Thursday, September 29, 2011

“KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT”

MAKALAH IKD 4 “KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT” KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan kekuatan dari-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami mengenai Kebutuhan Cairan dan Elektrolit. Selawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW yang telah memperjuangkan islam hingga tetes darah penghabisan, yang telah mengantar kita pada agama yang hakiki. Kami berharap dengan menyelesaikannya makalah ini semoga ada manfaatnya bagi yang membacanya dan bisa dijadikan alat untuk pembelajaran. Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada Dosen Pembimbing kami atas segala petunjuk dan bimbingannya. Tidak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan hasil kerja kami, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kesuksesan makalah kami berikutnya. Mataram,05 Februari 2011 Penulis DAFTAR ISI Daftar Isi Kata Pengantar 1. pendahuluan: 1. Latar Belakang 2. Tujuan 3. Rumusan Masalah 2. Pembahasan: 1. Keseimbangan intake dan output 2. Fisiologi keseimbangan cairan dan elektrolit 3. Nilai normal kebutuhan cairan pada berbagai umur perkembangan 4. Gangguan pada keseimbangan cairan dan elektrolit 5. Proses keperawatan pada klien dengan masalah keseimbangan cairan dan elektrolit 3. Penutup Kesimpulan 4. Daftar Pustaka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya. 1.2 Tujuan: Tujuan kita mempelajari kebutuhan cairan dan elektrolit agar kita mengetahui seberapa pentingnya cairan di dalam tubuh kita dan gangguan apa saja yang bisa terjadi jika kekurangan atau kelebihan cairan dalam tubuh. 1.3 Rumusan Masalah: 1.Keseimbangan intake dan output 2.Fisiologi keseimbangan cairan dan elektrolit 3.Nilai normal kebutuhan cairan pada berbagai umur perkembangan 4.Gangguan pada keseimbangan cairan dan elektrolit 5.Proses keperawatan pada klien dengan masalah keseimbangan cairan dan elektrolit BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Keseimbangan Intake dan Output Keseimbangan cairan dalam tubuh dihitung keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan jumlah cairan yang keluar. Asupan Cairan Asupan (intake) cairan utnuk kondisi normal pada orang dewasa +2500 cc per hari.asupan cairan dapat langsung berupa cairan atau tambahan dari makanan lain. Pengaturan keseimbangan cairan menggunakan mekanisme haus yang diatur oleh hiopotalamus. Pengeluaran Cairan Pengeluaran cairan (output) cairan sebagai bagian dalam mengimbangi asupan cairan pada rang dewasa, dalam kondisi normal adalah + 2500 cc. Hasil-hasil pengeluaran cairan dapat berupa ; • Urine • Keringat • Fases Proses pengaturan cairan tubuh dapat dipengaruhi oleh dua factor,yaitu ;tekeanan cairan dan memberan. 1) Tekanan cairan ; proses difusi dan osmosis melibatkan adanya tekanan cairan. Proses osmotic juga mengguanakan tekanan osmotic, yang merupakan kemampuan partikel untuk menarik larutan melalui memberan. 2) Memberan semipermeabel ; memberan semipermeabel merupakan penyaring agar cairan yang bermolekul besar tidak tergabung, memberan ini terdapat pada dinding kapiler pembuluh darah. Pola keseimbangan antara volume cairan dan komposisi kimia Cairan tubuh mencukupi untuk memenuhi kebutuhan fisik dan dapat diperkuat. (“panduan diagnosa keperawatan NANDA 2006 difinisi dan aplikasi”). Kekurangan volume cairan tubuh Penurunan cairan itravaskuler interstisial dan intraseluler,mengarah pada dehidrasi, kehilangan cairan tanpa perubahan sodium. . (“panduan diagnosa keperawatan NANDA 2006 difinisi dan aplikasi”). 