Saturday, April 7, 2012

ASKEP PERITONITIS


ASKEP PERITONITIS


 

PENGKAJIAN

1.         Nyeri abdomen dan kekakuan di atas area inflamasi
·       Nyeri lepas
·       Dapat menyebar ke bahu
2.         Distensi abdomen
3.         Anoreksia
4.         Mual, muntah
5.         Bising usus menurun sampai hilang
6.         Tidak dapat mengeluarkan feses atau flatus
7.         Menggigil, demam
8.         Takikardia
9.         Hipotensi
10.   Lekositosis
11.   Ansitas
12.   Pernapasan torakal, cepat dan dangkal
13.   Emesis fekal.
Pemeriksaan Diagnostik ...
Pemeriksaan Diagnostik :
1.         Jumlah darah lengkap :
·       Lekosit meningkat sampai 20.000/mm3
2.         Pemeriksaan radiologis abdomen.
3.         Aspirasi peritoneal.

DIAGNOSA KEPERAWATAN


1.         Perubahan volume cairan yang berhubungan dengan peningkatan aliran darah ke peritonium, muntah, dan atau perforasi gastrointestinal

 

2.         Ketidakefektifan pola napas sekunder terhadap nyeri abdomen dan distensi

 

3.         Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan muntah dan kurang masukan


4.         Nyeri yang berhubungan dengan inflamasi dan ditensi

5.         Ansitas yang berhubungan dengan krisis situasi.

INTERVENSI  KEPERAWATAN



Dx. 1 :
“Perubahan volume cairan yang berhubungan dengan peningkatan aliran darah ke peritonium, muntah dan atau perforasi gastrointestinal”

Intervensi :
1.         Pertahankan puasa, kaji status hidrasi
2.         Pantau tanda vital dan CVP setiap jam, observasi tanda syok.
3.         Pertahankan cairan parenteral dengan elektrolit, antibiotik dan vitamin.
4.         Timbang berat badan setiap hari dengan waktu, pakaian dan timbangan yang sama.
5.         Ukur masukan dan haluaran setiap 8 jam, ukur haluaran urine setiap jam, bila kurang dari 30 sampai 50 ml/jam beritahu dokter.
6.         Bantu dalam aspirasi/lavase peritoneal.
7.         Pantau elektrolit, gas darah, Hb dan Ht.
8.         Lakukan latihan rentang gerak pasif atau bantu dan ajarkan.

Kriteria evaluasi :
Pasien akan menunjukkan :
1.         Hidrasi yang adekuat dengan turgor kulit normal dan membran mukosa lembab.
2.         Tanda vital stabil.
3.         Masukan dan haluaran seimbang.

Dx. 2 :
“Ketidakefektifan pola napas sekunder terhadap nyeri abdomen dan distensi”.

Intervensi :
1.         Kaji status pernapasan, pantau terhadap adanya pernapasan dangkal dan cepat.
2.         Pertahankan tirah baring dalam lingkungan yang tenang dengan kepala ditinggikan 350 – 450 .
3.         Pantau terapi oksigen
4.         Bantu dan ajarkan pasien untuk membalik dan batuk setiap 4 jam dan napas dalam setiap 1 sampai 2 jam.
5.         Auskultasi bunyi napas setiap 4 jam.

Kriteria Evaluasi :
Pasien akan :
1.         Menunjukkan pernapasan dan bunyi napas normal.
2.         Mendemonstrasikan kemampuan untuk melakukan latihan pernapasan.


Dx. 3 :
“Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan muntah dan kurang masukan”.

Intervensi :
1.         Pantau selang nasogastrik atau selang usus naso-oral; sambungkan ke alat penghisap rendah intermitten.
2.         Pantau karakter, jumlah, warna dan bau drainase.
3.         Pantau terhadap keluarnya flatus
4.         Auskultasi abdomen terhadap bising usus setiap 8 jam.
5.         Pantau NPT sesuai indikasi.
6.         Bila bising usus kembali dan selang nasogastrik-usus diangkat, berikan diet cairan jernih sesuai toleransi.

Kriteria Evaluasi :
Pasien akan :
1.         Mengungkapkan tidak ada mual/muntah.
2.         Mentoleransi diet dengan adekuat.



Dx. 4 :
Nyeri yang berhubungan dengan inflamasi dan distensi.

Intervensi :
1.         Kaji tipe, lokasi dan beratnya nyeri.
2.         Berikan analgesik setelah diagnosis dibuat
3.         Kaji keefektifan tindakan penghilang nyeri.
4.         Pertahankan posisi nyaman untuk meminimalkan stres pada abdomen dan ubah posisi dengan sering.
5.         Berikan periode istirahat yang terencana
6.         Diskusikan dan ajarkan pilihan teknik penatalaksanaan nyeri.

Kriteria Evaluasi :
Pasien akan :
1.         Mengungkapkan tidak ada nyeri atau nyeri berkurang.
2.         Menunjukkan kemampuan melaksanakan teknik penatalaksanaan nyeri.



Dx. 5 :
“Ansitas yang berhubungan dengan krisis situasi”.

Intervensi :
1.         Kaji tingkat ansitas.
2.         Kaji keterampilan koping saat ini
3.         Jelaskan semua tindakan dan prosedur
4.         Beri penguatan atas penjelasan dokter tentang penyakit dan tindakan.
5.         Bantu dan ajarkan teknik relaksasi
6.         Diskusikan dan ajarkan pilihan teknik penatalaksanaan nyeri.

Kriteria Evaluasi :
Pasien akan :
1.         Mengekspresikan perasaan dan pemahaman cara koping positif.
2.         Menunjukkan lebih relaks dan nyaman.

--- ooo000ooo ---

No comments:

Post a Comment