Perencanaan
Program Penanggulangan KLB Malaria Di Kota Mataram
Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh
parasit dari genus Plasmodium yang termasuk golongan protozoa melalui
perantaraan tusukan (gigitan) nyamuk Anopheles spp. Indonesia merupakan
salah satu negara yang memiliki endemisitas tinggi.
Malaria merupakan penyakit yang terdapat di daerah Tropis.
Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan yang
memungkinkan nyamuk untuk berkembangbiak dan berpotensi melakukan kontak dengan
manusia dan menularkan parasit malaria. Contoh faktor-faktor lingkungan itu
antara lain hujan, suhu, kelembaban, arah dan kecepatan angin, ketinggian.
Salah satu faktor lingkungan yang juga mempengaruhi peningkatan kasus malaria
adalah penggundulan hutan, terutama hutan-hutan bakau di pinggir pantai. Akibat
rusaknya lingkungan ini, nyamuk yang umumnya hanya tinggal di hutan, dapat
berpindah di pemukiman manusia, kerusakan hutan bakau dapat menghilangkan
musuh-musuh alami nyamuk sehingga kepadatan nyamuk menjadi tidak terkontrol.
Ketika nyamuk anopheles betina (yang mengandung
parasit malaria) menggigit manusia, akan keluar sporozoit dari kelenjar ludah
nyamuk masuk ke dalam darah dan jaringan hati. Dalam siklus hidupnya parasit
malaria membentuk stadium sizon jaringan dalam sel hati (stadium
ekso-eritrositer). Setelah sel hati pecah, akan keluar merozoit/kriptozoit yang
masuk ke erotrosit membentuk stadium sizon dalam eritrosit (stadium
eritrositer). Disitu mulai bentuk troposit muda sampai sizon tua/matang
sehingga eritrosit pecah dan keluar merozoit
Gejala demam pada malaria biasanya penderita akan merasa
menggigil (15-60 menit) seperti orang yang kedinginan namun suhu tubuh sangat
tinggi. Kejadian menggigil disertai dengan demam tinggi ini bisa berlangsung
beberapa jam kemudian penderita akan berkeringat selama 2-4 jam timbul setelah
demam terjadi akibat gangguan metabolism dan suhu tubuh akan turun kembali
normal. Kejadian ini bisa berlangsung tiap hari, atau tiap 2 hari atau tiap 3
hari atau tidak tentu tergantung jenis malarianya. Sekali terinfeksi malaria seumur
hidup akan mengalami serangan demam menggigil itu jika kekebalan tubuh menurun.
sedang demam biasa adalah demam yang hanya bersifat situasinoal dan bisa sembuh
total dan biasanya karena penyakit infeksi akut non Plasmodium.
1.
Pengumpulan
Data.
Situasi penyakit malaria di Kota Mataram tahun 2008
tergolong Low Insidens Area (<10 / 1.000 penduduk).Keadaan ini disebabkan
oleh kondisi geografis Kota Mataram yang sebagian besar merupakan daerah
perkotaan yang bukan merupakan tempat perindukan potensial bagi vektor malaria
yaitu nyamuk Anopheles.
Namun demikian Kota Mataram juga memiliki daerah
pesisir pantai di bagian barat dengan beberapa lagun yang merupakan daerah
dengan resiko malaria. Disamping itu, perbatasan Kota Mataram bagian utara,
selatan dan timur dikelilingi oleh wilayah Kabupaten Lombok Barat yang masih
merupakan daerah endemis malaria.
Oleh karena itu, dengan bantuan dana dari Global
Fund Komponen Malaria dilakukan beberapa kegiatan dalam upaya pengendalian
malaria di Kota Mataram seperti MBS ( Mass Blood Survey ), upaya peningkatan
kualitas SDM melalui pelatihan-pelatihan untuk kader, bidan, dokter, petugas
mikroskopis dan surveilans. Untuk meningkatkan kegiatan penemuan dan
pengobatan, dibentuk 30 Posmaldes (Pos Malaria Desa) di 3 wilayah puskesmas
yang beresiko malaria.
