ANEMIA
- Definisi
Anemia
adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin yang lebih rendah dari nilai
normal (Emma Wirakusumah, 1999). Anemia pada ibu hamil terjadi bila kadar
hemoglobinnya (Hb) dibawah 11 gr/dl.
Wanita
hamil atau dalam masa nifas dinyatakan menderita anemia bila kadar hemoglobin
dibawah 10 gr/dl perubahan fisiologis yang terjadap pada kehamilan sering
menyulitkan diagnosis dan penatalaksanaan penyakit-penyakit kelainan darah.
Penurunan kadar Hb pada wanita hamil sehat yang hamil disebabkan ekspansi
volume plasma yang lebih besar daripada peningkatan volume sel darah merah dan
hemoglobin. Hal ini terutama terjadi pada trimester kedua. Pada akhir kehamilan
ekspansi plasma menurun sementara hemoglobin terus meningkat pada saat nifas
bila tidak terjadi kehilangan darah dalam jumlah besar, konsistensi hemoglobin
tidak berbeda dengan saat hamil. Biasanya hal ini bertahan selama beberapa hari
sebelum akhirnya meningkatkan kenilai sebelum hamil.
Anemia adalah kondisi ibu
dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro,
2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5>1.
- Kurang gizi (malnutrisi)
- Kurang zat besi dalam diit.
- Malabsorpsi
- Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
- Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain
- Pembagian Anemia
1.
Anemia
Defisiensi Besi
Pemeriksaan awal
yang dilakukan adalah pemeriksaan darah tepi lengkap sediaan apus darah tepi,
pengukuran konsentrasi besi serum dan atau penitin serum. Gambaran morfologi
eritrosit mikrositik hipokrum lebih jarang ditemukan pada wanita hamil daripada
wanita biasa dengan Hb yang sama.
2.
Anemia
Akibat Perdarahan
Lebih jelas
ditemukan dimasa nifas dapat disebabkan plasenta previa atau solusio plasenta
atau anemia sebelum melahirkan, sering disebabkan aborsi, kehamilan ektopik dan
mola hidatidosa.
3.
Anemia
Megaloblastik
Biasanya
disebabkan defisiensi asam folat, akibat kurang mengkonsumsi sayuran hijau,
segar atau makanan dengan protein hewan tinggi.
- Etiologi
Anemia kehamilan disebabkan oleh penyakit :
·
Yang
didapat : Anemia defisiensi besi, anemia akibat perdarahan, anemia akibat
radang atau keganasan, anemia megaloblastik, anemia hemolitik didapat, anemia
aplstik atau hipoplastik.
·
Yang
diturunkan /herediter: talasemia, hemoglobinopati sel sabit, hemoglobinopati
lain, anemia hemolitik herediter.
·
Dan
penyebab yang paling sering ditemukan: defisiensi besi dan perdarahan.
- Patofisiologi
Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena terjadi dengan perdarahan 50 sampai 80 cc dan kehamilan dengan zat besi sebesar 30 sampai 40 mgr, kehamilan membutuhkan tambahan zat besi untuk meningkatkan sel darah merah dan sel darah merah janin, jika cadangan Fe minimal maka akan mengurangi persendian Fe akibatnya terjadi anemia pada kehamilan berikutny - Manifestasi Klinis
·
Merasa
cepat lelah
·
Sering
pusing
·
Mata
berkurang-kunang
·
Keluhan
mual-muntah pada masa hamil muda.
- Penatalaksanaan
1.
Anemia
Defisiensi Besi
Pemberian
Fe sulfat, fumarat atau glukosa secara oral dengan dosis 1 x 200 mg, tidak
perlu diberikan asam askorbat atau sari buah jika tidak dapat secara oral
berikan secara parenterak. Untuk memenuhi cadangan besi, berikan terapi sampai
3 bulan setelah anemia diperbaiki.
2.
Anemia Akibat Perdarahan
Atasi
perdarahan untuk mempertahankan perfusi organ vital. Setelah hips volume
teratasi dan hemostasis tercapai lakukan terapi pemberian Fe. Pada wanita
dengan anemia sedang yang Hbnya > 7 gr/dl tidak demam dan stabil tanpa
resiko perdarahan berikutnya. Terapi Fe selama 3 bulan lebih baik dari
transpusi darah.
3.
Anemia Megaloblastik
Pemberian
asam folat 1 mg/hari secara oral diet yang bergizi dan besi biasanya setelah 4
– 7 hari terapi dimulai, hitung retikulosit mulai meningkat dan leukopenia
serta trombositopenia yang terjadi terkoreksi.
- Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
- Aktivitas/Istirahat : Kelelahan, malaise, penurunan semangat untuk bekerja kebutuhan untuk tidur/istirahat lebih banyak.
- Sirkulasi : Ada riwayat kehilangan darah kronis, palpasi (takikardia), pucat pada kulit, dan membran mukosa (konjungtiva, mulut, faring dan bibir).
- Integritas Ego : Cemas, penolakan transfusi darah.
- Eliminasi : Penurunan haluaran urine, distensi abdomen.
- Makanan/Cairan : Penurunan masukan diet, mual-muntah, anoreksia adanya penurunan BB.
- Pernafasan : Nafas pendek pada istirahat dan aktivitas., takipnea dan dispnea.
- Keamanan : Demam rendah, berkeringat malam penyembuhan luka buruk, sering terindeksi.
- Seksualitas : Serviks dan dinding vagina pucat.
2. Diagnosa
Keperawatan
a.
Perubahan
perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler.
b.
Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai oksigen dengan
kebutuhan.
c.
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna
makanan/absobsi nutrien.
d.
Ansietas
berhubungan dengan kurang pengetahuan mengenai kondisi penyakit.
3. Perencanaan
Perubahan
perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler.
|
|
Intervensi
|
Rasional
|
a.
Awasi
tanda-tanda vital, kaji pengisian kapiler warna kulit, membran mukosa
b.
Berikan
tranfusi darah sesuai indikasi
c.
Berikan
oksigen sesuai indikasi
d.
Tambahkan
pemasukan zat besi yang adekuat.
|
Dapat memberikan
informasi tentang derajat / kesehatan adekuatan perfusi ekspansi paru dan
memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler
Meningkatkan jumlah sel
pembawa oksigen, memperbaiki defisiensi untuk menurunkan risiko perdarahan
Memaksimalkan transpor
oksigen kejaringan
Menambah pemasukan zat
besi.
|
Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai oksigen dengan
kebutuhan
|
|
Intervensi
|
Rasional
|
a.
Kaji
kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas
b.
Kaji
kehilangan / gangguan keseimbangan gaya jalan, dan kelemahan otot
c.
Awasi
TD, nadi, pernafasan, selama dan sesudah aktivitas
d.
Berikan
lingkungan yang tenang dan pertahankan tirah baring, berikan klien istirahat
yang cukup
e.
Gunakan
teknik penghematan energi pada saat melakukan aktivitas.
|
Mengetahui seberapa besar
aktivitas yang tidak dapat dilakukan
Mengetahui seberapa besar
gangguan keseimbangan klien
Mengetahui tanda-tanda
vital klien
Meningkatkan istirahat
untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan menurunkan kerja jantung dan
paru
Mendorong pasien untuk
melakukan aktivitas dengan membatasi penyimpangan energi.
|
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan
mencerna makanan/absobsi nutrien.
|
No comments:
Post a Comment