TREND dan ISSUE KEPERAWATAN
Tren Keperawatan
Setelah
 tahun 2000, dunia khususnya bangsa Indonesia memasuki era globalisasi, 
pada tahun 2003 era dimulainya pasar bebas ASEAN dimana banyak tenaga 
professional keluar dan masuk ke dalam negeri. Pada masa itu mulai 
terjadi suatu masa transisi/pergeseran pola kehidupan masyarakat dimana 
pola kehidupan masyarakat tradisional berubah menjadi masyarakat yang 
maju. Keadaan itu menyebabkan berbagai macam dampak pada aspek kehidupan
 masyarakat khususnya aspek kesehatan baik yang berupa masalah 
urbanisaasi, pencemaran, kecelakaan, disamping meningkatnya angka 
kejadian penyakit klasik yang berhubungan dengan infeksi, kurang gizi, 
dan kurangnya pemukiman sehat bagi penduduk. Pergeseran pola nilai dalam
 keluarga dan umur harapan hidup yang meningkat juga menimbulkan masalah
 kesehatan yang berkaitan dengan kelompok lanjut usia serta penyakit 
degeneratif. Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi 
peningkatan kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, 
peningkatan pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap 
hukum dan menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh 
kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki 
pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional. 
Keadaan ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya 
keperawatan dapat memenuhi standart global internasional dalam 
memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki kemampuan 
professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap aspek
 social budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan 
Iptek.
Namun
 demikian upaya untuk mewujudkan perawat yang professional di Indonesia 
masih belum menggembirakan, banyak factor yang dapat menyebabkan masih 
rendahnya peran perawat professional, diantaranya :
1.
 Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan. Tahun 
1985 pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI, sedangkan di 
negara barat pada tahun 1869.
2. Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat professional.
3. Keterlambatan system pelayanan keperawatan., ( standart, bentuk praktik keperawatan, lisensi )
Menyadari
 peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia kesehatan akan 
berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi tercapainya 
tujuan kesehatan “ sehat untuk semua pada tahun 2010 “, maka solusi yang
 harus ditempuh adalah :
1.     Pengembangan pendidikan keperawatan.
Sistem
 pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan 
perawatan professional, pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan 
profesi dan pendidikan keperawatan berkelanjutan. Akademi Keperawatan 
merupakan pendidikan keperawatan yang menghasilkan tenaga perawatan 
professional dibidang keperawatan. Sampai saat ini jenjang ini masih 
terus ditata dalam hal SDM pengajar, lahan praktik dan sarana serta 
prasarana penunjang pendidikan.
2.     Memantapkan system pelayanan perawatan professional
Depertemen
 Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi, lisensi dan 
sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua penerapan model 
praktik keperawatan professional dalam memberikan asuhan keperawatan 
harus segera di lakukan untuk menjamin kepuasan konsumen/klien.
3.     Penyempurnaan organisasi keperawatan
Organisasi
 profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan dinamis serta 
kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi kepentingan 
organisasi dan mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan yang 
dapat dirasakan manfaatnya. Restrukturisasi organisasi keperawatan 
merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu organisasi profesi yang 
mandiri dan mampu menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan kualitas 
kinerja dan harapan akan masa depan yang lebih baik serta meningkat.
 
 
No comments:
Post a Comment