Sunday, May 27, 2012

ANEMIA


ANEMIA

  1. Definisi
Anemia adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin yang lebih rendah dari nilai normal (Emma Wirakusumah, 1999). Anemia pada ibu hamil terjadi bila kadar hemoglobinnya (Hb) dibawah 11 gr/dl.
Wanita hamil atau dalam masa nifas dinyatakan menderita anemia bila kadar hemoglobin dibawah 10 gr/dl perubahan fisiologis yang terjadap pada kehamilan sering menyulitkan diagnosis dan penatalaksanaan penyakit-penyakit kelainan darah. Penurunan kadar Hb pada wanita hamil sehat yang hamil disebabkan ekspansi volume plasma yang lebih besar daripada peningkatan volume sel darah merah dan hemoglobin. Hal ini terutama terjadi pada trimester kedua. Pada akhir kehamilan ekspansi plasma menurun sementara hemoglobin terus meningkat pada saat nifas bila tidak terjadi kehilangan darah dalam jumlah besar, konsistensi hemoglobin tidak berbeda dengan saat hamil. Biasanya hal ini bertahan selama beberapa hari sebelum akhirnya meningkatkan kenilai sebelum hamil.
 Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5>1.
    1. Kurang gizi (malnutrisi)
    2. Kurang zat besi dalam diit.
    3. Malabsorpsi
    4. Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
    5. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain

  1. Pembagian Anemia
1.    Anemia Defisiensi Besi
Pemeriksaan awal yang dilakukan adalah pemeriksaan darah tepi lengkap sediaan apus darah tepi, pengukuran konsentrasi besi serum dan atau penitin serum. Gambaran morfologi eritrosit mikrositik hipokrum lebih jarang ditemukan pada wanita hamil daripada wanita biasa dengan Hb yang sama.
2.    Anemia Akibat Perdarahan
Lebih jelas ditemukan dimasa nifas dapat disebabkan plasenta previa atau solusio plasenta atau anemia sebelum melahirkan, sering disebabkan aborsi, kehamilan ektopik dan mola hidatidosa.
3.    Anemia Megaloblastik
Biasanya disebabkan defisiensi asam folat, akibat kurang mengkonsumsi sayuran hijau, segar atau makanan dengan protein hewan tinggi.

  1. Etiologi
    Anemia kehamilan disebabkan oleh penyakit :
·         Yang didapat : Anemia defisiensi besi, anemia akibat perdarahan, anemia akibat radang atau keganasan, anemia megaloblastik, anemia hemolitik didapat, anemia aplstik atau hipoplastik.
·         Yang diturunkan /herediter: talasemia, hemoglobinopati sel sabit, hemoglobinopati lain, anemia hemolitik herediter.
·         Dan penyebab yang paling sering ditemukan: defisiensi besi dan perdarahan.
  1. Patofisiologi
    Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena terjadi dengan perdarahan 50 sampai 80 cc dan kehamilan dengan zat besi sebesar 30 sampai 40 mgr, kehamilan membutuhkan tambahan zat besi untuk meningkatkan sel darah merah dan sel darah merah janin, jika cadangan Fe minimal maka akan mengurangi persendian Fe akibatnya terjadi anemia pada kehamilan berikutny
  2. Manifestasi Klinis

·         Merasa cepat lelah
·         Sering pusing
·         Mata berkurang-kunang
·         Keluhan mual-muntah pada masa hamil muda.

  1. Penatalaksanaan
1.    Anemia Defisiensi Besi
Pemberian Fe sulfat, fumarat atau glukosa secara oral dengan dosis 1 x 200 mg, tidak perlu diberikan asam askorbat atau sari buah jika tidak dapat secara oral berikan secara parenterak. Untuk memenuhi cadangan besi, berikan terapi sampai 3 bulan setelah anemia diperbaiki.
2. Anemia Akibat Perdarahan
Atasi perdarahan untuk mempertahankan perfusi organ vital. Setelah hips volume teratasi dan hemostasis tercapai lakukan terapi pemberian Fe. Pada wanita dengan anemia sedang yang Hbnya > 7 gr/dl tidak demam dan stabil tanpa resiko perdarahan berikutnya. Terapi Fe selama 3 bulan lebih baik dari transpusi darah.
3. Anemia Megaloblastik
Pemberian asam folat 1 mg/hari secara oral diet yang bergizi dan besi biasanya setelah 4 – 7 hari terapi dimulai, hitung retikulosit mulai meningkat dan leukopenia serta trombositopenia yang terjadi terkoreksi.

  1. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
  • Aktivitas/Istirahat : Kelelahan, malaise, penurunan semangat untuk bekerja kebutuhan untuk tidur/istirahat lebih banyak.
  • Sirkulasi : Ada riwayat kehilangan darah kronis, palpasi (takikardia), pucat pada kulit, dan membran mukosa (konjungtiva, mulut, faring dan bibir).
  • Integritas Ego : Cemas, penolakan transfusi darah.
  • Eliminasi : Penurunan haluaran urine, distensi abdomen.
  • Makanan/Cairan : Penurunan masukan diet, mual-muntah, anoreksia adanya penurunan BB.
  • Pernafasan : Nafas pendek pada istirahat dan aktivitas., takipnea dan dispnea.
  • Keamanan : Demam rendah, berkeringat malam penyembuhan luka buruk, sering terindeksi.
  • Seksualitas : Serviks dan dinding vagina pucat.
2.    Diagnosa Keperawatan
a.    Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler.
b.    Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai oksigen dengan kebutuhan.
c.    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan/absobsi nutrien.
d.    Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan mengenai kondisi penyakit.
3.    Perencanaan
Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler.
Intervensi
Rasional
a.    Awasi tanda-tanda vital, kaji pengisian kapiler warna kulit, membran mukosa

b.    Berikan tranfusi darah sesuai indikasi


c.    Berikan oksigen sesuai indikasi
d.    Tambahkan pemasukan zat besi yang adekuat.
Dapat memberikan informasi tentang derajat / kesehatan adekuatan perfusi ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler
Meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen, memperbaiki defisiensi untuk menurunkan risiko perdarahan
Memaksimalkan transpor oksigen kejaringan
Menambah pemasukan zat besi.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai oksigen dengan kebutuhan
Intervensi
Rasional
a.    Kaji kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas
b.    Kaji kehilangan / gangguan keseimbangan gaya jalan, dan kelemahan otot
c.    Awasi TD, nadi, pernafasan, selama dan sesudah aktivitas
d.    Berikan lingkungan yang tenang dan pertahankan tirah baring, berikan klien istirahat yang cukup
e.    Gunakan teknik penghematan energi pada saat melakukan aktivitas.
Mengetahui seberapa besar aktivitas yang tidak dapat dilakukan
Mengetahui seberapa besar gangguan keseimbangan klien
Mengetahui tanda-tanda vital klien

Meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan menurunkan kerja jantung dan paru
Mendorong pasien untuk melakukan aktivitas dengan membatasi penyimpangan energi.


Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna makanan/absobsi nutrien.


No comments:

Post a Comment