Jumlah kasus malaria pada tahun 2008 dapat dilihat
pada tabel berikut.
Dari tabel tersebut di atas terlihat juga bahwa
Slide Positif Rate (SPR) terus menurun di mana tahun 2005 sebesar 1%, tahun
2006 sebesar 2.03%, tahun 2007 sebesar 1,70% dan tahun 2008 0,63%. Sesuai
dengan kebijakan nasional yang menggunakan standar API (Annual Paracite Incidence),
insiden Malaria di kota Mataram juga menurun, ini dilihat dari API tahun 2005
sebesar 0,08 ‰, tahun 2006 sebesar 0,13 ‰, tahun 2007 sebesar 0,09 ‰, dan tahun
2008 turun menjadi 0,06 ‰. Sedangkan API (Annual Paracite Incidence) untuk
Puskesmas, yang tertinggi adalah Puskesmas Tanjung Karang dengan API 0,18 ‰
dimana Puskesmas Tanjung Karang merupakan 1 dari 3 Puskesmas yang memiliki
wilayah-wilayah dengan resiko malaria.
Kasus positif malaria di wilayah Kota Mataram
sebagian besar merupakan kasus import yang datang dari luar Kota Mataram atau
di dapat juga oleh penduduk Kota Mataram yang bepergian ke wilayah-wilayah endemis
malaria. Oleh karena itu, petugas surveilans malaria di tiap Puskesmas juga
melakukan kegiatan surveilan migrasi yang bertujuan mengamati dan melakukan
screening terhadap orang-orang yang datang dari wilayah-wilayah endemis
malaria.
2.
Identifikasi masalah
Malaria
merupakan suatu masalah kesehatan yang banyak terjadi pada negara-negara
tropis. Malaria juga dapat menjadi suatu masalah bagi orang-orang yang
berkunjung ke negara-negara tropis tersebut. Jika anda bepergian atau traveling
pada suatu daerah tropis atau ke suatu negara dimana kasus malaria sering
terjadi di sana, anda sebaiknya berhati-hati akan rersiko penularan malaria dan
lakukanlah tindakan pencegahan sebelum terserang penyakit ini.
Memasuki
musim penghujan malaria biasanya mudah terjadi, pemerintah dan petugas
kesehatan setempat menghimbau kepada masyarakat agar mewaspadai penyakit
malaria. Sebab musim hujan sangat rentan dengan perkembangbiakan nyamuk
penyebab malaria (anopheles). Hujan menyebabkan naiknya kelembaban nisbi udara
dan menambah jumlah tempat perkembangbiakan (breeding places) dan
terjadinya epidemi malaria. Besar kecilnya pengaruh tergantung pada jenis dan
derasnya hujan, jenis vektor dan jenis tempat perindukan. Hujan yang diselingi
panas akan memperbesar kemungkinan berkembang biaknya nyamuk Anopheles.
Pada
hakikatnya malaria merupakan penyakit berbasis lingkungan yang menjadi pola
kesakitan dan kematian di Indonesia yang mengindikasikan masih rendahnya
cakupan dan kualitas intervensi kesehatan lingkungan. Sebagai salah satu rumpun
penyakit reemerging atau yang biasa diistilahkan sebagai penyakit yang dapat
menular kembali secara missal membuat penyakit malaria hingga saat ini masih
menjadi ancamam serius bagi masyarakat yang tinggal di daerah tropis dan subtropis,
dimana pada kawasan tersebut- malaria sering menimbulkan kejadian luar biasa.
Dari data yang dimiliki oleh Kementrian Kesehatan, terdapat sekitar 500 juta
penduduk dunia terinfeksi penyakit malaria- dari jumlah tersebut lebih dari
satu juta orang meninggal dunia. Apabila kita telusuri lebih lanjut, maka
ditemukan bahwa kasus terbanyak menimpa masyarakat di Afrika, Amerika Latin,
Timur Tengah dan beberapa Negara bagian Eropa- serta beberapa negara Asia tidak
terkecuali Indonesia.
