :
- disequilibrium syndrome.
- kejang otot.
- perdarahan.
- emboli udarah
- perubahan hemodinamik, hipotensi, aritmia, anemia.
Kontra Indikasi :
- hemodinamik tak stabil.
Access
- vasculer access route.
Procedur :
- compleks
- specially trained registered nurse required.
Nursing Implications :
- vascular access care.
- restric diet.
|
PERITONEAL DIALISIS
- mudah, komplikasi hemodinamik berkurang.
- protein loss
- peritonitis.
- hiperglikemia.
- respiratory distres.
- perforasi usus.
- perlekatan peritoneal yg ekstensif.
- peritoneal fibrosis, baru operasi perut.
- Intraabdominal catheter.
- simple.
- special training not needed.
- abdominal catheter care.
- more flexible diet.
|
No comments:
Post a Comment