Saturday, April 7, 2012

PENYAKIT KRITIS DAN TERMINAL

PENGERTIAN PENYAKIT KRITIS DAN TERMINAL

Kritis

Suatu keadaan penyakit kritis dimana memungkinkan sekali klien meninggal.

Contoh : Gangguan kesadaran (coma meninggal)

Keadaan hamper meninggal/sakaratul maut

Ca.Stadium lanjut

Terminal

Keadaan penyakit terminal merupakan kondisi penyakit yang berat dan tidak dapat disembuhkan lagi.



B.     RESPON KLIEN TERHADAP PENYAKIT KRITIS DAN TERMINAL

Penyakit kronik dan keadaan terminal dapat menimbulkan respon BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL ini akan meliputi respon kehilangan.

1.      Kehilangan Kesehatan

Klien merasa takut, cemas dan pandangan tidak realistis, aktifitasnya terbatas.

2.      Kehilangan Kemandirian

Ditunjukkan melalui berbagai perilaku, bersifat kekanak-kanakan, ketergantungan.

3.      Kehilangan Situasi

Klien merasa kehilangan situasi yang dinikmati sehari-hari bersama keluarga / kelompoknya.

4.      Kehilangan Rasa Nyaman

Gangguan rasa nyaman muncul sebagai akibat gangguan fungsi tubuh seperti : panas, nyeri, dll.

5.      Kehilangan Fungsi Fisik

Contoh : klien gagal ginjal harus dibantu melalui haoinodialisa.

6.      Kehilangan Fungsi Mental

Klien mengalami kecemasan dan depresi, tidak dapat berkonsentrasi dan berfikir efisiek sehingga klien tidak dapat berfikir secara rasional.

7.      Kehilangan Konsep Diri

Klien dengan penyakit kronik merasa dirinya berubah mencakup bentuk dan fungsi tubuh sehingga klien tidak dapat berfikir secara rasional (body image) peran serta identitasnya.

Hal ini akan mempengaruhi idealism diri dan harga diri menjadi rendah.

8.      kehilangan peran dalam kelompok dan keluarga



C.    PSIKODINAMIKA PENYAKIT KRITIS DAN TERMINAL

1.      DINAMIKA INDIVIDU

a.       PROTES DAN PENGINGKARAN

Pada fase ini klien mengekspresikan rasa tidak percaya pada kenyataan.

“mengapa kejadian ini menimpa saya?”

Pada fase ini terjadi proses perubahan konsep diri, ini terjadi selama kondisi klien dalam keadaan stress tetapi Setelah keadaan ini berlalu klien mulai masuk kedalam fase berikutnya.

b.      DEPRESI CEMAS DAN MARAH

Pada fase ini emosi klien mulai meningkat. Depresi, cemas dan marah muncul

Kerika klien tidak mampu mengatasi masalahnya dan merasa tidak berdaya.

“bagaimana mengatasi masalah ini?”

Manifestasi depresi ; sedih, kadang-kadang menangis, bingung ketergantungan, tidak dapat mengambil keputusan, tidak punya harapan.

Kecemasan yang dialami pasien dialihkan menjadi kemarahan yang diproyeksikan pada diri sendiri, keluarga dan petugas.



c.       PELEPASAN DAN REINVESTASI

Klien mulai mengidentifikasi peningkatan keadaan cemas, depresi dan perasaan marahnya. Klien mulai mengumpulkan kekuatan yang dimiliki untuk mengurangi respon yang memperberat keadaan stress, apabila penyakit ini terjadi progressif fase ini akan berlangsung siklik. Disini klien mulai ada kerja sama. Klien mulai melepaskan dari obyek yang hilang, mulai membina hubungan dan penyesuaian diri terhadap realita.

2.      DINAMIKA KELUARGA

Respon keluarga bersama dengan respon emosi klien ; pengingkaran, marah, cemas dan depresi.

3.      DINAMIKA LINGKUNGAN

Dengan kesadaran bervariasi menimbulkan dinamika bagi klien STIGMA SOSIAL ketidakmampuan melakukan aktivitas sosial perubahan peran dalam kelompok sosial merupakan hambatan dalam melaksanakan fungsi sosial secara normal.

RESPON PERAWAT

Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat harus menunjukkan sikap professional dan tulus dengan pendekatan yang baik pada saat pasien mengalami fase pengingkaran perawat harus dapat menghadirkan fakta.