2.2 Fisiologi keseimbangan cairan dan elektrolit Cairan tubuh (60% berat badan) terbagi atas tiga kompartemen normal, yaitu intravaskuler (ISF) 5% berat badan, interstisial 15 % berat badan dan intrasel (40%) berat badan. Cairan intravaskuler dan interstisial bersama-sama disebut ekstrasel (ECF). Dalam keadaan patologis yang mengiri syok yang berkepanjangan, terjadi kebocoran cairan ke rongga ketiga (ke lumen usus, rongga priotenium, dan ke non-fungctioning ECF). ECF adalah cairan tubuh dengan laju malih tinggi, dikeluarkan melalui urin 25 ml/kg/hari serta keringat dan uap nafas (700 ml/m2 /hari). 2.3 Nilai normal kebutuhan cairan pada berbagai umur perkembangan Kebutuhan air berdasarkan umur dan berat badan. Kebutuhan air Umur Jumlah air dalam 24jam Ml/kg berat badan 3 hari 250-300 80-100 1 tahun 1150-1300 120-135 2 tahun 1350-1500 115-125 4 tahun 1600-1800 100-110 10 tahun 2000-2500 70-85 14 tahun 2200-2700 50-60 18 tahun 2200-2700 40-50 Dewasa 2400-2600 20-30 2.4 Gangguan pada keseimbangan cairan dan elektrolit Dalam menangani gannguan keseimbangan cairan dan elektrolit, harus diperhatikan bahwa proses penyakit , misalnya, infeksi atau ilius, di satu sisi dan proses kehilangan cairan berlebihan disisi lain adalah hal yang berjaln sendirisendiri. Tetapi saling memperberat. Tetapi atas penyakit primer harus dilakukan bersamaan dengan erapi cairan, tidak saling menunggu dan terapi cairan harus dapat mengganti kehilangan cairan yang berlebihan. Gangguan keseimbangan elekrolit natruim dan kalium selalu terjadi bersamaan dengan gangguan cairan melalui mekanisme yang rumit. Natruim dalam keseimbangan sangat dipengaruhi oleh jumlah cairan isotonic yang menyertainya. Kadar natrium fisiologis adalah 145 – 150 mEq/L dan tubuh tidak memiliki cadangan natrium. Jadi, kebutuhan dan ekskresi berjalan bersama-sama setiap saat tanpa dapat dipengaruhi. Kalium kebanyakan berada di intrasel,kseimbangan kalium selain ditentukan oleh asupan makanan dan ekskresi di ginjal, juga oleh pH darah yang mengatur keluar masuk kalium pada sel. Setiap sel yang mati, rusak, atau lisis melepas kalium kesirkulasi darah. Secara teoritis, psien mempunyai banyak cadangan kalium didalam tubuhnya.(Wim De Jong,”Ilmu Bedah”ed.2) 1.Kekurangan Natrium Yang disebut natrium adalah air beserta natrium dalam proporsi normal, cairan ini berada pada IVF dan ISF, pada kekurangan natrium sering disebut “hipovolemia”. Diare,muntaber, priotenitis, luka bakar dan syok pad dengue merupakan penyebab utama terjadinya hipovolemia. Hipovolemia Intravaskuler dapat segera diatasi sampai kondis perfisi perifer, nadi, dan tekanan darah mendekati normal. Dengan demikian, diharapkan perpusi organ vital seperti otak dan jantung dapat dipertahankan. Selain itu perfusi organ skunder, terutama organ diperut dapat kembali mendekati normal. Hipovolemia Interstisial lebih perlahan teratasinya karena harus menunggu cairan intravena merembes ke interstisial. Kembalinya turgor kulit, basahnya mukosa lidah, dan berkurangnya haus pulih seiring dengan meningkatnya produksi urin. Cairan pengganti yang sesuai untuk kekurangan cairan IVF adalah “ringer lektat”, “ringer asetat”, NaCl 0,9%..oleh kareana IVF dan ECF tergabung dalam cairan ESF, maka cairan reflecment untuk ISF adalah ringer lektat”,ringer asetat”, dan NaCl 0,9%..(Wim De Jong,”Ilmu Bedah”ed.2) 2. Kelebihan Natrium(Hipernatremia) Hipernatremia merupakan suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma darah yang ditandai dengan adanya kadar natrium dalam plasma sebanyak <> 3. Hipokelemia Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah. Kondisi ini sering terjadi pada pasien dengan diare berkepanjangan, juga ditandai dengan lemahnya denyut nadi, turunnya tekanan darah, tidak nafsu makan dan muntah- muntah,perut kembung, lemah dan lunaknya otot tubuh, tidak beraturannya denyut jantung(aritmia), kurangnya kadar kalium plasma hingga <> 4.Hiperkelemia Merupakan suatu keadaan kelebihan kadar kalium dalam darah.sering terjadi pada pasien luka baker, penyakit ginjal, asidosis metabolic, pemberian kalium berlebihan melalui intravena yang ditandai dengan adanya mula, hiperaktivitas system pencernaan, aritmia, kelemahan, sedikitnya jumlah urin dan diare, serta kadar kalium dalam plasma mencapai > 5 mEq/1t. .