Thursday, September 29, 2011

ASUHAN KEPERAWATAN RETARDASI

BAB I PENDAHULUAN • Latar belakang Retardasi mental merupakan masalah dunia dengan implikasi yang besar terutama bagi Negara berkembang. Diperkirakan angka kejadian retardasi mental berat sekitar 0,3% dari seluruh populasi dan hampir 3% mempunyai IQ dibawah 70. Sebagai sumber daya manusia tentunya mereka tidak bisa dimanfaatkan karena 0,1% dari anak-anak ini memerlukan perawatan, bimbingan serta pengawasan sepanjang hidupnya. (Swaiman KF, 1989). Prevalensi retardasi mental sekitar 1 % dalam satu populasi. Di indonesia 1-3 persen penduduknya menderita kelainan ini. Insidennya sulit diketahui karena retardasi metal kadang-kadang tidak dikenali sampai anak-anak usia pertengahan dimana retardasinya masih dalam taraf ringan. Insiden tertinggi pada masa anak sekolah dengan puncak umur 10 sampai 14 tahun. Retardasi mental mengenai 1,5 kali lebih banyak pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Sehingga retardasi mental masih merupakan dilema, sumber kecemasan bagi keluarga dan masyarakat. Demikian pula dengan diagnosis, pengobatan dan pencegahannya masih merupakan masalah yang tidak kecil. • Tujuan/Manfaat • Untuk mempelajari definisi tentang retardasi mental • Mempelajari faktor-faktor penyebab retasdasi mental • Mengetahu asuhan keperawatan pada klien retardasi mental • Rumusan masalah • Definisi, etiologi, gejala, pemeriksaan penunjang dari masalah retardasi mental (RM) pada anak • Pengkajian pada anak RM • Diagnosis yang muncul pada anak RM • Intervensi yang dilakukan pada anak RM • Evaluasi BAB II PEMBAHASAN • Pengertian Retardasi Mental Retardasi mental dapat didefinisikan sebagai keterbatasan dalam kecerdasan yang mengganggu adaptasi normal terhadap lingkungan. Retardasi mental adalah suatu keadaan yang ditandai dengan fs. Intelektual berada dibawah normal, timbul pada masa perkembangan/dibawah usia 18 tahun, berakibat lemahnya proses belajar dan adaptasi sosial (D.S.M/Budiman M, 1991). Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensia yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama ialah intelegensi yang terbelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo = kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental. RM mengarah pada keterbatasan beberapa fungsi utama. Kelainan ini ditandai dengan fungsi intelektual yang sangat dibawah rata-rata dan secara bersamaan disertai dengan ditambah penekanan pada keterbatasan yang berhubungan dengan dua atau lebih area penerapan kemampuan adaptasi berikut ini : komunikasi, merawat diri sendiri, tinggal dirumah, keterapilan social, penggunaan sarana umum, mengarahkan diri sendiri, kesehatan dan keamanan, fungsi akademis, santai, dan bekerja. Retardasi mental bermanifestasi sebelum usia 18 tahun. (American Association on Mental Rtardation; Washington DC, 1992). Retardasi mental bukan suatu penyakit walaupun retardasi mental merupakan hasil dari proses patologik di dalam otak yang memberikan gambaran keterbatasan terhadap intelektual dan fungsi adaptif. Retardasi mental dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau gangguan fisik lainnya. Hasil bagi intelegensi (IQ = “Intelligence Quotient”) bukanlah merupakan satu-satunya patokan yang dapat dipakai untuk menentukan berat ringannya retardasi mental. Sebagai kriteria dapat dipakai juga kemampuan untuk dididik atau dilatih dan kemampuan sosial atau kerja. Tingkatannya mulai dari taraf ringan, sedang sampai berat, dan sangat berat.4,5. • Etiologi Penyebab spesifik dari