Saturday, April 7, 2012

Perencanaan Program Penanggulangan KLB Malaria Di Kota Mataram


Perencanaan Program Penanggulangan KLB Malaria Di Kota Mataram

Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium yang termasuk golongan protozoa melalui perantaraan tusukan (gigitan) nyamuk Anopheles spp. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki  endemisitas tinggi.
Malaria merupakan penyakit yang terdapat di daerah Tropis. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan nyamuk untuk berkembangbiak dan berpotensi melakukan kontak dengan manusia dan menularkan parasit malaria. Contoh faktor-faktor lingkungan itu antara lain hujan, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin, ketinggian. Salah satu faktor lingkungan yang juga mempengaruhi peningkatan kasus malaria adalah penggundulan hutan, terutama hutan-hutan bakau di pinggir pantai. Akibat rusaknya lingkungan ini, nyamuk yang umumnya hanya tinggal di hutan, dapat berpindah di pemukiman manusia, kerusakan hutan bakau dapat menghilangkan musuh-musuh alami nyamuk sehingga kepadatan nyamuk menjadi tidak terkontrol.
Ketika nyamuk anopheles betina (yang mengandung parasit malaria) menggigit manusia, akan keluar sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk masuk ke dalam darah dan jaringan hati. Dalam siklus hidupnya parasit malaria membentuk stadium sizon jaringan dalam sel hati (stadium ekso-eritrositer). Setelah sel hati pecah, akan keluar merozoit/kriptozoit yang masuk ke erotrosit membentuk stadium sizon dalam eritrosit (stadium eritrositer). Disitu mulai bentuk troposit muda sampai sizon tua/matang sehingga eritrosit pecah dan keluar merozoit
Gejala demam pada malaria biasanya penderita akan merasa menggigil (15-60 menit) seperti orang yang kedinginan namun suhu tubuh sangat tinggi. Kejadian menggigil disertai dengan demam tinggi ini bisa berlangsung beberapa jam kemudian penderita akan berkeringat selama 2-4 jam timbul setelah demam terjadi akibat gangguan metabolism dan suhu tubuh akan turun kembali normal. Kejadian ini bisa berlangsung tiap hari, atau tiap 2 hari atau tiap 3 hari atau tidak tentu tergantung jenis malarianya. Sekali terinfeksi malaria seumur hidup akan mengalami serangan demam menggigil itu jika kekebalan tubuh menurun. sedang demam biasa adalah demam yang hanya bersifat situasinoal dan bisa sembuh total dan biasanya karena penyakit infeksi akut non Plasmodium.



1.            Pengumpulan Data.

Situasi penyakit malaria di Kota Mataram tahun 2008 tergolong Low Insidens Area (<10 / 1.000 penduduk).Keadaan ini disebabkan oleh kondisi geografis Kota Mataram yang sebagian besar merupakan daerah perkotaan yang bukan merupakan tempat perindukan potensial bagi vektor malaria yaitu nyamuk Anopheles.
Namun demikian Kota Mataram juga memiliki daerah pesisir pantai di bagian barat dengan beberapa lagun yang merupakan daerah dengan resiko malaria. Disamping itu, perbatasan Kota Mataram bagian utara, selatan dan timur dikelilingi oleh wilayah Kabupaten Lombok Barat yang masih merupakan daerah endemis malaria.
Oleh karena itu, dengan bantuan dana dari Global Fund Komponen Malaria dilakukan beberapa kegiatan dalam upaya pengendalian malaria di Kota Mataram seperti MBS ( Mass Blood Survey ), upaya peningkatan kualitas SDM melalui pelatihan-pelatihan untuk kader, bidan, dokter, petugas mikroskopis dan surveilans. Untuk meningkatkan kegiatan penemuan dan pengobatan, dibentuk 30 Posmaldes (Pos Malaria Desa) di 3 wilayah puskesmas yang beresiko malaria.
Jumlah kasus malaria pada tahun 2008 dapat dilihat pada tabel berikut.













Dari tabel tersebut di atas terlihat juga bahwa Slide Positif Rate (SPR) terus menurun di mana tahun 2005 sebesar 1%, tahun 2006 sebesar 2.03%, tahun 2007 sebesar 1,70% dan tahun 2008 0,63%. Sesuai dengan kebijakan nasional yang menggunakan standar API (Annual Paracite Incidence), insiden Malaria di kota Mataram juga menurun, ini dilihat dari API tahun 2005 sebesar 0,08 ‰, tahun 2006 sebesar 0,13 ‰, tahun 2007 sebesar 0,09 ‰, dan tahun 2008 turun menjadi 0,06 ‰. Sedangkan API (Annual Paracite Incidence) untuk Puskesmas, yang tertinggi adalah Puskesmas Tanjung Karang dengan API 0,18 ‰ dimana Puskesmas Tanjung Karang merupakan 1 dari 3 Puskesmas yang memiliki wilayah-wilayah dengan resiko malaria.
Kasus positif malaria di wilayah Kota Mataram sebagian besar merupakan kasus import yang datang dari luar Kota Mataram atau di dapat juga oleh penduduk Kota Mataram yang bepergian ke wilayah-wilayah endemis malaria. Oleh karena itu, petugas surveilans malaria di tiap Puskesmas juga melakukan kegiatan surveilan migrasi yang bertujuan mengamati dan melakukan screening terhadap orang-orang yang datang dari wilayah-wilayah endemis malaria.

