PENGERTIAN PENYAKIT KRITIS DAN TERMINAL
Kritis
Suatu
keadaan penyakit kritis dimana memungkinkan sekali klien meninggal.
Contoh
: Gangguan kesadaran (coma meninggal)
Keadaan
hamper meninggal/sakaratul maut
Ca.Stadium
lanjut
Terminal
Keadaan
penyakit terminal merupakan kondisi penyakit yang berat dan tidak dapat
disembuhkan lagi.
B. RESPON KLIEN TERHADAP PENYAKIT
KRITIS DAN TERMINAL
Penyakit
kronik dan keadaan terminal dapat menimbulkan respon BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
ini akan meliputi respon kehilangan.
1.
Kehilangan Kesehatan
Klien
merasa takut, cemas dan pandangan tidak realistis, aktifitasnya terbatas.
2.
Kehilangan Kemandirian
Ditunjukkan
melalui berbagai perilaku, bersifat kekanak-kanakan, ketergantungan.
3.
Kehilangan Situasi
Klien
merasa kehilangan situasi yang dinikmati sehari-hari bersama keluarga /
kelompoknya.
4.
Kehilangan Rasa Nyaman
Gangguan
rasa nyaman muncul sebagai akibat gangguan fungsi tubuh seperti : panas, nyeri,
dll.
5.
Kehilangan Fungsi Fisik
Contoh
: klien gagal ginjal harus dibantu melalui haoinodialisa.
6.
Kehilangan Fungsi Mental
Klien
mengalami kecemasan dan depresi, tidak dapat berkonsentrasi dan berfikir efisiek
sehingga klien tidak dapat berfikir secara rasional.
7.
Kehilangan Konsep Diri
Klien
dengan penyakit kronik merasa dirinya berubah mencakup bentuk dan fungsi tubuh
sehingga klien tidak dapat berfikir secara rasional (body image) peran serta identitasnya.
Hal
ini akan mempengaruhi idealism diri dan harga diri menjadi rendah.
8.
kehilangan peran dalam kelompok dan
keluarga
C. PSIKODINAMIKA PENYAKIT KRITIS DAN
TERMINAL
1.
DINAMIKA INDIVIDU
a.
PROTES DAN PENGINGKARAN
Pada
fase ini klien mengekspresikan rasa tidak percaya pada kenyataan.
“mengapa
kejadian ini menimpa saya?”
Pada
fase ini terjadi proses perubahan konsep diri, ini terjadi selama kondisi klien
dalam keadaan stress tetapi Setelah keadaan ini berlalu klien mulai masuk
kedalam fase berikutnya.
b.
DEPRESI CEMAS DAN MARAH
Pada
fase ini emosi klien mulai meningkat. Depresi, cemas dan marah muncul
Kerika
klien tidak mampu mengatasi masalahnya dan merasa tidak berdaya.
“bagaimana
mengatasi masalah ini?”
Manifestasi
depresi ; sedih, kadang-kadang menangis, bingung ketergantungan, tidak dapat
mengambil keputusan, tidak punya harapan.
Kecemasan
yang dialami pasien dialihkan menjadi kemarahan yang diproyeksikan pada diri
sendiri, keluarga dan petugas.
c. PELEPASAN DAN
REINVESTASI
Klien
mulai mengidentifikasi peningkatan keadaan cemas, depresi dan perasaan
marahnya. Klien mulai mengumpulkan kekuatan yang dimiliki untuk mengurangi
respon yang memperberat keadaan stress, apabila penyakit ini terjadi progressif
fase ini akan berlangsung siklik. Disini klien mulai ada kerja sama. Klien
mulai melepaskan dari obyek yang hilang, mulai membina hubungan dan penyesuaian
diri terhadap realita.
2.
DINAMIKA KELUARGA
Respon
keluarga bersama dengan respon emosi klien ; pengingkaran, marah, cemas dan
depresi.
3.
DINAMIKA LINGKUNGAN
Dengan
kesadaran bervariasi menimbulkan dinamika bagi klien STIGMA SOSIAL
ketidakmampuan melakukan aktivitas sosial perubahan peran dalam kelompok sosial
merupakan hambatan dalam melaksanakan fungsi sosial secara normal.
RESPON PERAWAT
Dalam
memberikan asuhan keperawatan perawat harus menunjukkan sikap professional dan
tulus dengan pendekatan yang baik pada saat pasien mengalami fase pengingkaran
perawat harus dapat menghadirkan fakta.