Kasus positif malaria di wilayah Kota Mataram
sebagian besar merupakan kasus import yang datang dari luar Kota Mataram atau
di dapat juga oleh penduduk Kota Mataram yang bepergian ke wilayah-wilayah
endemis malaria. Oleh karena itu, petugas surveilans malaria di tiap Puskesmas
juga melakukan kegiatan surveilan migrasi yang bertujuan mengamati dan melakukan
screening terhadap orang-orang yang datang dari wilayah-wilayah endemis
malaria.
3. Menetapkan prioritas masalah
Malaria
adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh parasit jenis plasmodium.
Dalam kasus penyebaran penyakit malaria, kita seringkali melupakan akar masalah
mengapa penyakit tersebut bisa tersebar dan menelan korban jiwa dan serta
cenderung menimbulkan kejadian luar biasa ( KLB ). Sejauh ini penyelesaian masalah
atau solusi yang umum dilaksanakan masih berkutat pada bagaimana mengobati
orang yang sakit malaria ataupun mengupayakan memberantas nyamuk sebagai vektor
bagi penyebaran parasit plasmodium yang menyebabkan tubuh seseorang menjadi
sakit. Oleh karena itu, berkaitan dengan penyebaran malaria ini, paling tidak
ada tiga faktor utama yang mesti mendapat perhatian bersama dan saling
berhubungan satu sama lain yaitu host ( manusia/nyamuk ), agent ( parasit
plasmodium ) dan environment ( lingkungan ) sehingga penyebaran malaria
potensial terjadi apabila ketiga komponen tersebut saling mendukung.
Program in
diharapkan dapat berjalan dengan lancar, oleh karena itu dibutuhkan kesadaran
masyarakat dan tenaga ahli dalam masalah ini, disamping itu, teknologi yang dibutuhkan
juga harus ada dan memadai. Pemerintah telah menyiapkan sejumlah alat
pengasaapan / alat fogging untuk pemberantasan nyamuk. Jika program ini
berhasil, tentunya akan membawa dampak yang sangat besar bagi masyarakat,
petugas kesehatan maupun pemerintah dan untuk kedepanya masyarakat dapat
terjamin/terbebas dari penyakit malaria .
4.
Menyusun
alternatif jalan keluar.
a) Dinas kesehatan dan petugas
kesehatan diharapkan gencar melakukan pengasapan dan pemberian abate di
tempat penampungan genangan air, area persawahan tetapi kalau tidak diikuti
kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungannya, upaya akan sulit tercapai.
b) Melakukan pelatihan pada petugas
kesehatan terhadap penanganan malaria dengan cepat tanggap secara dini, yang
diharapkan dapat menemukan dan mengobati penderita malaria dengan cepat dan
mengadakan pengamatan secara dini terhadap keadaan yang potensial terjadinya
kejadian luar biasa KLB.
c) Pemda perlu menganggarkan dana yang
dalam jumlah besar untuk pemberantasan penyakit malaria pada masa yang akan
datang.
d) Membentuk organosasi/kelompok
anti malaria di masyarakat yang dilengkapi dengan fasilitas memadai (alat
fogging dan obat anti malaria)
e) menggratiskan biaya pengobatan bagi
pasien penderita malaria di setiap puskesmas sampai dengan sembuh.
f) Memberantas vektor ( nyamuk penular
malaria ) dengan mengikut sertakan kepedulian dan peranserta masyarakat dalam
menata lingkungannya secara kolaboratif dengan upaya penyuluhan kepada
masyarakat sekitar, tentang proteksi diri, perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS), serta memberikan pengetahuan bahayanya penyakit menular malaria yang
berkesinambungan untuk merubah perilaku masyarakat dalam pemberantasan malaria,
dengan melibatkan : PKK Desa/ Kelurahan , tokoh masyarakat, tokoh agama dan
guru sekolah serta seluruh stakeholders yang berkepentingan.