retardasi mental yaitu penyebab biologis. Yang dapat diklasifikasikan yaitu faktor genetik, penyakit infeksi, kecelakaan, dan bahaya lingkungan : • Penyakit gen resesif Salah satu penyakit gen resesif yaitu fenilketonuria (PKU) , bayi saat lahir normal, tidak lama kemudian mengalami defisiensi enzim hati, yaitu fenilalaninhidroksilase. Enzim tersebut dbutuhkan untuk mengubah fenilalanin, suatu asam amino yang terkandung dalam protein menjadi tirosin, suatu asam amino yang penting bagi produksi hormone epinephrine. Karena defisiensi enzim ini, fenilalanin dan derifatnya asam fenilpiruvik tidak dapat terpecah dan justru menumpuk didalam cairan tubuh. Penumpukan ini akhirnya menyebabkan kerusakan otak yang tidak diperbaiki karena asam amino yang tidak termetabolisasi menghambat proses myelinasi, yaitu pembungkusan akson-akson, neuron, yang penting bagi transimsi impuls-impuls dengan cepat sekaligus merupakan transmisi informasi. Neuron-neuron pada lobus frontalis, merupakan daerah yang berperan dalam banyak fungsi mental, seperti pengambilan keputusan yang rasional. Sehingga menyebabkan retardasi mental menjadi sangat berat. • Penyakit infeksi Ibu hamil yang sedang mengalami penyakit infeksi seperti rubella (campak jerman), syphilis, herpes, dll, yang merupakan infeksi kehamilan yang dapat menyebabkan cacat fisik dan retardasi mental pada janin. Penyakit infeksi dapat mempengaruhi perkembangan otak anak setelah lahir. • Kecelakaan Beberapa kecelakaan pada umumnya yang terjadi pada masa kanak-kanak yang dapat menyebabkan berbagai cedera otak dalam tingkat yang bervariasi dan retardasi mental. • Bahaya lingkungan Beberapa polutan lingkungan dapat menyebabkan keracunan dan retardasi mental. Salah satu jenis polutan semacam itu adalah merkuri, yang masuk kedalam dengan mengonsumsi ikan yang mengandung merkuri. Polutan yang lain yaitu timah, kabut asap, dan asap buangan kendaraan bermotor yang ditimbulkan oleh pembakaran bensin, sehingga menyebabkan kerusakan ginjal, dan otak, serta anemia, retardasi mental, kejang-kejang, dan kematian. • Patofisiologi Prenatal : 1. Kelainan Pada Ibu Bayi mendapat darah dari pembuluh darah ibunya, sehingga kelainan yang diderita ibunya akan diteruskan ke janin yang dikandungnya, antara lain : a. Ibunya yang menderita anemia. b. Ibunya yang menderita sakit berat. c. Ketidaksamaan resus antara ibu dan janin. d. Ada infeksi e. Lues / syphilis. f. Maternal rubella. g. Keracunan. h. Ibu menderita sakit berat. i. Ibu yang asma. j. Ibu yang diabetes. 2. Kelainan Dalam Kandungan a. Gangguan pada Ari – ari / Salutio Placenta. b. Perdarahan pada waktu ibu hamil. c. Misalnya ibu jatuh. d. Radiasi. e. Abortus Provokatus. Natal : Ketidaknormalan pada saat janin dilahirkan dapat menyebabkan kelainan pada susunan syaraf pusat si bayi, antara lain : a. Anoxia / hypoxia (partus yang lama; panggul ibu sempit; bayi dengan letak abnormal; partus dengan bantuan alat; operasi caesar; infeksi dari plasenta / ketuban pecah dini. b. Pendarahan intracranial dari bayi. c. Prematuritas. d. Icterus / Joundice neonatum. e. Infeksi pada bayi, misalnya : meningitis purulenta. Postnatal : Semua kelainan yang terjadi sesudah lahir ini sangat banyak penyebabnya , bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, antara lain : a. Encephalomalacia. b. Craniostenoses / sutura menutup dini. c. Microcephali. d. C. V. D. (Cerebro Vascular Disease) e. Infeksi cerebri. f. Tumor intracranial. g. Cidera otak / brain injury. • Manifestasi klinis Retardasi mental bukanlah suatu