ANALISA
DIRI PERAWAT
Kesadaran
diri yang kuat dan perilaku yang ideal diperlukan perawat dalam terapi.
Contoh
:
Bagaimana
perasaan saya pada saat melihat orang mengalami kesulitan.
Bagaimana
perasaan saya tentang penyakit klien dalam keadaan kritis.
Apakah
keyakinan saya tentang penyakit kronik sama/berbeda dengan klien/keluarga.
D. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
PENYAKIT KRITIS DAN TERMINAL
1.
PENGKAJIAN
a.
PENGKAJIAN TERHADAP KLIEN
Perlu
dikaji bagaimana upaya klien dalam mengatasi kehilangan dan perubahan yang
terjadi.
Hal-hal
yang perlu dikaji antara lain :
1)
Respon emosi klien terahadap
diagnosa
2)
Kemampuan mengekspresikan perasaan
sedih terhadap situasi
3)
Upaya klien dalam mengatasi situasi
4)
Kemampuan dalam mengambil dan
memilik pengobatan
5)
Persepsi dan harapan klien
6)
Kemampuan mengingat masa lalu.
b.
PENGKAJIAN KELUARGA
Perawat
perlu mengetahui persepsi keluarga terhadap penyakit klien dan sejauh mana
pengaruhnya terhadap keluarga, kelebihan dan kekurangan yang memerlukan
dukungan dan intervensi.
Hal-hal
yang perlu dikaji antara lain :
1)
Respon keluarga terhadap klien
2)
Ekspresi emosi keluarga dan
toleransinya.
3)
Kemampuan dan kekuatan keluarga yang
diketahui
4)
Kapasitas dan sistem pendukung yang
ada.
5)
Pengertian oleh pasangan sehubungan
dengan gangguan fungsional
6)
Proses pengambilan keputusan
7)
Identifdikasi keluarga terhadap
perasaan sedih akibat kehilangan dan perubahan yang terjadi.
c.
PENGKAJIAN LINGKUNGAN
Sumberdaya
yang ada.
Stigma
masyarakat terhadap keadaan normal dan penyakit
Kesediaan
untuk membantu memenuhi kebutuhan
Ketersediaan
fasilitas partisipasi dalam asuhan keperawatan kesempatan kerja.
2.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.
Respon pengingkaran yang tidak kuat
berhubungan dengan kehilangan dan perubahan.
b.
Kecemasan yang meningkat berhubungan
dengan ketidakmampuan mengekspresikan perasaan.
c.
Gangguan berhubungan (menarik diri)
berhubungan dengan ketidakmampuan melakukan aktivitas hidup sehari-hari (ADL)
d.
Gangguan body image berhubungan
dengan dampak penyakit yang dialami
e.
Resiko tinggi terjadinya gangguan
identitas berhubungan dengan adanya hambatan dalam fungsi seksual.
3.
PERENCANAAN
TUJUAN
a.
Klien dapat mengidentifikasi respon
pengingkaran terhadap kenyataan.
b.
Klien dapat mengidentifikasi
perasaan cemas
c.
Klien mau membina hhubungan dengan
keluarga dan petugas
d.
Klien dapat menerima
realitas/keadaan dirinya saat ini.
e.
Klien tidak mengalami gangguan
fungsi seksual.
INTERVENSI
TERHADAP KLIEN
a.
Beri kesempatan pada klien untuk
mengungkapkan perasaan cemas, marah, frustasi dan depresi.
b.
Bantu klien untuk menggunakan koping
yang konstruktif
c.
Berikan informasi secara benar dan
jujur
d.
Bantu klien untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan
e.
Beri penjelasan mengenai perubahan
fungsi seksual yang dialami terhadap penyakitnya.
f.
Ciptakan lingkungan yang mendukung
penyembuhan.
INTERVENSI
TERHADAP KELUARGA
a.
Bantu keluarga untuk
mengidentifikasi kekuatannya.
b.
Beri informasi tentang klien kepada
keluarga secara jelas
c.
Bantu keluarga untuk mengenali
kebutuhan
d.
Berikan motivasi pada keluarga untuk
memberikan perhatian kepada klien
e.
Tingkatkan harapan keluarga terhadap
keadaan klien
f.
Optimalkan sumber daya yang ada
g.
Beri informasi tentang penyakit ynag
jelas
h.
Beri motivasi pada lingkungan untuk
membantu klien dalam proses penyembuhan
i.
Upayakan fasilitas kesehatan yang
memadai sesuai dengan kondisi,
No comments:
Post a Comment