5.
Memilih prioritas jalan keluar
Dari
bebeapa alternative jalan keluar yang ada diatas dapat diprioritaskan untuk
dijalankan yaitu sebagai berikut dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti
halnya untuk mencapai tujuan, evektif, efisien biaya, serta ketersediaan sumber
daya manusia.
a) Memberantas vektor ( nyamuk penular
malaria ) dengan mengikut sertakan kepedulian dan peranserta masyarakat dalam
menata lingkungannya secara kolaboratif dengan upaya penyuluhan kepada
masyarakat sekitar, tentang proteksi diri, perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS), serta memberikan pengetahuan bahayanya penyakit menular malaria yang
berkesinambungan untuk merubah perilaku masyarakat dalam pemberantasan malaria,
dengan melibatkan : PKK Desa/ Kelurahan , tokoh masyarakat, tokoh agama dan
guru sekolah serta seluruh stakeholders yang berkepentingan.
b) Melakukan pelatihan pada petugas
kesehatan terhadap penanganan malaria dengan cepat tanggap secara dini, yang
diharapkan dapat menemukan dan mengobati penderita malaria dengan cepat dan
mengadakan pengamatan secara dini terhadap keadaan yang potensial terjadinya
kejadian luar biasa KLB.
6.
Melakukan uji lapangan
Uji lapangan ini untuk mengetahui
berbagai factor pendukung dan penghambat yang kiranya akan ditemukan.
a) Untuk factor pendukung.
ü Ketersediaan dana yang cukup dari
pemerintah untuk penanggulangan penyakit malaria
ü SDM yang sudah mampu untuk melakukan
penyuluhan kepada masyarakat setempat mengenai malaria.
ü Peran masyarakat dalam pemberantasan
vector nyamuk malaria dan dapat segera melaporkan penderita malaria pada
petugas kesehatan.
b) Untuk factor penghambat
ü Kewaspadaan dni dari SDM yang kurang
terhadap kejadian wabah malaria
ü Masih kurangnya kesadaran masyarakat
untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, serta kondisi lingkungan dengan
sanitasinya buruk.
ü Fasilitas kesehatan kesehatan kurang
dan anggaran dana sedikit.
7.
Menyusun rancangan kerja selengkapnya
a) Rumusan misi
·
Meningkatkan
kewaspadaan dini dan kesadaran masyarakat/warga setempat mengenai hidup bersih
dan sehat.
·
Untuk
mencapai masyarakat yang sehat, sejahtera dari penyakit dan terbebas dari
penyakit menular malaria.
b) Rumusan visi
·
Memberdayakan/melibatkan
masyarakat dalam hal peningkatan kesejahterahan dan penanggulangan penyakit
malaria.
·
Meningkatkan
kinerja petugas kesehatan serta perhatian pemerintah untuk memberantas
vector/penyakit malaria.
c) Tujuan
Tujuan
umum
·
Meningkatkan
kinerja petugas kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Tujuan khusus
·
Menjaga
masyarakat dari serangan penyakit malaria
·
Meningkatkan
kewaspadaan dini masyarakat terhadap penyakit khususnya malaria
·
Menyadarkan
masyarakat untuk hidup bersih dan sehat.
d) Asumsi perencanaan
Agar
program ini dapat berjalan dengan dengan baik maka dibutuhkannya dukungan dari
semua pihak yang terlibat didalamnya seperti: anggaran dana dari pemda yang
cukup, SDM harus tersedia untuk memberikan petunjuk kepada masyarakat,
alat/fasilitas yang dibutuhkan harus semuanya dalam keadaan lengkap sehingga
dalam pelaksanaannya tidak terkendala dalam melakukan pemberantasan nyamuk dan
peran serta masyarakat dalam program ini.
e) Strategi pendekatan
Untuk
mencapai tujuan yang telah dirumuskan diatas, tentunya sangat dibutuhkan
dukungan dari pemerintah setempat, serta masyarakat yang hidup dalam wilayah
tersebut.