2.      Identifikasi masalah
Malaria merupakan suatu masalah kesehatan yang banyak terjadi pada negara-negara tropis. Malaria juga dapat menjadi suatu masalah bagi orang-orang yang berkunjung ke negara-negara tropis tersebut. Jika anda bepergian atau traveling pada suatu daerah tropis atau ke suatu negara dimana kasus malaria sering terjadi di sana, anda sebaiknya berhati-hati akan rersiko penularan malaria dan lakukanlah tindakan pencegahan sebelum terserang penyakit ini.
Memasuki musim penghujan malaria biasanya mudah terjadi, pemerintah dan petugas kesehatan setempat menghimbau kepada masyarakat agar mewaspadai penyakit malaria. Sebab musim hujan sangat rentan dengan perkembangbiakan nyamuk penyebab malaria (anopheles). Hujan menyebabkan naiknya kelembaban nisbi udara dan menambah jumlah tempat perkembangbiakan (breeding places) dan terjadinya epidemi malaria. Besar kecilnya pengaruh tergantung pada jenis dan derasnya hujan, jenis vektor dan jenis tempat perindukan. Hujan yang diselingi panas akan memperbesar kemungkinan berkembang biaknya nyamuk Anopheles.
Pada hakikatnya malaria merupakan penyakit berbasis lingkungan yang menjadi pola kesakitan dan kematian di Indonesia yang mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan lingkungan. Sebagai salah satu rumpun penyakit reemerging atau yang biasa diistilahkan sebagai penyakit yang dapat menular kembali secara missal membuat penyakit malaria hingga saat ini masih menjadi ancamam serius bagi masyarakat yang tinggal di daerah tropis dan subtropis, dimana pada kawasan tersebut- malaria sering menimbulkan kejadian luar biasa. Dari data yang dimiliki oleh Kementrian Kesehatan, terdapat sekitar 500 juta penduduk dunia terinfeksi penyakit malaria- dari jumlah tersebut lebih dari satu juta orang meninggal dunia. Apabila kita telusuri lebih lanjut, maka ditemukan bahwa kasus terbanyak menimpa masyarakat di Afrika, Amerika Latin, Timur Tengah dan beberapa Negara bagian Eropa- serta beberapa negara Asia tidak terkecuali Indonesia.
Kasus positif malaria di wilayah Kota Mataram sebagian besar merupakan kasus import yang datang dari luar Kota Mataram atau di dapat juga oleh penduduk Kota Mataram yang bepergian ke wilayah-wilayah endemis malaria. Oleh karena itu, petugas surveilans malaria di tiap Puskesmas juga melakukan kegiatan surveilan migrasi yang bertujuan mengamati dan melakukan screening terhadap orang-orang yang datang dari wilayah-wilayah endemis malaria.