penyakit walaupun retardasi mental merupakan hasil dari proses patologik di dalam otak yang memberikan gambaran keterbatasan terhadap intelektual dan fungsi adaptif. Retardasi mental dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau gangguan fisik lainnya. Hasil bagi intelegensi (IQ = “Intelligence Quotient”) bukanlah merupakan satusatunya patokan yang dapat dipakai untuk menentukan berat ringannya retardasi mental. Sebagai kriteria dapat dipakai juga kemampuan untuk dididik atau dilatih dan kemampuan sosial atau kerja. Tingkatannya mulai dari taraf ringan, sedang sampai berat, dan sangat berat. Manifestasi klinis sacara umum : • Ggn. Kognitif • Lambatnya ketrampilan dan bahasa • Gagal melewati tahap perkembangan utama • Kemungkinan lambatnya pertumbuhan • Kemungkinan tonus otot abnormal • Terlambatnya perkembangan motorik halus dan kasar • Bergerak pelan sekali dan jalan lebih lambat daripada yang lain • Belajar bicara lebih lambat, punya masalah berbicara • Sulit mengingat sesuatu • Tidak mengerti bagaimana membayar sesuatu • Sulit mengerti peraturan social • Sulit mengerti akibat tindakannya • Sulit memecahkan masalah • Sulit berpikir logis • Klasifikasi • Klasifikasi retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu : 1. Retardasi mental berat sekali IQ dibawah 20 atau 25. Sekitar 1 sampai 2 % dari orang yang terkena retardasi mental. 2. Retardasi mental berat IQ sekitar 20-25 sampai 35-40. Sebanyak 4 % dari orang yang terkena retardasi mental. 3. Retardasi mental sedang IQ sekitar 35-40 sampai 50-55. Sekitar 10 % dari orang yang terkena retardasi mental. 4. Retardasi mental ringan IQ sekitar 50-55 sampai 70. Sekitar 85 % dari orang yang terkena retardasi mental. Pada umunya anak-anak dengan retardasi mental ringan tidak dikenali sampai anak tersebut menginjak tingkat pertama atau kedua disekolah. Ringan 52-68 • Bisa membangun kemampuan sosial & komunikasi • Koordinasi otot sedikit terganggu • Seringkali tidak terdiagnosis • Bisa mempelajari pelajaran kelas 6 pada akhir usia belasan tahun • Bisa dibimbing ke arah pergaulan sosial • Bisa dididik Biasanya bisa mencapai kemampuan kerja & bersosialisasi yg cukup, tetapi ketika mengalami stres sosial ataupun ekonomi, memerlukan bantuan Moderat 36-51 • Bisa berbicara & belajar berkomunikasi • Kesadaran sosial kurang • Koordinasi otot cukup • Bisa mempelajari beberapa kemampuan sosial & pekerjaan • Bisa belajar bepergian sendiri di tempat-tempat yg dikenalnya dengan baik • Bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dengan melakukan pekerjaan yg tidak terlatih atau semi terlatih dibawah pengawasan • Memerlukan pengawasan & bimbingan ketika mengalami stres sosial maupun ekonomi Yang ringan. Berat 20-35 • Bisa mengucapkan beberapa kata • Mampu mempelajari kemampuan untuk menolong diri sendiri • Tidak memiliki kemampuan ekspresif atau hanya sedikit • Koordinasi otot jelek • Bisa berbicara atau belajar berkomunikasi • Bisa mempelajari kebiasaan hidup sehat yg sederhana • Bisa memelihara diri sendiri dibawah pengawasan • Dapat melakukan beberapa kemampuan perlindungan diri dalam lingkungan yg terkendali Sangat berat 19 atau kurang • Sangat terbelakang • Koordinasi ototnya sedikit sekali • Mungkin memerlukan perawatan khusus • Memiliki beberapa koordinasi otot • Kemungkinan tidak dapat berjalan atau berbicara • Memiliki beberapa koordinasi otot & berbicara • Bisa merawat diri tetapi sangat terbatas • Memerlukan perawatan khusus • Klasifikasi retardasi mental • Tingkatan/klasifikasi RM (APA dan Kaplan; Sadock dan Grebb, 1994) 1. Ringan ( IQ 52-69; umur mental 8-12 tahun) Karakteristik : • Usia presekolah tidak tampak sebagai anak RM, ttp terlambat dalam kemampuan berjalan, bicara , makan sendiri, dll • Usia sekolah, dpt melakukan ketrampilan, membaca dan aritmatik dg pdd khusus, diarahkan pada kemampuan aktivitas sosial. • Usia dewasa, melakukan ketrampilan sosial dan vokasional, diperbolehkan menikah tdk dianjurkan memiliki anak. Ketrampilan psikomotor tdk berpengaruh kecuali koordinasi. 