Saturday, October 1, 2011

ASKEP PERKEMBANAN PUBERTAS

ASKEP PERKEMBANAN PUBERTAS 1) Definisi • Menurut Prawirohardjo (1999: 127) pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. • Menurut Soetjiningsih (2004: 134) pubertas adalah suatu periode perubahan dari tidak matang menjadi matang. • Menurut Monks (2002: 263) pubertas adalah berasal dari kata puber yaitu pubescere yang artinya mendapat pubes atau rambut kemaluan, yaitu suatu tanda kelamin sekunder yang menunjukkan perkembangan seksual. • Menurut Root dalam Hurlock (2004) Pubertas merupakan suatu tahap dalam perkembangan dimana terjadi kematangan alat–alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi. 2) Etiologi Stress dan depresi keturunan Nutrisi yang kurang, penurunan berat badan berlebihan, olahraga berlebihan, obesitas Gangguan hipotalamus dan hipofisis Gangguan indung telur Obat-obatan Penyakit kronik dan Sindrom Asherman C. PATOFISIOLOGI Hipogonadotropik hipogonadisme menyebabkan lambatnya pelepasan GnRH yang disebabkan oleh komponen multifaktor dari menurunnya lemak tubuh dan peningkatan β endhorphins. Penyakit kronis dapat mempengaruhi perkembangan pubertas dengan cara mengganggu metabolisme lewat malabsorbsi dan nutrisi buruk ( Crohn disease, diabetes mellitus, hipotiroid, hipertiroid, fibosis kistik, anorexia nervosa, olahraga yang berlebihan). sindroma ovarium gonadotropin-resistant, yang mana ditandai dengan FSH-resistant ovarium, dapat terjadi akibat dari kemoterapi alkylating dosis tinggi dan terapi radiasi pada pelvis. Peningkatan ESR dan anti-ovarian antibodi dapat mengakibatkan oophoritis autoimun, tapi tes yang lain jarang diperlukan. Oophoritis autoimun adalah diagnosis yang tidak bisa diperbaiki, seperti juga semua bentuk hipergonadotropik hipogonadisme yang lain. D.TANDA DAN GEJALA menstruasi pada usia 16 tahun, tanpa perkembangan seksual sekunder (perkembangan payudara, perkembangan rambut pubis), atau kondisi dimana wanita tersebut tidak mendapatkan menstruasi padahal sebelumnya sudah pernah mendapatkan menstruasi. Gejala lainnya tergantung dari apa yang menyebabkan terjadinya amenorea. E. MANISFESTASI Pencapaian kematangan seksual pada gadis remaja ditandai oleh kehadiran menstruasi dan pada pria ditandai oleh produksi semen. Hormon-hormon utama yang mengatur perubahan ini adalah androgen pada pria dan estrogen pada wanita, zat-zat yang juga dihubungkan dengan penampilan ciri-ciri seksual sekunder: rambut wajah, tubuh, dan kelamin dan suara yang mendalam pada pria; rambut tubuh dan kelamin, pembesaran payudara, dan pinggul lebih lebar pada wanita. Perubahan fisik dapat berhubungan dengan penyesuaian psikologis; beberapa studi menganjurkan bahwa individu yang menjadi dewasa di usia dini lebih baik dalam menyesuaikan diri daripada rekan-rekan mereka yang menjadi dewasa lebih lambat (Kesrepro, 2007). F.PENATALAKSANAAN Pengobatan yang digunakan tergantung penyebabnya dan yang sering digunakan adalah seks steroid dosis rendah ditingkatkan secara bertahap dimana pada laki-laki digunakan testosteron enante intramuskular dan pada perempuan digunakan estrogen dan medrokiprogesteron. Dengan menggunakan seks steroid dosis rendah yang ditingkatkan secara bertahap akan terangsang secara alamiah dengan efek samping yang minimal pada pertumbuhan. G. PEMERIKSAAN FISIK Pada pemeriksaan fisik, yang pertama kali diperiksa adalah tanda vital, termasuk tinggi badan, berat badan dan perkembangan seksual. Pemeriksaan fisik yang lain adalah sebagai berikut : • Keadaan umum : o Anoreksia-cacheksia, bradikardi, hipotensi, dan hipotermi. o Tumor hipofise-perubahan pada funduskopi, gangguan lapang pandang, dan tanda-tanda saraf kranial. o Sindroma polikistik ovarium-jerawat, akantosis, dan obesitas. o Inflammatory bowel disease-Fisura, skin tags, adanya darah pada pemeriksaan rektal. o Gonadal dysgenesis ( sindroma Turner )- webbed neck, lambatnya perkembangan payudara. • Keadaan payudara o Galactorrhea-palpasi payudara. o Terlambatnya