ANALISA DIRI PERAWAT

Kesadaran diri yang kuat dan perilaku yang ideal diperlukan perawat dalam terapi.

Contoh :

Bagaimana perasaan saya pada saat melihat orang mengalami kesulitan.

Bagaimana perasaan saya tentang penyakit klien dalam keadaan kritis.

Apakah keyakinan saya tentang penyakit kronik sama/berbeda dengan klien/keluarga.





D.    ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN PENYAKIT KRITIS DAN TERMINAL

1.      PENGKAJIAN

a.       PENGKAJIAN TERHADAP KLIEN

Perlu dikaji bagaimana upaya klien dalam mengatasi kehilangan dan perubahan yang terjadi.

Hal-hal yang perlu dikaji antara lain :

1)    Respon emosi klien terahadap diagnosa

2)    Kemampuan mengekspresikan perasaan sedih terhadap situasi

3)    Upaya klien dalam mengatasi situasi

4)    Kemampuan dalam mengambil dan memilik pengobatan

5)    Persepsi dan harapan klien

6)    Kemampuan mengingat masa lalu.

b.      PENGKAJIAN KELUARGA

Perawat perlu mengetahui persepsi keluarga terhadap penyakit klien dan sejauh mana pengaruhnya terhadap keluarga, kelebihan dan kekurangan yang memerlukan dukungan dan intervensi.

Hal-hal yang perlu dikaji antara lain :

1)      Respon keluarga terhadap klien

2)      Ekspresi emosi keluarga dan toleransinya.

3)      Kemampuan dan kekuatan keluarga yang diketahui

4)      Kapasitas dan sistem pendukung yang ada.

5)      Pengertian oleh pasangan sehubungan dengan gangguan fungsional

6)      Proses pengambilan keputusan

7)      Identifdikasi keluarga terhadap perasaan sedih akibat kehilangan dan perubahan yang terjadi.

c.       PENGKAJIAN LINGKUNGAN

Sumberdaya yang ada.

Stigma masyarakat terhadap keadaan normal dan penyakit

Kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan

Ketersediaan fasilitas partisipasi dalam asuhan keperawatan kesempatan kerja.

2.      DIAGNOSA KEPERAWATAN

a.       Respon pengingkaran yang tidak kuat berhubungan dengan kehilangan dan perubahan.

b.      Kecemasan yang meningkat berhubungan dengan ketidakmampuan mengekspresikan perasaan.

c.       Gangguan berhubungan (menarik diri) berhubungan dengan ketidakmampuan melakukan aktivitas hidup sehari-hari (ADL)

d.      Gangguan body image berhubungan dengan dampak penyakit yang dialami

e.       Resiko tinggi terjadinya gangguan identitas berhubungan dengan adanya hambatan dalam fungsi seksual.

3.      PERENCANAAN

TUJUAN

a.       Klien dapat mengidentifikasi respon pengingkaran terhadap kenyataan.

b.      Klien dapat mengidentifikasi perasaan cemas

c.       Klien mau membina hhubungan dengan keluarga dan petugas

d.      Klien dapat menerima realitas/keadaan dirinya saat ini.

e.       Klien tidak mengalami gangguan fungsi seksual.

INTERVENSI TERHADAP KLIEN

a.       Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan cemas, marah, frustasi dan depresi.

b.      Bantu klien untuk menggunakan koping yang konstruktif

c.       Berikan informasi secara benar dan jujur

d.      Bantu klien untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

e.       Beri penjelasan mengenai perubahan fungsi seksual yang dialami terhadap penyakitnya.

f.       Ciptakan lingkungan yang mendukung penyembuhan.



INTERVENSI TERHADAP KELUARGA

a.       Bantu keluarga untuk mengidentifikasi kekuatannya.

b.      Beri informasi tentang klien kepada keluarga secara jelas

c.       Bantu keluarga untuk mengenali kebutuhan

d.      Berikan motivasi pada keluarga untuk memberikan perhatian kepada klien

e.       Tingkatkan harapan keluarga terhadap keadaan klien

f.       Optimalkan sumber daya yang ada

g.      Beri informasi tentang penyakit ynag jelas

h.      Beri motivasi pada lingkungan untuk membantu klien dalam proses penyembuhan

i.        Upayakan fasilitas kesehatan yang memadai sesuai dengan kondisi,

No comments:

Post a Comment