3.      Menetapkan prioritas masalah

Malaria adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh parasit jenis plasmodium. Dalam kasus penyebaran penyakit malaria, kita seringkali melupakan akar masalah mengapa penyakit tersebut bisa tersebar dan menelan korban jiwa dan serta cenderung menimbulkan kejadian luar biasa ( KLB ). Sejauh ini penyelesaian masalah atau solusi yang umum dilaksanakan masih berkutat pada bagaimana mengobati orang yang sakit malaria ataupun mengupayakan memberantas nyamuk sebagai vektor bagi penyebaran parasit plasmodium yang menyebabkan tubuh seseorang menjadi sakit. Oleh karena itu, berkaitan dengan penyebaran malaria ini, paling tidak ada tiga faktor utama yang mesti mendapat perhatian bersama dan saling berhubungan satu sama lain yaitu host ( manusia/nyamuk ), agent ( parasit plasmodium ) dan environment ( lingkungan ) sehingga penyebaran malaria potensial terjadi apabila ketiga komponen tersebut saling mendukung.
Program in diharapkan dapat berjalan dengan lancar, oleh karena itu dibutuhkan kesadaran masyarakat dan tenaga ahli dalam masalah ini, disamping itu, teknologi yang dibutuhkan juga harus ada dan memadai. Pemerintah telah menyiapkan sejumlah alat pengasaapan / alat fogging untuk pemberantasan nyamuk. Jika program ini berhasil, tentunya akan membawa dampak yang sangat besar bagi masyarakat, petugas kesehatan maupun pemerintah dan untuk kedepanya masyarakat dapat terjamin/terbebas dari penyakit malaria .
4.      Menyusun alternatif jalan keluar.
a)      Dinas kesehatan dan petugas kesehatan diharapkan  gencar melakukan pengasapan dan pemberian abate di tempat penampungan genangan air, area persawahan tetapi kalau tidak diikuti kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungannya, upaya akan sulit tercapai.
b)      Melakukan pelatihan pada petugas kesehatan terhadap penanganan malaria dengan cepat tanggap secara dini, yang diharapkan dapat menemukan dan mengobati penderita malaria dengan cepat dan mengadakan pengamatan secara dini terhadap keadaan yang potensial terjadinya kejadian luar biasa KLB.
c)      Pemda perlu menganggarkan dana yang dalam jumlah besar untuk pemberantasan penyakit malaria pada masa yang akan datang.
d)     Membentuk  organosasi/kelompok anti malaria di masyarakat yang dilengkapi dengan fasilitas memadai (alat fogging dan obat anti malaria)
e)      menggratiskan biaya pengobatan bagi pasien penderita malaria di setiap  puskesmas sampai dengan sembuh.
f)       Memberantas vektor ( nyamuk penular malaria ) dengan mengikut sertakan kepedulian dan peranserta masyarakat dalam menata lingkungannya secara kolaboratif dengan upaya penyuluhan kepada masyarakat sekitar, tentang proteksi diri, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), serta memberikan pengetahuan bahayanya penyakit menular malaria yang berkesinambungan untuk merubah perilaku masyarakat dalam pemberantasan malaria, dengan melibatkan : PKK Desa/ Kelurahan , tokoh masyarakat, tokoh agama dan guru sekolah serta seluruh stakeholders yang berkepentingan.

5.      Memilih prioritas jalan keluar
Dari bebeapa alternative jalan keluar yang ada diatas dapat diprioritaskan untuk dijalankan yaitu sebagai berikut dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti halnya untuk mencapai tujuan, evektif, efisien biaya, serta ketersediaan sumber daya manusia.
a)      Memberantas vektor ( nyamuk penular malaria ) dengan mengikut sertakan kepedulian dan peranserta masyarakat dalam menata lingkungannya secara kolaboratif dengan upaya penyuluhan kepada masyarakat sekitar, tentang proteksi diri, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), serta memberikan pengetahuan bahayanya penyakit menular malaria yang berkesinambungan untuk merubah perilaku masyarakat dalam pemberantasan malaria, dengan melibatkan : PKK Desa/ Kelurahan , tokoh masyarakat, tokoh agama dan guru sekolah serta seluruh stakeholders yang berkepentingan.
b)      Melakukan pelatihan pada petugas kesehatan terhadap penanganan malaria dengan cepat tanggap secara dini, yang diharapkan dapat menemukan dan mengobati penderita malaria dengan cepat dan mengadakan pengamatan secara dini terhadap keadaan yang potensial terjadinya kejadian luar biasa KLB.

6.      Melakukan uji lapangan
Uji lapangan ini untuk mengetahui berbagai factor pendukung dan penghambat yang kiranya akan ditemukan.
a)      Untuk factor pendukung.
ü  Ketersediaan dana yang cukup dari pemerintah untuk penanggulangan penyakit malaria
ü  SDM yang sudah mampu untuk melakukan penyuluhan kepada masyarakat setempat mengenai malaria.
ü  Peran masyarakat dalam pemberantasan vector nyamuk malaria dan dapat segera melaporkan penderita malaria pada petugas kesehatan.
b)      Untuk factor penghambat
ü  Kewaspadaan dni dari SDM yang kurang terhadap kejadian wabah malaria
ü  Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, serta  kondisi lingkungan dengan sanitasinya buruk.
ü  Fasilitas kesehatan kesehatan kurang dan anggaran dana sedikit.