2. Sedang ( IQ 35- 40 hingga 50 - 55; umur mental 3 - 7 tahun) Karakteristik : • Usia presekolah, kelambatan terlihat pada perkembangan motorik, terutama bicara, respon saat belajar dan perawatan diri. • Usia sekolah, dpt mempelajari komunikasi sederhana, dasar kesehatan, perilaku aman, serta ketrampilan mulai sederhana, Tdk ada kemampuan membaca dan berhitung. • Usia dewasa, melakukan aktivitas latihan tertentu, berpartisipasi dlm rekreasi, dpt melakukan perjalanan sendiri ke tempat yg dikenal, tdk bisa membiayai sendiri. 3. Berat ( IQ 20-25 s.d. 35-40; umur mental < 3 tahun) Karakteristik : • Usia prasekolah kelambatan nyata pada perkembangan motorik, kemampuan komunikasi sedikit bahkan tidak ada, bisa berespon dalam perawatan diri tingkat dasar spt makan. • Usia sekolah, gangguan spesifik dlm kemampuan berjalan, memahami sejumlah komunikasi/berespon, membantu bila dilatih sistematis. • Usia dewasa, melakukan kegiatan rutin dan aktivitas berulang, perlu arahan berkelanjutan dan protektif lingkungan, kemampuan bicara minimal, meggunakan gerak tubuh. 4. Sangat Berat ( IQ dibawah 20-25; umur mental seperti bayi) Karakteristik : • Usia prasekolah retardasi mencolok, fs. Sensorimotor minimal, butuh perawatan total. • Usia sekolah, kelambatan nyata di semua area perkembangan, memperlihatkan respon emosional dasar, ketrampilan latihan kaki, tangan dan rahang. Butuh pengawas pribadi. Usia mental bayi muda. • Usia dewasa, mungkin bisa berjalan, butuh perawatan total, biasanya diikuti dengan kelainan fisik. • KLASIFIKASI MENURUT PAGE : • -Idiot (IQ dibawah 20; umur mental dibawah 3 tahun) • -Imbisil (IQ antara 20-50, umur mental 3-7,5 tahun) • -Moron ( IQ 50-70, umur mental 7,5-10,5 tahun) Tingkat Retardasi Mental Derajat keparahan Perkiraan rentang IQ Jumlah penyandang MR dalam rentang ini Ringan (mild) 50-55 sampai sekitar 70 Kira-kira 85 % Sedang (moderate) 35-40 sampai 50-55 10 % Berat (severe) 20-25 sampai 35-40 3-4 % Parah (profound) Di bawah 20 atau 25 • % G. Uji laboratorium dan diasnostik - Uji inteligensi standar ( Stanford Binet; Weschler; Bayley Scales of Infant Development, dll) - Uji perkembangan seperti Denver II - Pengukuran Fs. Adaptif (Vineland Adaptif Behavior Scales; School editin of the adaptive Behavior Scales, dll) H. Penatalaksanaan medis 1.Psikostimulan untuk anak yang menunjukkan gangguan konsentrasi/hiperaktif 2.Obat Psikotropika (untuk anak dengan perilaku yg membahayakan diri) 3.Antidepresan, dll Reaksi orangtua : • DISINTEGRASI : Syok, malu, rasa bersalah, kecewa, menyalahkan dokter, mencari keajaiban. • PENYESUAIAN DIRI : Ambivalent, mencari usaha menenangkan diri • REINTEGRASI : Berfungsi efektif, berpikir realistik, buat program bagi anaknya, dll I. Pencegahan • –Imunisasibagianakdanibu sebelumkehamilan • –Konselingperkawinan • –Pemeriksaankehamilanrutin • –Nutrisi yang baik • –Persalinanolehtenagakesehatan • –Memperbaikisanitasidangiziklg • –Pendidikankesehatanmengenaipolahidupsehat • –Program mengentaskankemiskinan, dll J. Rehabilitasi • –Pendidikan