Untuk mendapatkan dukungan tersebut
tentunya harus dilakukan pendekatan pendekatan, baik kepada pemerintah, dalam
hal ini untuk mendapatkan dukungan secara materi, maupun kepada masyarakat umum
untuk keberhasilan program.
f) Kelompok sasaran
Sasaran
dari program penanggulangan KLB malaria ini adalah semua warga masyarakat tanpa
terkecuali yang hidup dalam wilayah tersebut. Untuk mencegah terjadinya
penyakit perkembangbiakan malaria.
g) Waktu
Program
kegiatan penanggulangan dan pemantauan KLB malaria ini akan dilaksanakan selama
delapan bulan kedepan.
h) Organisasi dan tenaga pelaksana
Dalam
program ini akan melibatkan petugas kesehatan, pemerintah, serta semua kalangan
masyarakat(RW,RT, dan Warga setempat) yang bertempat tinggal diwilayah
tersebut.
Demi
tercapainya tujuan yang diinginkan bersama untuk itu harapan partisipasi dari
semua kalangan sangat diharapkan, tentunya program ini harus mendapat dukungan
dari masyarakat atau masyarakat harus bisa bekerja sama dengan pegawai
kesehatan dan pemerintah sehingga kejadian penyakit malaria dapat ditekan
sekecil mungkin atau bahkan dihilangkan, dan semuanya membutuhkan keseriusan
dari semua pihak.
i)
Biaya
Biaya yang
dianggarkan dari pemerintah khusus untuk program penanggulangan KLB
malaria ini sebesar 2 milyar dari anggaran pendapatan daerah (APBD). Anggaran
ini jauh lebih besar daripada anggaran tahun-tahun sebelunya, hal ini merupakan
salah satu bukti bagaimana keseriusan pemerintah dalam menjaga dan meningkatkan
kesehatan masyarakatnya.
8)
Metode penilaian dan kriteria keberhasilan.
Keberhasilan program diatas dapat
dikatakan berhasil, apabila angka kesakitan/kematian akibat kasus penyakit
malaria menurun dan sebaliknya jika telah dilakukan program tersebut tidak ada
perubahan pada kejadian malaria atau bahkan semakin meningkatnya KLB malaria
program tersebut dapat dikatakan gagal.
Analisis swot program diatas :
1.
Strengths (kekuatan)
ü Adanya dukungan dari PKK Desa/
Kelurahan , tokoh masyarakat, tokoh agama dan guru sekolah serta seluruh
stakeholders yang berkepentingan.
ü Ketersedeiaan dana yang cukup dari
pemerintah untuk penanggulangan penyakit malaria.
ü SDM yang sudah mampu untuk melakukan
penyuluhan kepada masyarakat setempat mengenai malaria
2.
Weakness
(kelemahan)
ü Masih kurangnya kesadaran masyarakat
untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, serta kondisi lingkungan dengan
sanitasinya buruk.
ü Fasilitas kesehatan kesehatan kurang dan
anggaran dana sedikit.
ü Kewaspadaan dni dari SDM yang kurang
terhadap kejadian wabah malaria.
3.
Opportunities (peluang)
ü Meningkatkan kinerja petugas
kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
ü Meningkatkan kewaspadaan dini
masyarakat terhadap penyakit khususnya malaria
ü Melakukan pelatihan pada petugas
kesehatan terhadap penanganan malaria dengan cepat tanggap secara dini, yang
diharapkan dapat menemukan dan mengobati penderita malaria dengan cepat dan
mengadakan pengamatan secara dini terhadap keadaan yang potensial terjadinya
kejadian luar biasa KLB
4.
Threats (ancaman)
ü Dapat meningkatnya angka kematian
dan kesakitan akibat malaria
ü Kurangnya pengetahuan petugas
kesehatan terhadap alat-alat yang digunakan dalam pemberantasan nyamuk.
No comments:
Post a Comment