7.      Menyusun rancangan kerja selengkapnya
a)      Rumusan misi
·         Meningkatkan kewaspadaan dini dan kesadaran masyarakat/warga setempat mengenai hidup bersih dan sehat.
·         Untuk mencapai masyarakat yang sehat, sejahtera dari penyakit dan terbebas dari penyakit menular malaria.


b)      Rumusan visi
·         Memberdayakan/melibatkan masyarakat dalam hal peningkatan kesejahterahan dan penanggulangan penyakit malaria.
·         Meningkatkan kinerja petugas kesehatan serta perhatian pemerintah untuk memberantas vector/penyakit malaria.
c)      Tujuan
Tujuan umum
·         Meningkatkan kinerja petugas kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Tujuan khusus
·         Menjaga masyarakat dari serangan penyakit malaria
·         Meningkatkan kewaspadaan dini masyarakat terhadap penyakit khususnya malaria
·         Menyadarkan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.
d)     Asumsi perencanaan
Agar program ini dapat berjalan dengan dengan baik maka dibutuhkannya dukungan dari semua pihak yang terlibat didalamnya seperti: anggaran dana dari pemda yang cukup, SDM harus tersedia untuk memberikan petunjuk kepada masyarakat, alat/fasilitas yang dibutuhkan harus semuanya dalam keadaan lengkap sehingga dalam pelaksanaannya tidak terkendala dalam melakukan pemberantasan nyamuk dan peran serta masyarakat dalam program ini.
e)      Strategi pendekatan
Untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan diatas, tentunya sangat dibutuhkan dukungan dari pemerintah setempat, serta masyarakat yang hidup dalam wilayah tersebut.
Untuk mendapatkan dukungan tersebut tentunya harus dilakukan pendekatan pendekatan, baik kepada pemerintah, dalam hal ini untuk mendapatkan dukungan secara materi, maupun kepada masyarakat umum untuk keberhasilan program.
f)       Kelompok sasaran
Sasaran dari program penanggulangan KLB malaria ini adalah semua warga masyarakat tanpa terkecuali yang hidup dalam wilayah tersebut. Untuk mencegah terjadinya penyakit perkembangbiakan malaria.

g)      Waktu
Program kegiatan penanggulangan dan pemantauan KLB malaria ini akan dilaksanakan selama delapan bulan kedepan.
h)       Organisasi dan tenaga pelaksana
Dalam program ini akan melibatkan petugas kesehatan, pemerintah, serta semua kalangan masyarakat(RW,RT, dan Warga setempat) yang bertempat tinggal diwilayah tersebut.
Demi tercapainya tujuan yang diinginkan bersama untuk itu harapan partisipasi dari semua kalangan sangat diharapkan, tentunya program ini harus mendapat dukungan dari masyarakat atau masyarakat harus bisa bekerja sama dengan pegawai kesehatan dan pemerintah sehingga kejadian penyakit malaria dapat ditekan sekecil mungkin atau bahkan dihilangkan, dan semuanya membutuhkan keseriusan dari semua pihak.
i)        Biaya
Biaya yang dianggarkan dari pemerintah  khusus untuk program penanggulangan  KLB malaria ini sebesar 2 milyar dari anggaran pendapatan daerah (APBD). Anggaran ini jauh lebih besar daripada anggaran tahun-tahun sebelunya, hal ini merupakan salah satu bukti bagaimana keseriusan pemerintah dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakatnya.

8)      Metode penilaian dan kriteria keberhasilan.
Keberhasilan program diatas dapat dikatakan berhasil, apabila angka kesakitan/kematian akibat kasus penyakit malaria menurun dan sebaliknya jika telah dilakukan program tersebut tidak ada perubahan pada kejadian malaria atau bahkan semakin meningkatnya KLB malaria program tersebut dapat dikatakan gagal.










Analisis swot program diatas :
1.      Strengths (kekuatan)
ü  Adanya dukungan dari PKK Desa/ Kelurahan , tokoh masyarakat, tokoh agama dan guru sekolah serta seluruh stakeholders yang berkepentingan.
ü  Ketersedeiaan dana yang cukup dari pemerintah untuk penanggulangan penyakit malaria.
ü  SDM yang sudah mampu untuk melakukan penyuluhan kepada masyarakat setempat mengenai malaria
2.      Weakness (kelemahan)
ü  Masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, serta  kondisi lingkungan dengan sanitasinya buruk.
ü   Fasilitas kesehatan kesehatan kurang dan anggaran dana sedikit.
ü  Kewaspadaan dni dari SDM yang kurang terhadap kejadian wabah malaria.
3.      Opportunities (peluang)
ü  Meningkatkan kinerja petugas kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
ü  Meningkatkan kewaspadaan dini masyarakat terhadap penyakit khususnya malaria
ü  Melakukan pelatihan pada petugas kesehatan terhadap penanganan malaria dengan cepat tanggap secara dini, yang diharapkan dapat menemukan dan mengobati penderita malaria dengan cepat dan mengadakan pengamatan secara dini terhadap keadaan yang potensial terjadinya kejadian luar biasa KLB
4.      Threats (ancaman)
ü  Dapat meningkatnya angka kematian dan kesakitan akibat malaria
ü  Kurangnya pengetahuan petugas kesehatan terhadap alat-alat yang digunakan dalam pemberantasan nyamuk.

No comments:

Post a Comment