pubertas- diikuti oleh rambut kemaluan yang jarang. o Gonadal dysgenesis (sindroma Turner )- tidak berkembangnya payudara dengan normalnya pertumbuhan rambut kemaluan. • Keadaan rambut kemaluan dan genitalia eksternal o Hiperandrogenisme- distribusi rambut kemaluan dan adanya rambut di wajah. o Sindroma insensitifitas androgen- Tidak ada atau jarangnya rambut ketiak dan kemaluan dengan perkembangan payudara. o Terlambatnya pubertas- tidak disertai dengan perkembangan payudara. o Tumor adrenal atau ovarium- clitoromegali, virilisasi. o Massa pelvis- kehamilan, massa ovarium, dan genital anomali. • Keadaan vagina o Imperforasi himen- menggembung atau edema pada vagina eksternal. o Agenesis ( Sindroma Rokitansky-Hauser )- menyempitnya vagina tanpa uterus dan rambut kemaluan normal. o Sindroma insensitifitas androgen- menyempitnya vagina tanpa uterus dan tidak adanya rambut kemaluan. • Uterus : Bila uterus membesar, kehamilan bisa diperhitungkan. • Cervix : Periksa lubang vagina, estrogen bereaksi dengan mukosa vagina dan sekresi mukus. Adanya mukus adalah tanda bahwa estradiol sedang diproduksi oleh ovarium. Kekurangan mukus dan keringnya vagina adalah tanda bahwa tidak adanya estradiol yang sedang diproduksi. H. PEMERIKSAAN PENUNJANG PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pertimbangkan untuk melakukan tes laboratorium : CBC, erithrocyte sedimentation rate ( ESR ), thyroid- stimulating hormone ( TSH ), boneage, FSH dan LH, fungsi hati, BUN, kreatinin, urinalisis ( UA ), urin HCG, karyotyping, dehydroepiandrosterone sulfat ( DHEAS ), androstenedione, testosterone, adrenal suppresion test untuk 17- hydroxyprogesterone, pelvic ultrasound, MRI, dan kemungkinan radiograf untuk melihat sella turcica. Yang terakhir ini dapat mendeteksi lesi hipofise di dasar kelenjar hipofise dan dapat mengganggu sella itu sendiri. Banyak ahli yang lebih memilih MRI daripada radiograf untuk melihat sella apabila mencari CNS penyebab amenore. I. ASUHAN KEPERAWATAN PENGKAJIAN KEPERAWATAN - Identitas klien - Riwayat penyakit sekarang - Riwayat penyakit dahulu - Riwat penyakit keluarga - Riwayat psikososial DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Kecemasan berhubunngan dengan kurang pengetahuan 2. ketidakseimbangan nutrisi B/D kurangnya naf su makan INTERVENSI KEPERAWATAN DX 1. Kecemasan berhubunngan dengan kurang pengetahuan Tujuan : cemas dapat diatasi Kreterial hasil:  Klien mampu mengungkapkan gejala cemas  Poster tubuh,ekspresi wajah,dan tingkat aktivitas menunjukan berkurangnya kecemasan. Tindakan  Gunakan pendekatan yang menenangkan R:memberikan solusi  Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku pasien R: memberikan dorongan / motifasi  Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur.R: memberikan pengarahan pada pasien.  Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut.R: memonitor pasien  Berikan obat untuk mengurangi kecemasan R: mengurangi kecemasan DX.2. ketidakseimbangan nutrisi B/D kurangnya nafsu makan Tujuan : nutrisi dapat terpenuhi Kreteria hasil  Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan  Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi  Tidakterjadi penurunan berat badan Tindakan  Kaji adanya alergi makan  Kolabirasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori  Berikan makanan yang terpilih  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitmin c  Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori DAFTAR PUSTAKA • Devi, N. 2009. Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Pubertas Pada Siswi Kelas VII Di SMP N 2 Sidoharjo Sragen. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: AKBIDMUS • Hurlock. 2004. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Yogyakarta : Erlangga. • Nurfajriyah. 2009. Psikologi Remaja. ririrenata.multiply.com/ journal/item/2/psikologi_remaja, 27 April 2009 jam 13.25 WIB. • Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : CV. Sagung Seto

No comments:

Post a Comment