(A.Aziz Alimul”kebutuhan dasar manusia II). 2.5 Proses Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Keseimbangan cairan dan Elektrolit 1 Pengkajian Pengkajian keperawatan secara umum pada pasien dengan gangguan atau resiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit meliputi : • Kaji riwayat kesehatan dan kepearawatan untuk identifikasi penyebab gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit • Kaji manifestasi klinik melalui : Timbang berat badan klien setiap hari - Monitor vital sign - Kaji intake output • Lakukan pemeriksaan fisik meliputi : - Kaji turgor kulit, hydration, temperatur tubuh dan neuromuskuler irritability. - Auskultasi bunyi /suara nafas - Kaji prilaku, tingkat energi, dan tingkat kesadaran • Review nilai pemeriksaan laboratorium : Berat jenis urine, PH serum, Analisa Gas Darah, Elektrolit serum, Hematokrit, BUN, Kreatinin Urine. 2 Diagnosis Keperawatan Diagnosis keperawatan yang umum terjadi pada klien dengan resiko atau gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit adalah : • Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ansietas, gangguan mekanisme pernafasan, abnormalitas nilai darah arteri • Penurunan kardiak output berhubungan dengan dysritmia kardio,ketidakseimbangan elektrolit • Gangguan keseimbangan volume cairan : kurang dari kebutuhan tubuhberhubungan dengan diare, kehilangan cairan lambung, diaphoresis, polyuria. • Gangguan keseimbangan cairan tubuh : berlebih bwerhubungan dengan anuria,penurunan kardiak output, gangguan proses keseimbangan, Penumpukan cairan di ekstraseluler. • Kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan kekurangan volume cairan • Gangguan integritas kulit berhubungan dengan dehidrasi dan atau edema • Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan edema 3 Intervensi Keperawatan Intervensi keperawatan yang umum dilakukan pada pasien gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit adalah : a. Atur intake cairan dan elektrolit b. Berikan therapi intravena (IVFD) sesuai kondisi pasien dan intruksi dokter dengan memperhatikan : jenis cairan, jumlah/dosis pemberian, komplikasi dari tindakan c. Kolaborasi pemberian obat-obatan seperti :deuretik, kayexalate. d. Provide care seperti : perawatan kulit, safe environment. 4 Evaluasi/Kreteria hasil : Kreteria hasil meliputi : • Intake dan output dalam batas keseimbangan • Elektrolit serum dalam batas normal • Vital sign dalam batas normal. BAB 3 PENUTUP Kesimpulan: Untuk mempertahankan kesehatan dibutuhkan keseimbangan cairan dan elektrolit asam basa dalam tubuh, Keseimbangan ini dipertahankan oleh asupan, distribusi dan keluaran air dan elektrolit, serta pengaturan komponen-komponen tersebut oleh sistem renal dan paru.Konsenterasi elektrolit dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan bagian yang lainnya, tetapi meskipun konsenterasi ion pada tiap-tiap bagian berbeda, hukum netralitas listrik menyatakan bahwa jumlah muatan-muatan negatif harus sama dengan jumlah muatan-muatan positif. DAFTAR PUSTAKA =Ellis RJ, A Elizabeth, 1994, Nowlis, Nursing, : A Human Needs Approach, Fifth Edition, JB Lippincott Company, Philadephia. Wolf, Weitzel, Fuerst, 1984, Dasar-dasar Ilmu Keperawatan, buku kedua, Gunung Agung, Jakarta. http://dinkes cirebonkota.org/index.php?option=com_content&view=article&id=53:manajemen-stress&catid=17:tips&Itemid40 http://mikopoetro.multiply.com/journal/item/8 Sylvia Anderson Price, Alih : Peter Anugerah, Pathofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi kedua, EGC, Jakarta, 1995.

No comments:

Post a Comment