dan latihan : Dimasukkan ke SLB untuk RM ringan dan sedang • –Perawatan dalam panti perawatan • –Rehabilitasi kerja • –Penerimaan anak agar merasa berarti : Penolakan anak meyebabkan frustasi, murung, benci, nakal, dll Pencegahan dan Pengobatan Pencegahan primer dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan pada masyarakat, perbaikan keadaan-sosio ekonomi, konseling genetik dan tindakan kedokteran (umpamanya perawatan prenatal yang baik, pertolongan persalinan yang baik, kehamilan pada wanita adolesen dan diatas 40 tahun dikurangi dan pencegahan peradangan otak pada anak-anak). Pencegahan sekunder meliputi diagnosa dan pengobatan dini peradangan otak, perdarahan subdural, kraniostenosis (sutura tengkorak menutup terlalu cepat, dapat dibuka dengan kraniotomi; pada mikrosefali yang kogenital, operasi tidak menolong). Pencegahan tersier merupakan pendidikan penderita atau latihan khusus sebaiknya disekolah luar biasa. Dapat diberi neuroleptika kepada yang gelisah, hiperaktif atau dektrukstif. Konseling kepada orang tua dilakukan secara fleksibel dan pragmatis dengan tujuan antara lain membantu mereka dalam mengatasi frustrasi oleh karena mempunyai anak dengan retardasi mental. Orang tua sering menghendaki anak diberi obat, oleh karena itu dapat diberi penerangan bahwa sampai sekarang belum ada obat yang dapat membuat anak menjadi pandai, hanya ada obat yang dapat membantu pertukaran zat (metabolisme) sel-sel otak. K. Komplikasi • Paralisis cerebral • Gangguan kejang • Masalah-masalah perilaku atau psikiatrik • Deficit komunikasi • Konstipasi (akibat penurunan motilitas usus akibat obat-obatan antikonvulsi, kurang mengkonsumsi makanan berserat dan cairan) • Kelainan kongnital yang berkaitan seperti malformasi esophagus, obstruksi usus halus dan defek jantung • Disfungsi tiroid ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN RETARDASI MENTAL • PENGKAJIAN • Tanda dan gejala : • Mengenali sindrom seperti adanya DW atau mikrosepali • Adanya kegagalan perkembangan yang merupakan indikator : RM seperti anak RM berat biasanya mengalami kegagalan perkembangan pada tahun pertama kehidupannya, terutama psikomotor; RM sedang memperlihatkan penundaan pada kemampuan bahasa dan bicara, dengan kemampuan motorik normal-lambat, biasanya terjadi pada usia 2-3 tahun; RM ringan biasanya terjadi pada usia sekolah dengan memperlihatkan kegagalan anak untuk mencapai kinerja yang diharapkan. • Gangguan neurologis yang progresif • Tingkatan/klasifikasi RM (APA dan Kaplan; Sadock dan Grebb, 1994) • Ringan ( IQ 52-69; umur mental 8-12 tahun) Karakteristik : • Usia presekolah tidak tampak sebagai anak RM, tetapi terlambat dalam kemampuan berjalan, bicara , makan sendiri, dll • Usia sekolah, dpt melakukan ketrampilan, membaca dan aritmatik dengan pendidik khusus, diarahkan pada kemampuan aktivitas sosial • Usia dewasa, melakukan ketrampilan sosial dan vokasional, diperbolehkan menikah tidak dianjurkan memiliki anak. Ketrampilan psikomotor tidak berpengaruh kecuali koordinasi. • Sedang ( IQ 35- 40 hingga 50 - 55; umur mental 3 - 7 tahun) Karakteristik : • Usia presekolah, kelambatan terlihat pada perkembangan motorik, terutama bicara, respon saat belajar dan perawatan diri. • Usia sekolah, dapat mempelajari komunikasi sederhana, dasar kesehatan, perilaku aman, serta ketrampilan mulai sederhana, Tidak ada kemampuan membaca dan berhitung. • Usia dewasa, melakukan aktivitas latihan tertentu, berpartisipasi dlm rekreasi, dapat melakukan perjalanan sendiri ke tempat yang dikenal, tidak bisa membiayai sendiri. • Berat ( IQ 20-25 s.d. 35-40; umur mental < 3 tahun) Karakteristik : • Usia prasekolah kelambatan nyata pada perkembangan motorik, kemampuan komunikasi sedikit bahkan tidak ada, bisa berespon dalam perawatan diri tingkat dasar seperti makan. • Usia sekolah, gangguan spesifik dalam kemampuan berjalan, memahami sejumlah komunikasi/berespon, membantu bila dilatih sistematis. • Usia dewasa, melakukan kegiatan rutin dan aktivitas berulang, perlu arahan berkelanjutan dan protektif lingkungan, kemampuan bicara minimal, meggunakan gerak tubuh. • Sangat Berat ( IQ dibawah 20-25; umur mental seperti bayi) Karakteristik : • Usia prasekolah retardasi mencolok, fungsi Sensorimotor minimal, butuh perawatan total. • Usia sekolah, kelambatan nyata di semua area perkembangan, memperlihatkan respon emosional dasar, ketrampilan latihan kaki, tangan dan rahang. Butuh pengawas pribadi. Usia mental bayi muda. • Usia dewasa, mungkin bisa berjalan, butuh perawatan total, biasanya diikuti dengan kelainan fisik. • Pemeriksaan fisik : • Kepala : Mikro/makrosepali, plagiosepali (btk kepala tdk simetris) • Rambut : Pusar ganda, rambut jarang/tdk ada, halus, mudah putus dan cepat berubah • Mata : mikroftalmia, juling, nistagmus, dll • Hidung : jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping melengkung ke atas, dll • Mulut : bentuk “V” yang terbalik dari bibir atas, langit-langit lebar/melengkung tinggi • Geligi : odontogenesis yang tdk normal • Telinga : keduanya letak rendah; dll • Muka : panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia • Leher : pendek; tdk mempunyai kemampuan gerak sempurna • Tangan : jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibujari gemuk dan lebar, klinodaktil, dll • Dada & Abdomen : tdp beberapa putting, buncit, dll • Genitalia : mikropenis, testis tidak turun, dll • Kaki : jari kaki saling tumpang tindih, panjang & tegap/panjang kecil meruncing diujungnya, lebar, besar, gemuk • Pemeriksaan penunjang • Pemeriksaan kromosom • Pemeriksaan urin, serum atau titer virus • Test diagnostik spt : EEG, CT Scan untuk identifikasi abnormalitas perkembangan jaringan otak, injury jaringan otak atau trauma yang mengakibatkan perubahan. • DIAGNOSA • Gangguan interaksi sosial b.d. kesulitan bicara /kesulitan adaptasi sosial • Defisit perawatan diri b.d. perubahan mobilitas fisik/kurangnya kematangan perkembangan • Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d kelainan fungsi kognitif • Gangguan proses keluarga b.d. memiliki anak RM • IMPLEMENTASI Implementasi di sesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan. • EVALUASI • Anak berfungsi optimal sesuai tingkatannya • Keluarga dan anak mampu menggunakan koping terhadap tantangan karena adanya ketidakmampuan • Keluarga mampu mendapatkan sumber-sumber sarana komunitas • anak dapat membina hubungan saling percaya BAB III PENUTUP • KESIMPULAN Retardasi mental dapat didefinisikan sebagai keterbatasan dalam kecerdasan yang mengganggu adaptasi normal terhadap lingkungan. Retardasi mental menurut penyebabnya, yaitu akibat infeksi, ruda paksa, gangguan metabolisme, penyakit otak post natal, gangguan gizi yang berat dan berlangsung lama sebelum umur 4 tahun, pengaruh penyakit pra natal yang tidak jelas, kelainan kromosom, prematuritas, gangguan jiwa berat, deprifasi psikososial. • SARAN Di harapkan bagi khususnya mahasiswa/i keperawatan untuk lebih memperdalam pengetahuan dan menambah wawasan ilmu kesehatan tentang gangguan retardasi mental

No comments:

Post a Comment